I Lost The Summer

551 53 7
                                    

Pair: Taegyu



Hai semua!

Namaku Beomgyu, saat ini kelas 2 SMA. Aku mau berbagi sedikit cerita dengan kalian di sini. Aku punya pacar, namanya Kang Taehyun. Pertama kali bertemu dengannya di Masa Orientasi Sekolah. Kami berdua sama-sama masuk dalam barisan tidak disiplin, tepatnya dia di sebelahku.

Awalnya aku tak terlalu memerhatikannya, aku takut jika dimarahi oleh senior saat itu. Tapi, dia dengan segala ketidaktakutannya mengatakan padaku, "Santai aja, itu Kakak gue ketuanya, namanya Kak Yeonjun." 

Aku agak ... melongo sih.

Walaupun Kakaknya itu ketua, tapi aku bukan siapa-siapa di sini, 'kan? Jadi tak ada alasan buatku untuk berbuat sembarangan. Namun, tiba-tiba dia memegang tanganku lalu mengatakan kepada panitia, "Kak, dia sakit, izin ke tempat kesehatan." Ajaibnya, panitia mengizinkan kami berdua untuk pergi.

Aku pikir dia akan membawaku ke tempat kesehatan, tapi kenyataannya dia membawaku ke kantin sekolah. Sebenarnya aku tahu ini salah, tapi entah mengapa aku manut-manut saja.

Di kantin, dia mentraktirku makan. Kami berkenalan dan berbincang-bincang menceritakan diri sendiri satu sama lain. Kami juga bertukar kontak supaya bisa saling berkomunikasi walau kelas kami berbeda.

____

Singkat cerita, satu bulan berlalu. Dia selalu ke kelasku setiap jam istirahat, lalu mengajakku makan berdua di kantin. Awalnya aku kira dia tak punya teman di kelas, tapi perkiraanku salah. Hampir setiap siswa yang berjumpa di koridor selalu menyapanya lebih dulu. Dia punya banyak teman. Dari sini aku mulai berpikir mengapa hanya aku yang selalu ia ajak?

Dua bulan terlewati. Kami lebih dekat dari bulan pertama. Karena aku naik bus, dia berinisiatif untuk berangkat dan pulang bersamaku. Dia juga sering mampir ke rumahku. Menonton film berdua, makan berdua, main game berdua, juga belajar berdua sudah jadi rutinitas kami.

Perasaanku mulai tumbuh. Aku mulai menyayanginya, lebih dari sekedar teman. Hari-hariku terasa lebih ringan saat bersamanya. Aku ingin memiliki Taehyun seutuhnya.

Hari itu hari minggu, sudah lebih dari tiga bulan kita dekat. Dia mengajakku bermain game di rumahnya. Kita bermain game seperti biasa, di kamarnya dengan bertemankan beberapa toples kue kering dan soda. Oh iya, Taehyun itu tidak minum soda, tapi selalu menyiapkan soda untukku.

Hampir dua jam kami bermain, tapi dia terus saja kalah. Hal yang sangat aneh bagiku. Akhirnya aku putuskan untuk bertanya apakah dia sedang ada masalah. Dia tak menjawab, tapi tiba-tiba dia menatapku agak lama. Aku terdiam, jantungku berdebar berkali-kali lebih kencang. 

"Beomgyu, aku sayang kamu, lebih dari sahabat. Apa kamu mau jadi pacarku?" katanya saat itu. Lidahku kelu, tak ada kata yang dapat ku katakan saat itu. Yang aku tahu, ternyata perasaanku tak bertepuk sebelah tangan.

Aku mengangguk, menandakan hubungan asmara kami mulai terjalin.

Aku dan Taehyun menjalani hubungan layaknya kisah manis masa SMA seperti di televisi. Dia selalu perhatian denganku, dia selalu menyayangiku, dia selalu memberikan pundaknya kepadaku saat aku merasa lelah. Begitupun sebaliknya.

Hari demi hari kami lewati. Berbagai kisah manis kami ukir bersama. Hubungan kami sudah lebih dari tujuh bulan lamanya. Ada satu hal yang sangat membekas bagiku, yaitu saat pertama kali dia menciumku.

Kala itu kami merayakan usainya UAS dengan makan es krim berdua di kamarku. Aku terlalu senang, sampai-sampai cara makanku agak berantakan. Tiba-tiba tangannya terulur menyentuh bibirku, membersihkan sisa es krim yang menempel di sana. Aku sedikit terkejut, lalu menatapnya dengan jantung yang berpacu cepat.

Tatapan matanya dalam, aku tenggelam di dalamnya. Perlahan ia mendekatkan wajahnya dengan tangannya yang masih menyentuh pipiku. Bibir kami bertemu, dapat aku rasakan bibirnya yang terasa manis es krim stroberi. Bulu kudukku merinding diiringi dengan sensasi menggelitik di perut. Rasanya aneh, namun aku tak ingin berhenti. 

Ia lalu tersenyum menatapku setelah menyudahinya.

____

Kami lalu memasuki kelas 2 SMA, masa pertengahan yang kata orang-orang akan terasa lebih menyenangkan. Nyatanya tak semenyenangkan itu. Di semester dua, kami terpaksa harus mulai menjalani hubungan jarak jauh karena dia pindah ke Singapura mengikuti keluarganya.

Sejujurnya aku belum pernah menjalani LDR sebelumnya. Ditambah Taehyun yang biasa menempeliku setiap hari, aku sedikit ragu. Kami tak dapat bertemu, namun kami bisa saling memberi kabar melalui pesan chat. Ini sulit. Aku rindu, tapi tak dapat bertemu. Tak dapat ku hirup aroma wanginya yang biasa memanjakan hidungku.

Kalian tahu? Saking rindunya aku sampai membeli parfum yang sama dengannya haha. Namun, ternyata aku merindu sosoknya, bukan wanginya saja. 

Mulai minggu ketiga, ia jarang mengabariku. Dari yang setiap hari selalu bertukar pesan, kini menjadi dua hari sekali, itupun tak terlalu spesial. Pikiranku mulai merembet kemana-mana. 

Sesibuk itukah dia?

Atau dia bosan denganku?

Apa dia punya orang lain di sana?

Aku terus saja terlarut dalam bayang-bayang negatif tentangnya, meski ku sudah mencoba menghilangkannya.

"Kamu sibuk banget, ya?"

"Iya."

"Kamu nggak selingkuh 'kan?"

"Ngapain juga selingkuh?"

"Ya abisnya kamu nggak ngabarin aku, walaupun itu cuma say 'hi' aja. Jadi ya ... atau kamu bosen sama aku?"

"Beomgyu ... stop mikir yang enggak-enggak." kata Taehyun dua hari yang lalu kepadaku.

Malam ini aku menatap bulan dari jendela, melihat sinarnya yang mungkin dapat mengobati sakit rinduku kepadanya. Sampai kapan aku harus merasa seperti ini? Ini sudah memasuki minggu kelima, namun hubungan kami sepertinya kian memburuk saja. Aku sering mengomel, tapi sepertinya dia santai sekali, ya?

Ponselku berbunyi, suaranya memecah lamunanku. Aku segera bangkit dan mengambilnya. Ternyata ada sebuah panggilan masuk dari calon kakak iparku.

"Halo, Kak Yeonjun tumben telpon, ada apa?" 

"Beomgyu ... gue tahu ini sulit, tapi gue harap lo bisa terima."

"Maksudnya apa, ya?"

"Ikhlasin Taehyun, ya."

"Hah? Maksud Kakak apa?"

"Dia udah nggak ada, Beomgyu."

"Hah?"

Lututku mendadak lemas, dadaku terasa sakit diikuti dengan kepala belakang yang tegang. Rasanya seperti genderang perang tiba-tiba digaungkan di telingaku. Air mataku mulai menggenang disertai dengan perasaan panik yang tak karuan.

"Kakak jangan bercanda!" 

"Beomgyu, sebenarnya kita pindah ke Singapura ... karena Taehyun harus berobat di sini. Tapi, nyatanya Tuhan lebih sayang dia."

Aku terduduk lunglai, tanganku tak mampu mengangkat ponsel lagi. Butuh beberapa detik hingga akhirnya tangisku pecah dan orang tuaku datang ke kamar.

Andai aku tahu sedari awal, aku tak akan pernah berprasangka buruk kepadamu, aku tak akan mengomel, apalagi menuduhmu berselingkuh. Tapi, aku sudah terlambat, ya?

Taehyun, jika kau adalah satu dari empat musim, kau itu musim panasku. Memberikanku sejuta keceriaan. Namun, sekarang aku tak punya musim panas lagi.

selesai

BAKING POWDER | Kumpulan Cerita TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang