"Baik, semua peserta telah selesai saya seleksi. Saya juga telah memutuskan 45 orang yang beruntung untuk lolos seleksi ini dan mengikuti tahap selanjutnya."
Alsha dengan susah payah menelan saliva. Raut ketakutan terlihat kentara di wajah manisnya. Jangan lupakan tangan gemetar seiring dengan jantung yang berdegup kencang. Ia tidak sabar sekaligus takut dengan pengumuman kelulusan ini.
Meskipun baru tahap satu, ketegangan di sini benar-benar luar biasa. Alsha dapat merasakan jantungnya berdegup kencang. Seiringan dengan suara lembut, tetapi tegas milik Mamih F.
Alsha yakin semua orang merasakan hal yang sama dengan dirinya saat ini. Namun, mau bagaimanapun, layaknya dalam setiap kompetisi, pasti ada yang memang dan yang kalah.
Begitu pula seleksi. Ada yang lolos dan ada yang tidak. Itu tergantung seberapa keras usaha mereka dan bagaimana takdir memilih.
Alsha mengembuskan napasnya dengan berat. Dia memikirkan banyak hal buruk saat ini. Namun, ia berusaha menangkis prasangka buruk itu, dan berpikir sebaik mungkin.
Tangan kanannya ia pakai untuk mengenggam tangan Rifa, sedang yang kiri ia pakai untuk mengcengkram pergelangan tangan Ahwa.
Ia mengenggam dengan sangat erat kedua temannya. Seakan tak ingin ditinggal pergi.
"Relax, Sa," tegur Ahwa ketika ia melihat Alsha yang gugup menunggu hasil pengumuman.
"Oke, kita lanjut. Sistemnya, saya akan mengumumkan peserta yang lolos seleksi menggunakan peringkat. Peringkat 1-44 akan diumumkan pertama. Sedangkan peringkat 45 akan diumumkan di akhir. Lebih dari peringkat 45 artinya tidak lolos. Bisa dipahami?"
"Bisa, Mih!"
"Maaf, Mih. Saya atas nama Rifa izin bertanya, peringkat itu berdasarkan apa? Apakah peringkat akan berpengaruh kepada tahap-tahap selanjutnya?"
"Baik, terima kasih untuk pertanyaannya. Untuk sekarang, peringkat saya ambil dari nilai kalian selama seleksi tadi. Iya, benar peringkat sangat berpengaruh besar," balas Mamih dengan ramah.
"Ada lagi?" tambahnya.
"Siap, tidak, Mih. Terima kasih," balas seluruh peserta kompak.
"Baik, kalau begitu saya mulai pengumumannya," timpal Mamih.
"Peringkat 44 diraih oleh ... peserta atas nama Reva!"
Pengumuman peserta yang lolos berdasarkan peringkat sudah di mulai. Mamih terus mengumumkan peserta yang lolos satu demi satu.
Ah, kesehatan jantung Alsha sudah tak keruan karena berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia dapat merasakan benda itu seperti hendak keluar dari tempatnya.
Keringat dingin terus bercucuran. Rasanya, pengumuman lolos seleksi ini lebih menegangkan daripada pengumuman peringkat UN tahun kemarin.
"Peringkat 20 peserta atas nama ... Rifa Rahmatullah."
Deg!
Itu, Rifa temannya, 'kan?!
"Aaaaa! Rifaaaaaa, selamat!"
Alsha tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya ketika nama seorang sahabat tersayang disebut. Ia segera memeluk Rifa. Membuat Mamih F yang memperhatikan tersenyum simpul.
"Woah, saya nggak nyangka bisa lolos. Makasih banyak semuanya."
Rifa menundukan dirinya sebagai rasa hormat sebelum ia pergi dari ruangan itu menuju tempat di mana para peserta yang lolos seleksi berada.
Alsha kembali duduk di tempatnya. Ia benar-benar ketakutan. Sekarang sudah pengumuman peserta peringkat ke-15. Alsha yakin, jika namanya tidak disebut sekarang, ia gagal.
Karena, menurutnya, tidak mungkin ia berada di peringkat atas.
"Selanjutnya, peringkat ke-14 diraih oleh ... peserta atas nama Ahwa Bintang Purnama."
Nama temannya kembali disebut. Alsha merasakan sakit di hatinya. Kedua temannya telah lolos. Sedangkan ia? Sepertinya sudah tidak ada harapan.
Namun, ia harus tetap terlihat bahagia. "Selamat! Anak pulung." Alsha memeluk Ahwa singkat sebelum Ahwa pergi menuju ruangan lain.
Tuhan, tolong, bantu aku! batin Alsha memohon.
Pengumuman peringkat dari 1-44 telah selesai. Namun, Alsha tidak dapat mendengar namanya disebut. Ia kecewa, marah, dan sedih pada dirinya.
Kenapa? Kedua sahabatnya lolos sedangkan dia tidak? Kenapa Tuhan tak adil?
"Baik, pengumuman peringkat 1-44 telah selesai. Bagi namanya yang belum disebut jangan dulu kecewa ya. Peringkat 45 belum diumumkan lho. Sekarang, saya akan memberi tahu peringkat 45. Siapkan jantung kalian!"
Kesempatan itu, Alsha merasa dirinya harus mendapat kesempatan itu. Peringkat 45 peringkat yang sangat rendah. Namun, cukup untuk membuatnya tidak tereleminasi.
"Ah, biar tambah tegang, saya mau kasih tau empat kandidat peringkat ke-45. Mau tau siapa aja?"
Kalo bukan mamih, ingin kugetok, batin Alsha.
"Saya yakin kalian pasti lagi maki-maki dalam hatinya, 'kan?" ucap Mamih F seraya menyengir dan tertawa ringan.
"Oke-oke, langsung aja, empat kandidat peserta untuk peringkat ke-45 adalah: Nami Yanti Putri, Alsha Nur Fadiilah, Raisa Putri Ramadhani, Nurul Indramayu. Nah, loh, siapa coba?"
Itu ... Alsha, 'kan? Tolong, semoga ini adalah kesempatan yang diberikan Tuhan bagi Alsha untuk berkarya dan membanggakan kedua orang tuanya.
Suasana riuh tercipta di ruangan itu.
Tiap-tiap orang ssepertinya sama-sama berharap untuk lolos.Terlihat raut wajah Mamih F yang tersenyum simpul. Ia seperti berkata ... "Aku suka semangat bersaing kalian." Itu yang Alsha pikirkan ketika melihat wajah Mamih F.
"Langsung aja, saya yakin kalian pasti udah nggak sabar. Peringkat 45 diraih oleh ... Alsha Nur Fadiilah!"
Alsha menutup kedua mulutnya dengan kedua tangan, ia tak percaya dengan pengumuman yang baru saja dituturkan. Bulir-bulir air mata mulai menetes dari pelupuknya. Tuhan benar-benar sayang dengan impian Alsha.
Ia berjanji pada diri sendiri untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia berjanji akan melakukan yang terbaik dan membahagiakan orang tuanya.
****
"Alshaaaaa, kamu juga lolos ternyata!" Rifa dan Ahwa berlari memeluk Alsha yang baru sampai di ambang pintu. Keduanya benar-benar bahagia Alsha juga lolos dan memasuki ruangan berwarna biru muda khusus mereka yang lolos ini.
Alsha membalas pelukan kedua teman tersayang, entah sejak kapan air matanya kembali menetes. Ia benar-benar bahagia, bahagia bisa berjuang bersama dengan kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
9GPM
Teen Fiction#1 in pelatihan (13-09-20) #2 in nasional (13-09-2020) #2 in pelatihan (09-09-20) #3 in terbit gratis (14-09-20) #3 in mamih (09-09-20) #4 in penerbitan (14-09-20) #6 in penerbitan (13-09-20) Alsha Nur Fadhillah memiliki hobi menulis sejak kec...