Teman Baru

9 1 0
                                    

Saat mentari pagi menyapa Indra penglihatan, kicauan riang burung yang saling bersahutan mengalun indah di telinga, bunga yang bermekaran penuh warna-warni ditaman. Pepohonan yang rindang. jajaran tumbuhan hijau yang tertata rapi menyegarkan mata bagi yang melihat. Terlihat dua sosok anak manusia yang sedang terlibat kejar-kejaran bercanda gurau saling melempar canda tawa satu sama lain.

" Ha ha ha kejar aku kalau bisa ha ha ha" ujarnya sambil terus berlari

" Lihat saja saat aku berhasil menangkap mu, akan aku pastikan kamu tidak akan bisa lari dari genggaman ku Naya " sambungnya dengan nafas tersengal-sengal Karena berlari mengejar Naya

" Aku tidak peduli ha ha ha, ayo tangkap aku kalau kamu bisa" ucapnya dengan tawa riang .

" Jangan menyesal jika aku menangkap mu". Merasa dirinya tertantang Rangga mempercepat larinya dan benar saja pada saat itu juga tangan nya meraih tangan Naya

" Aha aku menangkap mu Naya, aku menangkap mu ". Ucapnya sambil lompat kegirangan dengan tangan yang masih menggenggam tangan Naya.

" Ya kamu berhasil menangkapku. Sekarang lepaskan tanganku"

" Tidak. bukankah sudah ku bilang, jika aku sudah mendapatkan apa yang aku mau, aku tidak akan melepaskannya"

" Apa kamu akan terus menggandeng tangan ku". tanyanya dengan mengerjakan mata lucu. Rangga tampak menimang-nimang jawaban yang akan dia berikan pada Naya

" Emb jika harus begitu maka aku akan melakukannya, ayo kita berjanji menjadi teman sejati, teman abadi, dan teman sehidup semati, berjanjilah kita akan melangkah bersama tanpa melepaskan genggaman erat kita, mari kita lewati hari-hari yang menyenangkan selanjutnya".

" Aku berjanji, sekarang lepaskan tangan ku dan ayo kita duduk aku sangat lelah ". Rangga pun mengangguk setuju karena sejujurnya dia juga merasa sangat lelah saat bermain aksi kejar-kejaran tadi . Mereka memilih duduk di bawah pohon rindang, sampai terdengar suara yang memanggil namanya.

" Rangga disini". Panggilnya dari kejauhan sambil melambaikan tangan, Rangga yang mendengar namanya di panggil sontak menoleh ke arah sumber suara.

" Oh reyno, dimas ". Balasnya sambil melambaikan tangan, mereka berdua pun melangkah menuju ke arah Rangga dan Naya

" Ternyata kamu disini. Kami baru saja pulang dari rumah mu "ujar si reyno

" Kalian mencari ku ada apa "

" Ayo kita bermain bola" . Sambung Dimas dan menunjukkan bola yang ada di tangannya. Naya yang tidak mengenal mereka berdua hanya bisa diam memperhatikan. Sebenarnya mereka berdua juga teman sekelas Naya hanya saja karena Naya siswa baru dia tidak terlalu paham dengan teman-teman sekelasnya. Menyadari keberadaan Naya yang bersembunyi di belakang Rangga, Dimas pun melambaikan tangannya ke arah Naya

" Hy Naya kamu disini juga" sapa Dimas dengan senyuman ramahnya. Naya sedikit terkejut, tapi dia berhasil menutupi keterkejutannya dengan senyuman lembutnya

" Hy juga kamu mengenalku" tanyanya sedikit penasaran

" Apa yang kamu katakan tentu saja aku mengenal mu, kita kan satu kelas, aku Dimas dan ini reyno" tunjuknya ke arah reyno, yang ditunjuk hanya tersenyum canggung, Naya yang mendengar itu pun membelalakkan mata terkejut

" Benarkah, astaga maaf kan aku, aku tidak terlalu memperhatikan mu" katanya sedikit menyesal

" Tidak apa aku mengerti, kedepannya kamu harus lebih sering memperhatikan ku dan sekarang kita adalah teman". Reyno yang mendengar ucapan konyol temannya itu langsung mengolok-olok nya

" Apa ibumu tidak pernah memperhatikan mu, sampai-sampai kamu mencari perhatian orang lain, cihh kasihan sekali". Godanya pada dimas mereka pun akhirnya terlibat adu mulut sampai sebuah suara mengintrupsi mereka untuk berhenti .

"Sudah cukup, jika kalian masih bertengkar maka akan kupastikan kepala kalian yang akan menjadi bola". Ujar si Rangga dengan kata-kata sedikit mengancam, Dimas dan reyno hanya bergidik ngeri mendengar ucapan rangga, Naya yang melihat bagaimana interaksi ke tiga temannya itu hanya bisa menahan senyum geli.

" Ya ya baiklah, sekarang ayo kita bermain," ajak reyno

" Apa kalian akan bermain bola, lalu bagaimana dengan ku". Tanya naya

" Jangan khawatir kamu bisa jadi wasitnya". Sambung Dimas, Rangga pun ikut menimpali tak terima

" Lalu menurutmu hanya 3 orang yang bermain bola, itu tidak adil". Ucapnya sedikit kesal

" Bagaimana kalau kita ke rumah ku saja". sahut Naya memberi saran

" Itu ide bagus kalian berdua pasti belum makan kan, ayo kita pergi kerumah Naya untuk menguras berasnya" ucap si rangga sambil merangkul kedua temannya, melangkah pergi, mendengar kata makanan Dimas dan reyno terlihat sangat bersemangat.

" Woah ini hari keberuntungan kita, Naya bersiaplah kami akan menguras seluruh makanan mu". ucap si Dimas sedikit mengeraskan suaranya tanpa berbalik badan ke arah Naya dengan diiringi tawa jahatnya. Naya yang mendengar itu hanya memandang cengo ketiga temannya itu.

" Heyy apa kalian gila, kalian akan pergi ke rumah ku hanya untuk makan, dasar tidak tau malu". Sahut nya sedikit berteriak kesal sambil menggerutu tak jelas dengan langkah kaki yang mengikuti di belakang ketiga temanya itu, tapi sebenarnya dalam hatinya dia tersenyum senang memiliki teman yang sedikit gila seperti mereka, hatinya kini benar-benar terhibur dengan kedatangan kedua teman barunya itu.


Jangan lupa like dan comment kalau suka. Kalau nggak suka ya gpp sih😅 tapi aku harap kalian suka sama cerita aku , btw tolong kasih sarannya ya dan maaf kalau masih banyak kekurangan 🙏 selamat membaca terima kasih👋👋😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang