27. Jisung side story: Huft

367 63 5
                                    


Chaewon, Yeji, dan Jisung sama-sama anak tunggal sebelum mereka ketemu satu sama lain sebagai saudara.

Apalagi Jisung. Sebelum papanya nikah sama Seulgi, Jisung belum pernah ngerasain manggil seseorang dengan sebutan 'mama'.

Mama kandung Jisung harus meregang nyawanya ketika sedang berjuang melahirkan Jisung yang kala itu harus lahir prematur.

Alhasil, Jisung cuma tinggal sama papa atau kadang dia panggil papi, suka-suka deh. Kalo Brian kerja biasanya Jisung dititip ke rumah om nya. Waktu bayi, ada satu wanita baik yang mau memberikan ASI nya buat Jisung. Pas Jisung udah SD sekitar kelas 4, dia ketemu Felix dan jadi temen baik sampai sekarang. Kalo Brian belum pulang kerja juga, Jisung selalu main kerumah Felix. Bahkan Krystal dan Jongin udah kenal juga sama Brian.

Tapi mereka masih gak nyangka aja, kalau Brian akan nikah lagi sama Seulgi. Gak ketahuan PDKT nya, tiba-tiba udah nikah aja.

Pagi ini, Jisung, Brian, dan Seulgi udah lagi sarapan di meja makan. Yeji sama Chaewon pergi kerumah Heejin. Tadi udah ditawarin sarapan sama Seulgi, tapi mereka gak mau.

"Papi, Jisung masih boleh minta adek, nggak?" tanya Jisung yang membuat kedua orang tuanya itu kaget. Bahkan Brian sampai tersedak makanannya.

Brian pun meneguk air putih di gelasnya, "Kamu kok tumben-tumbenan tanya itu lagi" katanya.

"Dulu kan gak ada mama, sekarang ada mama" ucap Jisung dengan wajahnya yang terlihat melas.

Seulgi pun tersenyum lalu mengusap pelan pundak Jisung yang duduk di sebelahnya, "Jisung...." panggilnya dengan nada yang sangat halus
"Mama sama papa kan udah gak muda lagi. Kamu juga udah gede. Kami rasanya udah gak sanggup kalau harus ngurus bayi. Kamu, Yeji, sama Chaewon bagi mama dan papa udah cukup banget. Walaupun kalian bertiga seumuran, anggap aja Yeji dan Chaewon itu adik kamu, ya?"

Jisung menunduk merasa bersalah. Harusnya kata-kata itu tidak keluar dari mulutnya tadi. Entah mengapa akhir-akhir ini Jisung jadi begini. Kemarin, tanpa sadar dia udah bentak Chaeyeon. Sekarang tiba-tiba nanyain itu ke orang tua nya.

Jisung merasa bersalah banget sama mama karena dia tahu Brian sangat gak suka dengan pertanyaan Jisung yang satu itu.

"Iya, ma. Maafin Jisung ya, ma. Harusnya aku gak tanya hal itu ke kalian" jawabnya.

"Papa ke depan dulu" kata Brian meninggalkan kursinya dan berjalan menuju keluar rumah.

"Ma, papa marah. Ini salah Jisung. Aku pernah denger papa bilang kalau dia takut kejadian kayak mama kandung aku terulang lagi" ucap Jisung setelah mendengar pintu depan ditutup

"Gak apa-apa, sayang. Wajar buat papa mu trauma soal itu. Tapi pasti lama-lama akan hilang, toh kejadiannya sudah sangat lama, kamu aja udah mau kuliah. Sekarang kamu bantuin mama beresin piring, ya?" Jisung sangat merasakan perbedaan antara dulu dan sekarang setelah ia tinggal bersama Seulgi.

Papa nya mana pernah menasehati Jisung dengan lembut seperti itu. Biasanya papanya akan memilih untuk diam atau bahkan mengeluarkan kata-kata yang nyelekit saat marah.

"Jisung sayang mama. Jisung boleh peluk mama?" ia bertanya kepada Seulgi yang hendak berdiri

Seulgi pun merentangkan tangannya, "Boleh, sini" katanya.
Jisung pun menghambur ke pelukan Seulgi.

Oh, ini rasanya pelukan seorang ibu. Ini rasanya mempunyai sosok ibu di hidupnya.

Perlahan, isakan kecil mulai terdengar. Jisung menangis,
"Eh, kok kamu nangis?" tanya Seulgi sembari mengusap rambut Jisung

"Semenjak aku remaja, papa udah jarang peluk aku kayak dulu. Sekarang aku udah bisa ngerasain rasanya pelukan seorang ibu yang biasa temen-temenku dapet, tapi aku enggak." jawabnya

[i] sparks ; chaelix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang