Hamil

1.6K 201 28
                                    


Kejadian ini terjadi sekitar satu minggu yang lalu. Kala itu, Yeonjun berniat mengambil air di dapur setelah bangun dari tidur siangnya. Dengan kaos warna putih polos dan celana santai sepaha, ia berjalan melewati kamar adiknya yang tertutup.

"Tae, beneran hamil!" kata adiknya dari dalam kamar.

Yeonjun haus, tetapi kalimat yang ia dengar barusan seperti menghilangkan segala dahaganya. Yeonjun mendekat ke arah pintu, lalu menempelkan daun telinganya, berniat menguping.

"Serius?" sahut lawan bicara adiknya.

"Iya! Tadi aku periksain, kata dokternya beneran hamil." 

Bulu kuduk Yeonjun merinding. Dalam hatinya bertanya-tanya, mana bisa lelaki hamil? Jika memang adiknya hamil, berarti pacar adiknya yang kurang ajar itu sudah kelewat batas, dong?

"Kak Yeonjun, ngapain di sini?" suara lelaki dengan nada lembut di belakangnya mengalihkan atensinya. Yeonjun menarik Soobin yang berdiri di belakangnya untuk ikut menguping bersamanya.

"Kita ngapain, Kak?" tanya Soobin kebingungungan. Yeonjun meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya lalu berbisik, "Sssstt ... Adekmu sama Pacarnya udah keterlaluan."

"Hah?"

"Dengerin," kata Yeonjun sambil menunjuk-nunjuk pintu. Soobin mengangguk, lalu ikut mendengarkan percakapan orang yang di dalam kamar.

"Berarti kita bakal punya bayi yang lucu-lucu, Gyu! Kita perlu persiapan banyak."

"Tapi, aku nggak yakin Mama bakal ngizinin."

"Kan ada aku, nanti aku rawat juga. Kalau keluargamu nggak mau nerima, ya biar ikut aku aja."

Soobin memicingkan matanya, sembari terus menempelkan telinganya pada pintu itu. Otaknya masih memproses apa yang sedang adiknya bicarakan.

"Tapi keren nggak sih, cuma satu kali hubungan bisa langsung hamil."

"Satu kali apanya? Tiga kali tahu!"

Soobin dan Yeonjun menegang bersamaan, saling bertatapan dengan mata membulat tak percaya. Soobin menutup mulutnya dengan satu tangan, masih terkejut. "Nggak mungkin...."

"Apa iya? Aduh aku lupa."

"Iya, yang pertama di sini, yang kedua di rumahmu, yang ketiga di rumah Huening. Ah ... yang pas ketiga si Huening sampai rekam segala. Masa kamu lupa?"

"Brengsek!" umpat Yeonjun sambil terbelalak, sementara Soobin menutupi wajahnya hendak menangis. "Kak, kita gagal ngedidik dia jadi anak baik-baik," kata Soobin.

"Huening ngerekam gituan buat apa coba?"

"Buat disebar di twitter lah, emang buat apa lagi. Biar viral terus followers-nya naik."

"Beomgyu, jangan dielus kepalanya dulu. Lagi mode sensitif. Nanti kalau kamu diserang bisa repot, Sayang."

"Hahaha, tapi sekarang kayaknya aku udah terbiasa sama kelakuannya deh, Tae. Malah aku seneng bisa main-main sama dia."

Tangan Yeonjun mengepal. Amarahnya sudah tak dapat dibendung lagi. Ia meraih gagang pintu itu dengan mata merah menyala, lalu ia buka dengan kasar dan berteriak, "KALIAN NGAPAIN!"

Taehyun dan Beomgyu yang duduk di lantai beralaskan karpet hanya terdiam kaget melihat Yeonjun dan Soobin yang nampak emosi.

"Apa kalian nggak sadar? Kalian udah lakuin hal yang salah! Seks sebelum nikah itu nggak boleh, Dek!" kini Soobin yang berbicara dengan air mata yang terekspos membanjiri wajahnya.

"Hah?" kata Taehyun dan Beomgyu kebingungan.

Yeonjun mengepalkan tangannya lalu berkata dengan tegas, "Sekarang kamu hamil! Apa kata orang-orang nanti? Sekolah kalian bisa berantakan! Aku nggak peduli Taehyun mau tanggung jawab, tapi hidup Beomgyu kedepannya bisa hancur!"

Beomgyu melongo. Ia kebingungan. Tak lama setelah memahami situasi, ia lalu tertawa dan berkata, "Kak, kayaknya ada salah paham, deh. Aku mana bisa hamil? Emang Kakak kira kita hidup di omegaverse? Hahaha."

"Hah?" kata Yeonjun dan Soobin bersamaan.

"Sebenarnya yang hamil itu Bubi, kucingnya Beomgyu. Kebetulan Bubi kami jodohkan sama Hobak, kucingku," kata Taehyun sambil menggaruk tengkuknya lalu nyengir di akhir.

Begitulah kejadiannya. Saat kita membeli kue bolu cokelat keju, harusnya kita makan sekali potongan bersamaan, memakan kejunya saja akan merubah rasa dan pengalaman. Sama halnya ketika kita hanya mendengarkan orang lain bicara hanya separuhnya saja, kesimpulan yang kita terima bisa berbeda dari kenyataannya.


Selesai

BAKING POWDER | Kumpulan Cerita TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang