Setengah hidup kami.

186 25 6
                                    


Apa kalian pernah memiliki cinta yang bertepuk sebelah tangan? Apa kalian pernah mencintai dalam diam? Rasanya bagaimana? Milikku sangat menyebalkan, rasanya sesak seperti ada yang menyumbat pernafasanku, setiap kali melihatnya bersama orang lain dam itu bukan aku. Tapi pernahkah kalian merasa bersalah karena mencintai seseorang? Semacam, seharusnya aku tidak mencintainya.......

Sheeana POV

Hari ini tepat sebulan sejak aku bertemu dengan Ratu, yang artinya sebulan ini aku menjaihi Dirga. Ini lebih sulit dari yang aku bayangkan, selama hampir 16 tahun bersama dan saat ini aku harus menjaga jarak dengannya, sangat berdampak pada hari hariku. Pada hari biasa aku akan menunggu Dirga dan menumpang di mobilnya, maka sejak saat itu aku tidak lagi menumpang pada Dirga dan memilih untuk menggunakan supir papah.

Lalu pada hari libur, biasanya aku, Dirga, Kak ezra saudara kembar Dirga dan Arsa adik laki lakiku akan berolahraga bersama dan menunggu mamang bubur bersama di depan rumahku, maka kebiasaan itu sebulan ini tidak lagi kami lakukan. Akupun merasa bersalah pada tante hana, mamah Dirga, biasanya beliau akan memintaku untuk tidur bersamanya saat Ayah Dirga ada shift malam, namun sudah sebulan ini aku terus menolaknya, Aku rindu tante Hana dan semua dongengnya.

Sejak menjauh dari Dirga rasanya hari hariku tidak berjalan dengan baik, moodku sangat tidak teratur, aku sering lepas kendali. Karena biasanya ada Dirga yang senantiasa menghiburku atau sekedar memberiku semangat.

Hari ini pembukaan pertandingan RektorCup dimana aku harus bertugas sebagai kordinator lapangan luar, dimana aku harus memastikan keadaan di luar stadion aman saat penonton maupun pemain masuk maupun keluar stadion.

Pertandingan seharusnya selesai dalam 5 menit namun entah mengapa dari tadi tim keeper didalam belum juga memberi kabar pada team luar untuk bersiap siap agar tidak terjadi desak desakan juga menyiapkan tim kesehatan untuk berjaga barangkali ada yang terluka saat keluar dari stadion.

Sialnya aku bertugas didepan pintu keluar, aku sebenarnya tadi ditugaskan bersama tim kesehatan, namun tim kesehatan hari ini ada Dirga didalamnya, aku tidak tau kenapa dia bisa bergabung dengan tim kesehatan, padahal dia bukan panitia.

“Na serius lu mau jaga disini aja? Sama anak LO dan tim kesehatan aja. Lebih aman.. lu cewe na.” Ucap teman satu divisiku, Adam.

“Enggak papa elah dam. Gue kuat.” Ucapku meyakinkan, aku menekuk lenganku bermaksud untuk menunjukan lenganku padanya, menunjukan ototku yang tak seberapa.

Adam hanya tertawa. “Kaya ada ototnya aje.. yaudah gue ke tim LO ya.” Ucapnya kemudian melangkah menjauh.

Terdengar suara dari HT yang aku pegang, seseorang dari dalam memberi kabar bahwa pertandingan telah selesai dan pintu keluar harus segera dibuka. Aku segera berlari menuju pintu keluar yang berjarak 10 meter dariku.

Mataku membulat lebar, orang orang keluar dari stadion dengan rusuh, beberapa oramg saling dorong, aku lupa bahwa hari ini adalah pertandingan FISIP melawan FAPET yang memang dari dulu terkenal akan rivalitasnya, sungguh sial.

“ah..” ringisku saat beberapa orang tidak sengaja menabrak bahuku, sepertinya mereka sedang kesal karena kekalahan timnya, jika seperti ini bisa saja kedua pendukung ini akam bertengkar seperti tahun tahun sebelumnya, itu cerita yang beredar.

Aku segera mengambil HTku dan menaruhnya didepan mulutku, “Keamanan menyebar! Gerbang depan segera dibuka.” Ucapku. Aku berjalan mencari Adam untuk mengajaknya berkeliling area stadion untuk mencegah adanya hal hal yang tidak diinginkan.

BRUUUUKKKK

Tubuhku terjatuh dengan lutut yang lebih dulu mendarat di aspal, seseroang menabraku, aku berjalan dengan tidak fokus sebab melihat Dirga tengah bercengkrama dengan Ratu dan masuk bersama kedalam stadion, Ratu merupakan LO sedangkan Dirga tim kesehatan, memang sudah tugas mereka untuk masuk kedalam stadion.

CrayonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang