Selamat datang di cerita kedua ku. . .
Typo bertebaran. . . Langsung comment jika menemukan typo. . .
Happy Reading,
Angin malam menerpa tubuh ramping Dera, gadis yang tengah melamun di depan teras rumah. Gadis yang terlihat sangat kurus dengan perut membuncit tersebut tengah meratapi nasib yang menerpa hidupnya. Menyalahkan garis takdir yang menyulitkan hidupnya. Tapi dia sadar bahwa, jalan hidupnya memang sudah ditentukan.
Rasanya Dera masih tidak percaya. Bahwa kini ia menjadi sebatang kara. Bukan, bukan karena orang tuanya telah meninggal. Tetapi karena kesalahan yang telah diperbuatnya sendiri. Kesalahan yang membawa penderitaan bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi keluarganya.
Dera Agustina, gadis kelahiran bulan Agustus ini bukanlah anak dari keluarga kaya. Dia berasal dari keluarga sederhana. Bahkan untuk biaya sekolahpun, orang tuanya harus banting tulang mencari biaya. Keluarga Dera tinggal di sudut kota Semarang, di sebuah desa yang mayoritas penduduknya berada dikalangan menengah kebawah. Tetapi warga desa tersebut sangat menjunjung tinggi norma agama dan norma social.
Orang tua Dera sangat berharap setelah lulus SMA agar bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi supaya dapat mengankat derajat keluarga mereka. Biaya yang selama ini menjadi kendala, sebisa mungkin mereka upayakan untuk keberhasilan pendidikan Dera. Tapi takdir berkehendak lain.
Dera yang telah dibutakan oleh cinta akhirnya terjerumus oleh rayuan laki-laki tak bertanggungjawab. Dera hamil tepat setelah pengumuman hasil kelulusan sekolah SMAnya. Hari bahagia sekaligus bencana bagi Dera. Setelah mengetahui bahwa dirinya hamil, Dera dan keluarga pergi menemui keluarga kekasihnya. Rean adalah nama kekasih Dera yang berasal dari keluarga terpandang. Harapan hanyalah tinggal harapan. Penyesalan hanyalah tinggal penyesalan. Keluarga Rean bukan memberikan pertanggungjawaban tetapi malah mengina dan merendahkan keluarga Dera. Sedangkan Rean sendiri tidak mau mengakui bahwa janin yang dikandung oleh Dera adalah darah dagingnya sendiri.
Keluarga Dera terus menyudutkan dan menyalahkannya. Seminggu sudah Dera mengurung dirinya di kamar dan menolak untuk makan. Selama seminggu juga Dera mencoba untuk bunuh diri. Tapi takdir sepertinya belum memutuskan dirinya untuk mati.
Kabar mengenai kehamilannya pun sudah menyebar. Banyak tetangga yang mengolok-olok keluarganya. Semakin membuat hati Dera sakit. Dera yang selalu menjadi kebanggaan keluarga, kini malah menyebarkan aib yang sangat menyakitkan bagi orang tua serta kakaknya.
Dera mencoba bertahan dengan cemooh dan hinaan semua orang. Hatinya semakin sakit ketika melihat ibunya menangis dipelukan ayahnya. Menangis karena dianggap tidak bisa mendidik anaknya dan juga karena nasib buruk yang menimpa anaknya. Hingga akhirnya dia memilih pergi meninggalkan keluarganya.
Dera pergi dari rumah hanya berbekal tabungan yang dia punya. Dia tidak tahu mau kemana, hingga dengan asal dia memesan tiket menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta, Dera binggung harus kemana. Uang yang dia punya tidak akan cukup jika harus dibagi untuk menyewa kost dan makan. Dia binggung harus bagaimana. Mau mencari pekerjaan, dia hanya lulusan SMA dan kondisi sedang hamil muda.
Mungkin Tuhan masih berbaik hati untuk menolongnya. Saat tengah kebinggungan memikirkan nasib kedepannya, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Kaget dan reflek berteriak, karena Dera berpikir itu adalah orang jahat hingga menimbulkan kegaduhan di terminal.
"Hey, Dera, , , ini mbak Salsa. Tetangga kamu." Begitulah suara yang terdengar ditengah kekagetan Dera. Dera yang menyadari itu adalah Salsa langsung memeluknya dan menangis sesenggukan. Salsa yang kaget langsung menenangkannya dan meminta maaf pada orang-orang yang mengerumuni mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERAKSA (Selesai)
De Todo#1 in Singleparent 02/11/021 Dera, gadis yang baru saja menamatkan pendidikan SMA harus menerima kenyataan pahit yang menimpa dirinya. Hamil diluar nikah oleh pacarnya yang tidak mau bertanggungjawab dan membuat keluarganya menjadi gunjingan masyara...