Ini perintah bukan permintaan!

210 8 0
                                    

Filo telah berada dirumah kontrakannya.

"Huh, akhirnya sampai juga, meski tempat tinggal ku ini kecil, setidaknya lebih nyaman dari istana si psikopat itu" merebahkan tubuhnya diranjang mini miliknya.

Drrrtt... Drrrtt...

"Siapa lagi sih yang mengganggu waktu santai ku" gumam Filo.

Filo mengernyitkan dahinya saat melihat ada nomor tak di kenal menghubunginya. Dia menggeser panggilan tersebut ke ikon warna merah, karna dia takut itu nomor penjahat.

Tak lama setelah menolak panggilan telepon itu, ponselnya berdering kembali sampai berpuluh-puluh kali. Habislah kesabaran Filo akhirnya dia mengangkat panggilan itu.

"Apa kau mau mati, berani-beraninya menolak panggilan telepon ku dan membuatku menghubungi mu berkali-kali" Teriak suara seorang laki-laki diseberang telepon yang mampu meruntuhkan gedung perusahaannya itu.

Astaga gendang telingaku hampir pecah. Gumam Filo lirih, dia sudah tau siapa pemilik suara yang nyaring itu. Otomatis dia menjauhkan ponsel itu demi menjaga keselamatan telinganya.

"Tuan muda bukan maksudku untuk menolak panggilanmu, hanya saja karna nomornya tidak dikenal jadi aku tidak mau mengangkat sembarangan" jelas Filo agar masalahnya tidak jadi panjang lebar, karna dia takut ujung-ujungnya nanti bakal diancam dibunuh.

"Seharusnya kau itu hafal dengan nomor telepon ku" bentak Will.

Oke, Filo sudah terbiasa dengan teriakan dan bentakan Will, jadi dia tidak heran lagi jika orang itu bicara ngegas.

kau pikir aku ini cenayang yang bisa tau apa saja tentangmu seperti sekretaris robot itu. Batin Filo

"Maaf ya tuan muda, memangnya Anda siapa sehingga saya harus menghafal nomor telepon Anda" berusaha bicara formal agar tidak menimbulkan keributan.

"Itu hal yang harus bagimu karna kau punya hutang denganku, kalau aku tidak sering-sering menghubungi mu nanti kau akan kabur meninggalkan hutang" Alasan ini lagi, hutang hutang dan hutang.

"Jadi, selain masalah hutang apalagi yang ingin tuan muda sampaikan padaku?" bertanya dengan sopan walau sebenarnya sangat terpaksa.

"Kau ingin segera melunasi hutangmu bukan?" tanya Will balik.

"Tentu saja" jawab Filo.

"Kalau begitu kau akan bekerja denganku, seperti di biodata yang kulihat kalau kau itu lulusan terbaik di Stanford University, Amerika Serikat jurusan IT" jelas Will panjang lebar dengan nada tegas.

Kalau dipikir-pikir benar juga, tapi aku akan bertemu dengannya setiap hari. Bisa-bisa mati muda aku kalau dimarahi terus olehnya. Batin Filo

"Bagaimana kalau saya menolak?" tanya Filo.

"Kau menolak aku tidak peduli, karna ini perintah bukan permintaan dan satu hal yang harus selalu kau ingat, aku tidak suka penolakan" ultimatumnya tegas pada kalimat terakhir.

"Apakah Anda bisa menjamin kesehatan dan keselamatan saya jika bekerja dengan diperusahaan Anda" tanya Filo memastikan.

"Apa maksudmu keselamatan, kau kira aku akan mencelakai karyawanku, mana ada CEO membunuh karyawannya sendiri" tukas Will.

Tuan muda ini bicara apa, sudah jelas-jelas banyak nyawa karyawan di sini yang lenyap ditangannya. Batin sekretaris Kent yang duduk dikursi sebelah meja Will.

Jelas-jelas kau itu pembunuh. Kau itu kan psikopat, bagaimana aku tidak takut tentang keselamatan ku untuk bekerja denganmu terutama kesehatan telingaku. Filo bergumam sambil menjauhkan ponselnya, agar Will tidak mendengar ucapannya. Bisa-bisa jadi masalah kalau psikopat itu sampai mendengar ucapannya barusan.

"Bukan begitu maksudku, Perusahaan Anda kan pastilah sangat besar dan tuan muda punya banyak musuh terutama musuh dalam selimut. Jadi wajar saja saya takut akan keselamatan saya" jelas Filo sambil komat kamit berdoa semoga alasannya diterima.

"Untuk keselamatan kau jangan khawatir, tidak ada yang pernah celaka satu orang pun di perusahaan selama itu pemimpinnya aku" dengan sombong berbicara.

"Bukankan Anda musuh dalam selimutnya tuan, orang yang suka mencabut nyawa karyawan kita bahkan sudah tidak terhitung jumlahnya" kata Sekretaris Kent blak-blakan.

Will melemparkan pulpen yang ada ditangannya ke arah sekretaris Kent.

"Bodoh, mereka pantas mendapatkannya karna sudah berani menggangguku" mengumpati sekretaris Kent.

Sekretaris Kent yang menerima lemparan mendadak itu tidak sempat menangkisnya, alhasil mengenai jidatnya yang belum sembuh sakitnya dari sentilan Will tadi pagi.

"Tuan muda, sakit yang tadi pagi saja belum hilang, kenapa malah Anda tambah lagi" ucap sekretaris Kent sambil mengaduh kesakitan dan mengelus-ngelus jidatnya.

"Siapa suruh berkata begitu, aku ini tuanmu jadi jangan mengata-ngataiku, masih untung aku hanya melempar dan tidak memotong gajimu" ucap Will.

"Jangan dipotong tuan, aku rela Anda kasih hukuman apapun asal jangan masalah potong gaji" mohon sekretaris Kent.

Nih dua orang sama-sama anehnya, yang satu jelas-jelas membunuh banyak orang tapi bilang kalau dia tidak membunuh seorang pun diperusahaannya. Sedangkan yang satunya lagi, rela diapakan saja asal gajinya tidak dipotong. Filo pusing memikirkan hal itu.

"Jadi kukatakan padamu, mulai besok pagi kau berangkat kerja" perintah Will.

"Hah, Kenapa cepat sekali. Aku kan juga punya pekerjaan di Cafe" kata Filo protes.

"Lebih cepat kau mulai bekerja lebih cepat juga kau melunasi hutangmu dan untuk pekerjaan di kafe, kan shift kerjanya malam, jadi kau akan bekerja siang dan malam, agar hutangmu segera lunas. Apa kau mengerti?" jelas Will panjang lebar dan bertanya pada akhir kalimatnya.

Dia pikir aku ini robot yang mampu bekerja siang malam, bahkan robot pun bisa lelah apalagi aku yang manusia. Dan lagi aku buka maniak kerja seperti dia. Gumam Filo lirih.

"Baiklah aku mengerti.Apakah sudah selesai pembicaraan kita?" tanya Filo.

"Satu hal lagi" ucap Will yang membuat Filo penasaran.

"Apa itu?" tanyanya

"Dan mulai besok kau akan tinggal dimansion agar lebih mempermudah untuk membantuku" Kata Filo.

"Membantu seperti apa maksudnya?" Filo tidak paham dengan ucapan Will.

"Mengurusi keperluanku dirumah tentunya dan itu ada gajinya juga, tapi kau tidak akan menerima gajimu karena gajimu sudah sebagai untuk hitungan bayar hutangmu. Aku tidak peduli kau setuju atau tidak, karna aku tidak suka penolakan" kata Will.

"Apa! sudah aku bekerja dikantor, dikarenakan dan dan lagi harus mengurusmu, kau pikir aku ini budak" Filo tidak Terima.

"Itu salahmu karna sudah menabrak mobilku jadi jangan protes dan ikuti saja apa perintahku" ucap Will.

Manusia ini tidak bisa dilawan, seperti raja saja. Batin Filo.

"Segera kemasi Barang-barang yang kau butuhkan untuk dibawa ke mansion. Besok kau harus sudah stay di depan kontrakanmu karna aku yang akan menjemputmu" ucap Will.

"Ok ok ok" tidak punya jawaban lain, terpaksa dia harus mengiyakan ucapan tuan muda tukang perintah itu.

"Jadi apakah sudah selesai, kalau begitu saya permisi tutup teleponnya" Filo langsung memutuskan sambungan teleponnya sebelum ada perintah lainnya lagi, karna dia pusing mendengarkannya.

Jangan lupa kasih vote, like dan komennya ya readers, karna semakin banyak kalian  vote, author akan semakin semangat buat up😇🙏

The Billionaire King of The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang