Chapter 1

180 22 7
                                    

"Apa kau masih kuat?" pria tua yang mengenakan topi bernama Urokodaki Sakonji menatap [Name] yang berusaha menyusulnya dari belakang.

Ini bukan pertama kali [Name] mendaki gunung, tapi tetap saja ini bukan sesuatu yang biasa dia lakukan. Bagaimanapun menaiki gunung sambil berlari bukanlah hal yang mudah.

Selain itu dia juga masih tidak bisa percaya kalau pria tua di depannya ini bisa berlari jauh lebih cepat dari dirinya. Memang dia masih anak-anak namun tidak di sangka dia kalah pada pria tua di depan dengan jarak yang sangat jauh.

"Aku.. Hah.. Ha.. Tak apa" jawab [Name] berusaha mengatur pernafasannya.

"Sedikit lagi kita sampai" kata Urokodaki sambil mengulurkan tangan pada [Name] seraya memberi pertolongan.

Namun [Name] tidak menhiraukan itu dan memandang tanah. "Aku tak Apa...aku bisa sendiri"

"Begitu kah, berjuanglah sedikit lagi, sebentar lagi kita sampai"

"Baik"
.
..
...

[Name] POV>>>>

Seperti kata Urokodaki-san, tak lama kami sampai ke tempat tujuan.

Setelah kejadian yang menimpahku di desa seberang yang membuatku kehilangan orangtua. Urokodaki Sakonji, seorang pria tua yang tinggal di gunung Sagiri menawarkanku tempat tinggal.

Karena tidak ada orang di desa itu yang mau merawatku...

'Oni...' itulah nama panggilan dari moster yang mengambil nyawa ibuku, namun meski begitu...

"Ah! Sensei!" begitu sebuah rumah tua mulai terlihat seorang anak lelaki yang tengah mengangkat kayu tersenyum lebar melihat kedatangan urokodaki-san."Sensei! Okaerinasai!!"

Suaranya sangat kedengaran sampai membuatku lepas dari renungaku.

"Tadaima Giyuu"

Balas Urokodaki-san pada Lelaki itu memiliki rambut hitam, dan mata biru yang indah. Dia menyadari keberadanku dan mulai menoleh ke arahku, tapi sebelum dia dapat bertanya aku buru-buru bersembunyi di belakang Urokodaki-san.

"Kau--

"Sensei!!! Okaeri!!!" Suara gembira lain kembali datang menyambut kedatangan Urokodaki-san. Asal suara tersebut berasal dari lelaki berambut peach dengan bekas luka di sebelah bibirnya. Setelah dia meletakan balok kayu di semping rumah dia bergegas menuju kemari.

"Tadaima, Sabito"

"Sensei! Bagaimana keperluan anda? Kalau sudah selesai bisa kau beri aku latihan lagi sore ini?!"

Mendengar itu anak laki-laki satunya tidak mau kalah dengan dia "Sensei aku juga, aku juga! Tolong latih aku" katanya sambil berusaha mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

'Mereka berdua kelihatan akrab...'

Aku mengintip mereka berdua dari belakang Urokodaki-san. Kali ini anak lelaki yang di panggil Sabito akhirnya menyadari kehadiranku.

"Sensei, anak ini?" tanyanya dengan wajah penasaran begitu juga dengan temannya.

Mereka berdua berusaha mengintip aku yang masih sibuk bersembuyi.

"Kalian berdua perkenalkan, [Name] [last Name]. Mulai hari ini dia akan tinggal dengan kita, berusahalah akrab dengannya"

Urokodaki memperkenalkan ku pada mereka berdua. Lalu melihat kearahku dan memberi sedikit dorongan di punggungku.

Akupun perlahan menunjukan diri dari belakang Urokodaki-san, namun tidak melepaskan genggaman tanganku dari baju Urokosaki-san.

"[Name] [Last Name]... Salam kenal" memperkenalkan diri. Akupun membungkuk memberi hormat, bagaimanapun mulai dari sekarang aku akan tinggal bukan cuma dengan Urokodaki-san tapi juga dengan mereka berdua. "Yo-yoroshiku onegaishimasu!"

Mereka berdua sedikit terdiam melihatku. 'Apa mereka kaget karena tiba-tiba akan tinggal bersama...?' Seketika aku merasa lebih gugup. Namun hal itu tak bertahan lama.

"Salam kenal! Namaku Sabito! Panggil saja aku Sabito" balas Sabito sambil tersenyum.

"Salam kenal [Name]-chan! Namaku Giyuu Tomioka! ah, apa tidak masalah aku memanggil nama depanmu?" begitu juga dengan Giyuu.

"Un, tak apa" aku menjawabnya.

"Arigatou, kalau begitu panggil saja aku Giyuu!"

"Sabito dan Giyuu..."

Aku menyebut nama mereka berdua.

"Salam kenal [Name]!"

"Salam kenal [Name]-chan!"

Dan mereka berdua menyambutku dengan senyumman lebar.
Aku mungkin tidak sadar...
Tapi meski agak kikuk aku juga tersenyum.

>>>>>>>>>>>>>>∆<<<<<<<<<<<<<<<

Just some service because I like drawing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Just some service because I like drawing...(〜*゚ー゚)〜

Hampir lupa....,

Hallo, Author disini~
I'm not going to say much, because I'm not really good at talking... but,
Author mau mengucapkan Terimakasih yang membaca dan juga maaf jika ada penulisan yang kurang atau salah (シ_ _)シ

Hope you All enjoy my story!!!

See you In the next chapter👋

ડ℮є...(ᵞ*'٥'u)·•°

>>>>>>>>>>>>>

Kimetsu no Yaiba X Reader [fanfiction] - The priceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang