Mati dengan cara Aesthetic?

209 9 0
                                    

"Kamu kalau mau pulang, biarkan supir mengantarkan mu" ucap Will.

"Benarkah, apakah aku sudah bisa pulang, yes" Filo sangat bersemangat seperti narapidana yang baru lepas dari penjara, bahkan dia sudah melupakan kejadian dikamar tadi pagi.

"Sesenang itukah kau meninggalkan tempat ini, apakah tinggal disini seperti di penjara bagimu? " tanya Will dengan menyipitkan matanya ke arah Filo.

"Kalau sudah tahu buat apa bertanya" dengan santainya menjawab seperti bicara dengan orang biasa saja, padahal orang yang sedang berbicara dengannya sekarang adalah orang yang bisa membunuh kapan saja dia mau.

"Beraninya kau bicara nyolot begitu, apa kau sudah tidak mau melihat dunia luar" Kalau Will sudah berbicara begini mana berani Filo melawan, terpaksa dia harus merayu si Tuan Muda gila itu.

"Eh bukan begitu tuan muda" sanggah Filo membela diri, sambil ketakutan tentunya. Dia takut akan seperti Rapunzel yang dikurung di kastil yang tinggi dan tidak diizinkan keluar selama bertahun-tahun, tapi bedanya ini dia dikurung di istana mewah dan diperlakukan bak putri kerajaan, namun yang membuat dia tidak betah adalah orang-orang di sini seperti robot, tanpa ekspresi semua terutama majikannya.

"Atau kau sudah bosan tinggal didunia ini, ingin kukirim kan ke sangat pencipta kah? " menyeringai.

"Kalau begitu pilih saja, kau ingin mati dengan cara apa? " tanya Will serius sambil berjalan mendekat ke kursi tempat Filo duduk dengan membawa pisau yang dia gunakan untuk sarapan tadi, dia puas melihat ekspresi gadis yang ada didepannya sekarang.

"Kau.. kau tidak benar-benar ingin membunuhku kan? " bertanya dengan suara gagap, bagaimana tidak gagap saat dia melihat Will memegang pisau itu.

"Aku tidak pernah bercanda dengan ucapanku, jadi pilihlah, kau ingin mati dengan cara apa, dikuliti atau langsung ditusuk saja?"
Bertanya hal gila pada manusia hidup itu sudah menjadi kebiasaan Will sebelum membunuh orang.

"Yasudah, kalau kau suruh aku memilih, aku ingin pilih mati dengan cara yang aesthetic saja, agar ada kesannya gitu" sudah pasrah Filo dengan hidupnya yang diambang kematian itu, jadi dia memilih mati dengan cara yang mampu membuat tuan muda dan sekretarisnya itu kebingungan.

Bagaimana mati dengan cara yang aesthetic? saat dia foto model kah? Batin Will

Aura Will yang tadinya ingin membunuh berubah menjadi aura orang linglung karena kebingungan.

Mati seperti apa itu, mengapa aku baru dengar? Selama ini aku sudah membunuh banyak orang dan tidak pernah ada yang bilang ingin mati dengan cara yang aneh seperti ini. Nona muda ini ternyata masuk spesies orang aneh juga. Gumam Sekretaris Kent dalam hati sambil memegang dagu dan matanya menatap ke langit-langit mansion, menggambarkan kalau dia sedang bingung memikirkan hal aneh yang diucapkan Filo.

"Apa maksudmu, seperti apa mati yang aesthetic itu? " Daripada penasaran Will langsung bertanya kepada Filo.

"Pikir saja sendiri, kau kan banyak tahu tentang gaya-gaya dan teknik-teknik membunuh" Filo menjawab dengan sangat lancar seolah-olah tidak punya salah karna sudah membuat bingung dua orang yang ada diruang makan itu.

"Nona muda, kami baru mendengar kalau ada mati dengan cara yang seperti itu, kalau boleh bisakah kau memberitahu kami apa maksudnya? " Sekretaris Kent akhirnya tidak tahan dan buka suara.

Ternyata mereka berdua tidak sepintar yang kupikirkan, mudah sekali dikelabui olehku. Aku juga tidak tau apa maksudnya mati dengan cara yang aesthetic, Ini yang bego sebenarnya siapa sih, aku atau mereka. Filo bergumam dalam hati, sama bingungnya dengan ucapannya barusan.

"Kalian berdua kan punya IQ yang tinggi dan seorang pembunuh yang handal. Masa hal begitu saja tidak tahu" bicara apa adanya seakan-akan sudah pasrah, walaupun ucapannya mampu membuat dua orang itu memelototinya dengan tajam.

Tajam sekali tatapan kalian berdua, aku merasa terbunuh. Batin Filo sambil memegangi tengkuknya yang sudah merinding karena ditatap setajam itu.

"Betul sekali kata nona itu tuan, kan Anda punya IQ yang tinggi, tidak mungkinkan Anda tidak mengerti maksud nona muda. Anda tidak mungkin sebodoh itu kan" ucap sekretaris Kent dengan tampang polosnya.

Tik!
Will menyentil dahi sekretarisnya dengan sangat keras.

"Berani-beraninya kau mengatai tuanmu bodoh, aku ini tuanmu, apa kau mau kupotong gajimu lima puluh persen selama tiga tahun" Will melemparkan ultimatumnya yang mampu membuat Kent terbelalak.

"Tuan muda saya tadi hanya bercanda, jangan dimasukkan ke dalam hati, saya minta maaf" cengengesan seolah-olah tidak punya salah.

"Kalau tidak mau ya diam saja, jangan mengata-ngatai ku seperti itu. Memang kau tahu apa maksud ucapan gadis itu? " Will bertanya pada Kent.

"Saya tidak mengerti tuan muda, hehe" Daebak, Will ingin pingsan ditempat mendengar jawaban Kent, bilang orang tidak bisa ternyata dirinya juga sama, jadi apa bedanya mereka berdua.

"Dasar bodoh, ku kira kau mengerti sehingga kau berani mengata-ngatai ku seperti itu" menyepak tulang kering Kent yang membuat Sekretaris Kent mengaduh kesakitan sambil cengegesan.

Dua orang ini apakah salah makan tadi, kenapa bisa berubah jadi orang bego seperti ini apalagi sekretarisnya itu mana muka tembok yang sering dia tunjukkan itu. Mana sikap wibawa dan berkharismanya dua orang yang ada didepanku ini. Mereka berdebat masalah sepele, ternyata mereka berdua sangat akrab. Kukira tuan muda ini adalah monster yang kejam kepada semua orang dan sekretarisnya itu robot berjalan yang hanya menuruti apa perkataan tuannya. Bukan terlihat seperti tuan dan sekretaris saja, bahkan mereka seperti sahabat yang sudah sangat akrab, bila bercanda pasti ada sesi baku hantamnya seperti yang dia lihat sekarang ini. Filo bergumam dalam hati sambil masih fokus pada dua orang yang berdebat dihadapannya ini.

"Kalian berdua kalau mau baku hantam apa, hanya karna masalah sepele seperti itu? " tanya Filo yang mampu membuat dua kepala menoleh sekaligus ke arahnya.

"Itu karna kamu"
"Itu karna Anda nona" ucap Will dan sekretaris Kent secara bersamaan.

"Aku... " tercengang karna dia dituduh dalang dari pertengkaran dua orang itu.

"Jika bukan karna perkataan aneh mu mana mungkin kami berdebat" sarkas Will.

"Betul kata tuan muda itu nona, Ucapan Anda tadi membuat kami berdua bingung" membenarkan ucapan tuannya.

"Yasudahlah, lupakan ucapan ku tadi. Jadi sekarang apakah kalian berdua akan terus berdiri disini tanpa berniat untuk berangkat ke kantor" Will dan Kent saling menatap, lalu kembali menoleh ke arah Filo.

"Siapa kau beraninya menyuruh aku berangkat, aku ini bosnya, pemilik perusahaan. Mau aku tidak berangkatpun, hal itu tidak akan membuatku bangkrut, bahkan  kau bisa mandi dengan uangku" ucap Will dengan sombong.

Kepercayaan diri tuan muda yang sangat tinggi sudah kumat. Batin Sekretaris Kent.

Narsisnya muncul. Batin Filo.

Jangan lupa kasih vote dan likenya ya readers 🙏🙏

The Billionaire King of The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang