Perpustakaan Favorit

54 7 2
                                    

"Raja, hamba mohon hamba ingin sekali menjadi manusia. Berilah saya satu kesempatan lagi agar saya bisa menjadi manusia normal. Saya ingin hidup jadi mahluk paling sempurna itu."

"Kamu sudah saya peringatkan berapa kali? Jadi mahluk paling sempurna itu tidaklah mudah. Banyak hal rumit yang harus kamu lalui nantinya."

"Saya mohon raja. Saya bisa terima semua konsekuensinya asalkan saya bisa jadi manusia."

Sang Raja Kurcaci terlihat sangat berfikir keras. Dia memegangi rambutnya yang mulai memutih. Memberikan kesempatan kurcaci menjadi manusia normal merupakan kesempatan yang sangat langka. Hanya kurcaci yang memiliki keadaan tertentu yang bisa mendapatkan kesempatan ini.

"Baik. Saya akan berikan kesempatan itu."

"Serius Raja?!"

"Tapi dengan banyak syarat,"

"Apa saja syaratnya, Raja? Saya akan berusaha lakukan."

"Nanti akan saya tulis dengan surat resmi dan saya akan beritahukan ke kamu jika sudah jadi."

"Terimakasih Raja! Saya akan memanfaatkan kesempatan kali ini dengan baik."

***

Iris tidak bisa tidur semalaman. Sosok yang muncul dari halaman buku tersebut terlihat nyata sekali. Entah kenapa, dia seperti melihat sosok itu dengan kepala matanya sendiri.

Apa mungkin Iris halu? Cahaya yang dia lihat itu benar adanya kan? Sepertinya Iris tidak segila itu sampai-sampai mengkhayal ada cahaya muncul dari komik tersebut. Saat dia selesai mengucek kedua matanya, entah mengapa sosok pendek yang berpakaian serba hijau itu menghilang seketika. Iris tambah kaget lagi. Apa kemarin dia hanya berhalusinasi?

"Nak makan yuk! Mama, Papa sama Adik tunggu dibawah. Makan malam sudah siap. Kita tinggal tunggu kamu doang nih." Mama menggedor pintu kamar Iris dari luar.

"Iya Ma. Lima menit lagi."

Iris menatap komik pemberian Pak Oyo. Sepertinya ini bukan komik biasa. Baru pertama kali Iris membaca sebuah buku komik dan dia merasa terhanyut dengan ceritanya. Biasanya Iris tidak terlalu suka komik. Cewek itu hanya menyukai buku jenis novel atau kumpulan cerita. Dia menyelipkan komik itu di balik bantalnya dan bersiap turun untuk ikut makan malam.

***

Setelah libur hari minggu, kini kembali waktunya Iris untuk menjalankan aktifitas yang dia tidak sukai. Ya, sekolah. Bertemu dengan teman sekelasnya adalah seperti mimpi buruk baginya. Selama itu pula, Iris memirkirkan kejadian aneh yang terjadi di kamarnya.

Istirahat berlangsung, Iris menghabiskan bekal dari Mamanya dengan cepat. Kemudian dia menuju tempat favoritnya. Tempat dirinya bisa melakukan hobi yang sangat disukainya itu. Membaca buku.

Kalau disuruh memilih, Iris sebenarnya ingin masuk kelas bahasa saat awal masuk SMA. Tapi sayangnya di SMA Cakrawala, tidak ada pilihan kelas bahasa. Hanya ada kelas IPS dan IPA. Karena Iris tidak suka pelajaran Fisika, akhirnya dia memutuskan masuk kelas IPS.

Perpustakaan SMA Cakralawa merupakan perpustakaan yang besar. Perpustakaan itu di desain dengan pilar pilar tinggi di setiap tiga rak buku. Terdapat sekitar tiga puluh meja dan kursi yang tersebar di seluruh penjuru ruangan.

Iris mengambil salah satu novel yang kemarin dia baca. Novel teenlit favoritnya yang bercerita tentang kehidupan remaja SMA yang seru karena masalah cinta. Iris sampai berfikir, kenapa semasa hidupnya dia belum pernah merasakan jatuh cinta ya? Kok buku yang dibacanya ini seru sekali. Tidak seperti kehidupan aslinya yang terasa hampa dan sepi. Cewek itu hendak mengambil buku novelnya yang sudah dia simpan di tempat rak rahasia, agar tidak bisa diambil orang lain. Tapi, tiba-tiba dia melihat seorang cowok yang hendak mengambil buku di rak atas tapi tidak bisa.

"Mau ambil yang mana?"

"Yang... Yang buku warna biru tua itu kak yang disitu."

"Tungguu.... Nah inii bukunya."

"Makasih banget, Kak. Saya permisi dulu."

Cowok itu berlalu pergi dengan cepat usai di tolong oleh Iris. Berhasil mengambil buku incarannya, Iris langsung duduk disalah satu sudut perpustakaan. Dekat dengan jendela, tidak ramai, dan dekat dengan AC. Dia mulai membuka novel teenlit tersebut. Tapi, di halaman pertama novel itu tiba-tiba muncul secarik kertas lusuh yang terlipat. Di depan kertas terlipat itu tertulis "Untuk Iris Prameswari". Iris mengernyitkan dahinya, bingung. Karena penasaran, dia pun membuka kertas itu.

Halo :')

Kamu Iris, kan? Pasti benar ini Iris. Sejak pertama kali aku lihat kamu, pikiranku nggak bisa lepas dari kamu. Nggak tau kenapa, sejak aku lihat kamu bawaannya aku ingin senyum terus. Kamu mengandung mantra macam apa sih sampai bisa buat aku inget terus dengan kamu?

Rose start with R.

Violets start with V.

I thought happiness starts with H.

But, why did mine starts with U?

- Orang yang jatuh hati padamu.

Iris membelalakkan kedua matanya. Dirinya merasa sangat amat kaget. Seperti ada alat setrum yang baru saja menyetrum sekujur tubuhnya. Sekujur tubuhnya mendadak kaku, tidak bisa bergerak sama sekali. Jari jemarinya lemas seperti tidak makan seharian. Siapakah orang ini? Mengapa kata-katanya begitu manis? Apakah ini akan menjadi cinta pertama Iris?

Lanjut nggak nih? Jangan lupa kasih komen ya biar authornya semangat nulisnya! :D

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KURCACI TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang