Chapter 4

167 23 2
                                    

"Huh... dengan ini selesai!"
Membentangkan futon putih di atas tiang jemuran, dengan ini semua pekerjaan rumah sudah selesai.

Siang ini panasnya sangat tepat untuk menjemur futon yang baru selesai ku cuci. Sebenarnya karena ukurannya yang besar Urokodaki-san berencana untuk menjemur foton tersebut namun seperti biasa Urokodaki-san sedang melihat latihan Giyuu dan Sabito. Dan aku tidak ingin melewatkan sinar panas yang sempurna ini. Jadi tanpa sadar aku sudah menjemur semua futon tanpa masalah sedikitpun.

"Apa aku harus memberitahu Urokodaki-san yah, kalau aku sudah mengerjakan semunya jadi dia tidak perlu susah susah kembali siang ini, sekalian aku juga akan mengantarkan bekal pada mereka berdua" Gumamku sendiri sambil menatap langit.

"Yosh!" akupun beranjak dan kembali kedalam rumah. Melepas celemek yang kugunakan untuk bersih-bersih, aku menuju dapur dan mengambil bekal yang kubuat tadi.

Seperti biasa aku membuat Onigiri. Terkadang aku juga membuat masakan lain, tapi onigiri memang lebih gampang di bawa dan mudah di makan. Bagaimanapun sekarang mereka sedang latihan di bukit. Yang menandakan latihan mereka semakin keras. Kalau Sabito dan Giyuu latihan di dekat rumah menu makan saingnya pasti juga berubah.

Memang tidak setiap hari, tapi memanjat gunung untuk mengantarkan bekal jadi latihan tersendiri bagiku. Awalnya cepat kewalahan, tapi untuk sekarang sudah jadi hal yang mudah. 'Karena beda dengan Sabito dan Giyuu jalanku tidak dipenuhi perangkap mematikan(⌒_⌒;)'

"Ah! Urokodaki-san!" Begitu terlihat sosok Urokodaki-san aku dengan gembira memanggilnya.

"[Name] sepertinya kau sudah terbiasa berjalan hingga kemari, tapi pastikan untuk mengikuti rute yang kau lewati jangan sampai tersesat" Peringat Urokodaki-san sambil menerima bekal yang kubuat.

"Aku mengerti!" bagaimanpun kalau salah rute, bisa-bisa nyawaku melayang. Jadi Urokodaki-san tidak perna lelah memberi peringatan dan aku juga mengerti itu. Awalnya aku masih pergi kesini dengan mengikuti Urokodaki-san dari belakang. Tapi sekarang sudah tidak lagi.

"Ha!"

"Hiya!"

Aku memandang mereka berdua yang tengah beradu pedang kayu. Kurasa saling bertanding juga merupakan salah satu latihan yang di berikan.

'Pemburu Iblis...'

Melihat mereka mengiatkanku pada Makomo. Sudah seminggu sejak terakhir kali aku bertemu dengan Makomo.

'Tapi setelah itu aku tidak perna bertemu dengan dia lagi'

Seperti janjiku aku tidak memberitahu tentangnya pada Urokodaki-san. Namun setelah hari itu sekitar dua hari kemudian aku mencoba datang lagi ke tempat itu. Tapi Makomo sama sekali tidak muncul.

Entah apa yang dia katakan waktu itu bohong atau-

'Aku yang belum punya niat menjadi pemburu iblis...'

"Ah! [Name]-chan sudah datang!" begitu melihatmu Giyuu segera menghentikan posisi bertarungnya dan melambaikan tangan padaku. Dan akupun membalasnya

"Kalau begitu ini jamnya makan siang" sambung Sabito yang melakukan hal yang sama. Merekapun segera menuju kemari.

Seperti biasa, makan siang bersama kamipun dimulai.

"Ah, Urokodaki-san semua foton sudah ku jemur, jadi Urokodaki-san tidak perlu susah-susah balik lagi"

"Kau melakukannya sendiri?" Urokodaki-san bertanya sedikit terkejut.

"Kau melakukan semua itu sendiri!? Tidak berat [Name]-chan?"

"Un, begitu aku melihat cuaca yang sempurna tanpa sadar sudah kukerjakan semua" Jelas ku, membuat Sabito menatapku pasra.

"Seperti biasa, kalau soal bersih-bersih tidak ada orang yang dapat menghalangimu" Ujar Sabito yang sudah mengenal kebiasaanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kimetsu no Yaiba X Reader [fanfiction] - The priceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang