File 6

6 0 0
                                    

Wah, berantakan sekali disini. Aku baru saja tiba dan sepertinya kondisi disini sangat kacau. Aku menghampiri Andreas yang sedang berjongkok dan menggosok-gosok debu dengan jari-jarinya di tengah puing-puing bangunan.

"Aku memang tidak mendengar rinciannya karena terburu-buru, tapi sepertinya skalanya eih kecil dari yang sebelumnya. Bagaimana hasil pengamatanmu, Andreas?"
"Sepertinya gedung ini bekas gudang yang sudah lama tidak dipakai selain itu lokasinya berada di pinggir kota dan jarang dilalui oleh masyarakat. Jadi, tidak ada korban sejauh ini, Pak"
"Yah, tidak apa sih kalian bertindak cepat tapi kasus ini masih bidang keahlianku, jadi kuharap kalian tidak merusak jejak-jejak penting yang tertinggal disini"
"Ah, iya. Kau disini ternyata. Bagaimana kalau kau masuk ke timku? Pengetahuanmu akan sangat kami butuhkan"
"Maaf saja tapi aku tidak tertarik menjadi bawahanmu, akan kupertimbangkan kembali jika kau mau menyerahkan posisi pemimpin padaku"
"Jangan kaku begitu dong, Rif"

Pria ini bernama Arif, dia adalah salah satu dari sekian yang bisa kau sebut sebagai maniak. Entah kenapa dia sangat tertarik pada kasus-kasus yang berkaitan api dan ledakan. Baru saja dia menghampiri kami sambil memba kotak yang berisi berbagai peralatan aneh dan mulai menggosok-gosok abu seperti yang dilakukan Andreas tadi.

"Tak kusangka seorang pemalas sepertimu akan diserahi tugas berat seperti ini"
"Masih saja begitu. Sudahlah, akui saja aku lebih unggul darimu sehingga aku ditunjuk sebagai ketua tim investigasi khusus"
"Hah. Aku gak mau mendengar itu dari peringkat terbawah lulusan akademi"
"Itu tidak bisa dijadikan acuan, Teman. Lagipula aku memang tidak terlalu ahli dalam menghafal teori-teori, keunggulanku yang sesungguhnya adalah pengamatan dan intuisi!"
"Begitukah? Kurasa intuisi yang sangat kau andalkan itu membuatmu tidak menyadari kalau bawahanmu telah kabur setelah mendengar ocehanmu"

Tepat setelah mendengar itu, aku sadar Andreas sudah menghilang lagi entah kemana. Dasar, kemana sih dia pergi? Aku pergi menelusuri jalan setapak yang menuju ke arah hutan, seingatku sepeda motornya masih ada di dekat gudang itu artinya di masih ada di sekitar sini. Sepertinya dia tidak pergi untuk mencari toilet, akan jauh lebih mudah jika dia pergi menggunakan motornya ke toilet umumnya, lagipula aku tidak menyuruhnya untuk tetap di sekitar TKP. Tiba-tiba aku melihatnya sedang berdiri di pinggir sebuah sungai dan sepertinya ia sedang mengamati sesuatu.

"Ooooiiii, apa yang kau lakukan disini? Tiba-tiba saja menghilang"
"Maaf soal yang tadi, Pak. Tapi aku mengikuti jejak aneh dan menemukan sesuatu disini, mungkin bisa membantu dalam penyelidikan."
"Hm, terus? Kenapa kau diam dan berdiri saja? Ambil saja kalau itu bukti penting"

Kemudian ia menunjuk pada sehelai kain yang tersangkut pada bebatuan dekat tempat ia sedang berdiri. Hanya sedikit, tapi aku bisa melihat noda merah pada kain tersebut yang mengubah warna air di sekitarnya.

"Hmm. Sepertinya ini noda darah. Sepertinya masih baru tapi aku tidak bekas lainnya di sekitar sini", aku mengambilnya dengan hati-hati dan mulai mengamatinya.
"Kerja bagus kau bisa menemukan ini. Kita harus memastikan darah ini ke bagian forensik. Aku yang akan membawanya ke lab, mintalah laporan dari Arif dan kembali lah ke kantor untuk membuat laporan baru. Masid ada lagi harus kulakukan"

Tepat setelah Andreas pergi, aku mengambil Handphone dari kantong celanaku dan memulai sebuah panggilan.

"Halo, maaf mengganggu. Apa kau sedang sibuk? Ada sesuatu yang aku ingin kau periksa sekarang"





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cases Of Grim ReaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang