Back to School or Back to Cool?

865 85 2
                                    

🍃

Hari ini adalah hari dimana ulangan semester ganjil dilaksanakan. Dinda sekarang sedang sarapan sambil menghapal materi karena tadi malam ia tidak sempat belajar. Awalnya, Dinda semangat empat lima belajar namun karena notifikasi ponsel yang berbunyi membuatnya berpaling dari buku ke ponsel.

"Makanya dek, tadi malam itu belajar! Ini malah main hape sampe larut! Bunda sita juga itu hape, ya!" kata bunda lalu menaruh piring berisi nasi goreng dan sepotong ayam goreng.

Dinda menghiraukan bunda dan terus menghapal materi sembari mengunyah. "Uhuk! Uhuk!"

"Kualat kan Lo? Makanya diajak ngomong bunda tu nyaut!" Juna meledek Dinda yang sedang kelimpungan mencari minum sampai-sampai wajahnya memerah.

Bunda menyerahkan gelas berisi air putih dan segera di minum hingga tandas oleh Dinda. Selesai meredakan rasa sakit akibat tersedak, Dinda melirik Juna tajam.

"Maafin ya bunda?" ucap Dinda sambil menatap bunda dengan berkaca-kaca. Bunda tersenyum lembut lalu mengusap rambut anaknya sayang, "Nggak papa, kamu belajar aja lagi. Bunda doain nilainya bagus!"

"Aamiin." ujar Dinda, Juna dan ayah bersamaan.

Mereka berangkat menuju tujuan masing-masing. Dinda sudah sampai di kelasnya dan duduk di tempat yang sudah di sediakan berdasarkan no urut absen. Dinda membuka ponselnya lalu mulai memfoto materi-materi yang sekiranya ada di soal.

"Woi! Parah! Lu foto ya?" Denis memergoki Dinda karena tempatnya berada di belakang tempat duduk Dinda. "Bacot! Minggirin tangan Lo!"

Denis tertawa lalu mendekatkan wajahnya. "Ati-ati loh! Ntar pengawasnya pak Arya."

Dinda membulatkan matanya, "Demi apa Lo?! Bukannya dia hari Rabu?"

Denis mengangguk lalu melangkah dan duduk di tempatnya. Dinda memutar badannya menatap Denis yang melepas tasnya. "Iya. Dia hari Senin sama Rabu. Ntar kan pelajaran Fisika nih? Nah dia jadi pengawas jam itu sama hari Rabu di pelajaran Matematika. Modar-modar guaaa!"

"Anjim!"

"Lo bilangin sana pak Arya biar nggak galak-galak. Lo kan abis liburan bareng, ya kan?"

"Itu mulut minta di tabok ya? Boro-boro gue bilangin doi, abis pulang Jogja aja kite lost contact."

"Bwhahahaha! Mampusin aja sih! Lo dibilangin juga ngeyel! Pak Arya itu nggak suka sama Lo."

"Kalo dia nggak suka sama gue terus ngapain dia nemenin gue di Jogja kemarin?"

Denis mengangkat bahunya acuh. "Jangan terlalu mencintai orang kalo nggak mau sakit. Meskipun cinta itu memang menyakitkan."

"Ngomong ape Lo? Udah ah mau belajar!"

Denis melotot dan menendang kursi Dinda hingga si empunya kaget. "Belajar apa main hape Lo? Jingan!"

"Sialan!"

Teeettt!

Teeettt!

"Pak Arya tuh!" Denis menunjuk depan menggunakan dagu. Terlihat di depan sana pak Arya sedang berjalan menuju tempat duduk guru dengan membawa amplop besar berisi kertas soal dan jawaban untuk dibagikan.

Dinda duduk dengan rapi. Bibirnya terangkat ke atas dengan mata berbinar. Pak Arya ganteng banget batinnya.

"Oke! Pertama-tama saya mengingatkan untuk berdoa dulu sebelum mengisi, ke dua jangan pernah berpikir untuk menyontek atau saya akan robek kertas jawaban kalian saat itu juga, dan terakhir isi nama, kelas, absen, nomor peserta dan mata pelajaran hari ini dengan jelas. Kalian paham?"

"Paham, pak!" jawab mereka serempak.

Anya mengangkat tangannya, "Kalo saya nggak paham boleh nanya pak?"

Pak Arya mengerutkan keningnya, "Nggak paham apa? Ucapan saya tadi tidak jelas atau kamu yang tuli tidak mendengarkan saya tadi?"

Anya menunduk malu. Tawaan kecil dari teman kelasnya membuatnya malu untuk sekedar mengangkat kepalanya. Ia menggeram dan mengucapkan janji di dalam hatinya.

"Sekarang keluarkan alat tulis dan papan ljk kalian."

Selesai membagi kertas soal dan jawaban, pak Arya berkeliling untuk membagikan kertas untuk diisi tanda tangan kehadiran. Ia sampai di barisan ke dua tempat Ayu dan ucapannya yang lantang membuat seisi kelas terkejut dan berdebar saat itu juga.

"Kamu! Yang di pojok kanan berdiri!" Pak Arya berjalan mendekati tempat Joko yang terkenal bandel itu. "Kamu tuli? Tidak mendengar apa yang saya ucapkan?"

Sreeekkk!

"Silahkan keluar." kata pak Arya lalu berbalik menuju tempat Ayu yang menegang. Dinda speechless dengan apa yang dilihatnya tadi. Ia memang baru ini di awasi oleh pak Arya selama pak Arya bekerja di sini.

Sampai di giliran Dinda, pak Arya berdehem sebentar lalu menyerahkan kertas. "Isi."

Dinda tersenyum lebar lalu mulai mengisi kertas tersebut. Senyumnya luntur saat pak Arya berkata, "Nggak usah senyum-senyum! Saya nggak bakal terpesona."

Anjim lagi.

"Huuuhhhhhh!" desah Dinda saat pak Arya sudah keluar kelas. Ia mengumpati sikap pak Arya selama mengawas. Terhitung sudah ada lima kertas yang di robeknya. Untung ia tidak jadi menyontek.

Fakta menarik yang Dinda dapat adalah pak Arya mempunyai mata yang tajam dan agar-agar; jeli.

Lery dan Gina memasuki kelas Dinda. Kelas mereka memang terpisah. Lery dan Gina menarik kursi samping Dinda lalu duduk.

"Tadi siapa yang ngawas di kelas Lo?" tanya Lery bersemangat. "Pak Arya." jawab Dinda singkat.

"Lo tau nggak yang ngawas di kelas gue siapa? Aduh!" Lery memelototi Gina yang sedang menunduk.

"Kenapa Lo? Emang siapa?"

Lery berdehem dua kali lalu menegakan tubuhnya. "Pak Alfi."

"Anjay. Eh lupa! Semoga cuman kalian aja yang denger ya. Sampe gua masuk penjara aja si tai itu yang gua tuntut balik."

"Bacot. Lo mau tau ada kejadian apa di kelas gua?" Dinda semakin menyembunyikan wajahnya saat Lery dengan semangat membaranya menceritakan kejadian tadi.

"Apose?" Dinda menatap penasaran Lery. "Tadi kan, pak Alfi itu keliling kelas buat ngeliatin siapa aja yang nyontek."

"Iya terus terus."

"Terus --"

"Ler, ah!" Gina menepuk pundak Lery keras. "Sakit bege!"

"Terus pas pak Alfi mau lewatin meja Gina dia kesandung meja terus terus diaaaaaaa nyium pipi Gina!!!!"

"WHAT?! Demi apa Lo?!"

Lery mengangguk semangat lalu tersenyum jahil pada Gina yang sedang menatapnya penuh permusuhan. Dinda menjawil lengan Gina dan wajah Gina semakin memerah.

"Gue maluuuuu," rengek Gina lalu menutup wajahnya.

🍃

Semoga suka💙

KEJAR CINTA PAK GURUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang