Novel

1.7K 200 31
                                    



Beomgyu tidak suka baca novel fiksi sejak dulu. Menurutnya cerita-cerita fiksi seringkali hanya membuang waktu untuk dibaca, serta alur yang dapat ia tebak akhirnya. Namun, sudah seminggu ini ia tampak terobsesi dengan novel bersampul warna merah bata. Novel yang ia beli saat bazaar buku minggu lalu. Bukan sengaja pula belinya, adiknya yang menyelundupkan.

"Penulis sialaaaan!!" teriaknya sambil melempar novelnya ke pojok kelas. Seisi kelas sampai kaget dan menatapnya heran. Untung saja sedang jam istirahat.

"Kenapa, Gyu?" tanya seorang teman sekelasnya.

"Tokoh kesayangan gue dibikin mati!" bentak Beomgyu yang justru jadi tertawaan siswa di kelas.

"Baper banget hahaha. Protes aja sama penulisnya!" sahut teman lainnya.

Beomgyu mendengus kesal, tak akan baca novel fiksi lagi. Tapi, mungkin karena terlalu sayang dengan tokoh pada novel itu, Beomgyu ingin menemui si penulis untuk menyalurkan kekesalannya.

Berhari-hari Beomgyu mengulik informasi tentang penulis novel itu, bahkan sampai kantor penerbitnya ia datangi. Sekarang ia ada di depan rumah si penulis. Di ketuk-ketuk pelan pintunya sambil mengucapkan salam. Tak lama, pintu dibuka oleh sosok tinggi dan berlesung pipi.

"Cari siapa, ya?" tanya orang itu.

"Ini benar rumahnya Namjoon Kim?"

"Oh, kamu Beomgyu yang hubungi saya kemarin, ya? Ayo masuk!" ajak si Pemilik rumah. Beomgyu mengikuti lelaki itu masuk ke rumahnya, lalu duduk setelah dipersilakan. 

Bertemankan teh dan kue kering di meja, pembicaraan mereka dimulai. "Jadi, ada perlu apa?" tanya lelaki itu dengan senyum yang terpaut rapi.

"Saya mau protes, Pak! Kenapa karakter Taehyun dibikin mati? Padahal karakternya bagus! Jalan ceritanya sudah nggak seru lagi setelah Taehyun mati!" katanya tegas dengan semangat berkobar-kobar bikin Pak Namjoon sampai melongo.

Pak Namjoon tepuk tangan sambil tertawa. Ia lalu menyesap tehnya dan berkata, "Ya ampun, nggak nyangka saya, kamu sesayang itu sama Taehyun sampai datang kemari."

Setelah diletakkan kembali cangkirnya ke atas meja, Pak Namjoon menyandarkan badannya di sofa agar lebih santai. "Begini Beomgyu, saya buat Taehyun mati karena dia bukan tokoh utama. Dia harus mati supaya bisa menyatukan protagonis dengan protagonis kedua," kata Pak Namjoon menjelaskan.

Beomgyu yang tadinya duduk tegak, seketika menjadi lemas dan ikut bersandar di sofa. "Tetep aja nggak adil, Pak! Saya udah terlanjur sayang, eh dimatiin," ucapnya lirih, tetapi masih bisa di dengar oleh lawan bicaranya.

Pak Namjoon menghembuskan napasnya panjang, lalu mengetik sesuatu di ponselnya. Sedikit kasihan juga rupanya melihat anak SMA yang jauh-jauh kemari hanya demi seorang karakter fiksi.

"Gini aja deh, kamu saya kenalin ke Taehyun asli, gimana? Sifatnya nggak jauh, kok," kata Pak Namjoon.

"Hah? Maksudnya gimana, Pak?" tanya Beomgyu kebingungan.

"Coba tengok ke belakang."

Beomgyupun menoleh ke belakang mengikuti instruksi dari Pak Namjoon. Dilihatnya sesosok lelaki tampan, berhidung mancung, alis tegas, serta tatapan tajam menatap ke arahnya. Beomgyu tak berkedip karena terpana dengan orang itu. Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Beomgyu lalu tersenyum. Ia berkata, "Halo, saya Kang Taehyun."


Selesai

BAKING POWDER | Kumpulan Cerita TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang