Dirga itu pohon, bukan philip.

203 37 7
                                    

Semesta itu terkadang kejam, dengan semaunya mengambil apapun yang menurutku berharga, tapi terkadang apa yang berharga justru memang seharusnya hilang, karena yang berharga belum tentu berguna kehadirannya di hidupku. Namun, apa yang memang untukku, pasti akan selalu untukku, bagaimanapun manusia lain menjauhkannya dariku.

Sudah sebulan berlalu sejak Sheeana putus dengan mantan kekasihnya, seminggu awal putus gadis itu benar- benar hancur, matanya sembab, penampilannya tidak rapi, ia bahkan kehilangan 5kg dari berat badannya. Perpisahan dengan Adrian bukanlah yang pertama, namun rasanya tetap saja menyakitkan untuknya. Ia sungguh terluka, bagaimana tidak sehari setelah berpisah, Adrian langsung memposting fotonya bersama kekasih barunya, sedangkan Sheeana? Bahkan teman dekatpun gadis itu tidak punya.

Sebulan belakangan ini Sheeana disibukan dengan kegiatan penerimaan mahasiswa baru dan gadis itu tengah menyesuaikan dirinya dengan kehidupan baru sebagai mahasiswa, syukurlah hal tersebut cukup ampuh untuk mengalihkan pikirannya dari mantan kekasihnya Adrian. Hal ini pun tidak lepas dari campur tangan Dirga, sahabat kecilnya yang senantiasa menemaninya dan menghiburnya.

“Lo pulang dijemput kating kedokteran itu lagi na?” tanya sahabat barunya naya. Naya adalah gadis tomboy yang Sheeana kenal bahkan sebelum ospek, mereka berkenalan saat melakukan technical meeting sehari sebelum ospek universitas dimulai.

Hari ini Sheeana dan Naya tengah menghadiri rangkain acara Dies Natalis kampusnya itu, dimana hari ini terdapat konser dari salah satu Band favorite Sheeana.

“Iya nay, sama siapa lagi kalo bukan sama dirga? Tapi dia lagi sama pacarnya kayanya.” jawab Sheeana.

“Loh gue kira dia gebetan baru lo..” ujar naya.

“Yakali, gue sama dia udah kenal dari bayi..” ucap ana dengan tawa ringan.

Sheeana dan naya sudah merasa bosan, juga lelah. Maka keduanya memutuskan untuk mencari makanan sekaligus pulang menuju kosan Naya yang dekat dengan kampusnya. Atensi Sheeana teralihkan oleh sebuah gerobak yang ia tahu itu adalah penjual kue cubit, salah satu jajanan favoritenya.

SHEEANA POV

“Mang beli kue cubitnya, rasa greentea sama original, setengah mateng ya mang?” ucapku memesan, naya bertemu teman satu kosnya hingga gadis itu meninggalkan aku sendirian disini, tadi aku sudah memberikan lokasiku pada Dirga, namun Dirga belum muncul juga, mungkin dia tengah sibuk dengan kekasihnya, jadi kuputuskan untuk menunggunya saja.

“ini neng kue cubitnya.” Ucap mamang itu, sembari tangannya memberikan sekotak kue cubit kepadaku. Aku langsung memberikan uang sebagai bayarannya dan kemudian berjalan ke tempat yang bisa aku gunakan sebagai tempat duduk sembari menunggu Dirga.

“Enak banget ya Na, makan disini akunya nungguin dari tadi diparkiran resimen..” ucap Dirga sembari jarinya mencubit gemas pipi chubbyku, Dirga memang senang sekali melakukan itu padaku.

“Hah? Aku gatau! Kamu ga ngechat aku!” ucapku tak terima disalahkan.

Dirga menghela nafasnya pelan, kulihat matanya menatapku dengan malas, sebelum bibirnya kembali berucap,
“Aurora, are you kidding me? Aku chat dan telfon kamu tapi enggak ada yang kamu respon.”

Aku menatap sengit pada pria itu, dia suka menggangguku dan menipuku mana bisa aku langsung percaya pada ucapannya, kotak kue cubitku kuberikan pada Dirga agar ia pegangkan dan lalu memeriksa ponselku, iya benar ada beberapa panggildan dan pesan dari pria itu.
Aku terkekeh pelan, jariku aku bentuk huruf V.

“Ampun Audirga Oppa..” ucapku. Oya aku belum cerita ya? Dirga itu keturunan Korea Indonesia, ibunya adalah orang Korea sedangkan ayahnya Indonesia. Dirga mengacak rambutku dengan satu tangannya yang lain, dan mengakhiri perdebatan kecil kami.

CrayonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang