Amanda menyamar dengan tembok, sesekali kepalanya menyembul untuk memastikan situasi. Di depannya, Arka tengah bersiap untuk turun ke lapangan memenuhi panggilan pertandingan basket antar kelas. Di sekolah lamanya, kebetulan dia salah satu anggota inti klub basket dan beberapa kali ikut turnamen. Jadi, ketika pindah ke SMA ini, dia langsung mendapat tempat khusus.
Amanda memperhatikan setiap gerak-gerik kakak kelasnya secara saksama. Lalu, jantungnya nyaris copot saat dua teman Arka datang dan bergabung. Membuat ruang ganti tersebut seketika riuh. Amanda terpaksa mengakhiri aksi mata-matanya.
Dia pun ke kantin. Di jalan, dia tak sengaja ketemu si musuh bebuyutan. Mereka beradu tatapan sengit. Lalu, sama-sama beralih dan berpapasan. Suasana mendadak sedikit tegang.
"Gue harap lo segera terusir dari rumah!" desis Arabelle yang bisa didengar jelas oleh Amanda.
"Atau sebaliknya." Amanda tersenyum miring setelah menuntaskan kalimat.
Arabelle tak acuh. Dia memutuskan ke tempat parkir sekolah. Namun, Sisil mencegat saat dia hendak menginjak anak tangga.
"Gue tau lo dalangnya. Jadi please, lo balikin dua akun IG gue yaaa. Gue mohon. Kalau gak balik, gue gak bisa hidup tanpa mereka, Arabelle," cerocos Sisil tanpa basa-basi lagi. Mukanya merengut memohon, sementara tangannya mengatup rapat di depan dada.
"Setelah semua artikel sampah lo itu?" sinis Arabelle. Nada bicaranya pelan, tetapi disertai tatapan super tajam, membuat kesan angkernya begitu terlihat.
Sisil kesal semua hasil kerja kerasnya dikatai sampah secara langsung. Namun, dia harus tetap sabar karena akan ada masanya untuk melakukan pembalasan.
"Oke, oke. Mau lo semua artikel itu dihapus, kan? Oke, gue turutin. Asal lo balikin akun IG gue, ya?" Sisil tak mengubah posisi tangannya. Kali ini, nada bicaranya dibuat selembut mungkin, siapa tahu bisa menyentuh kerasnya hati si lawan bicara.
"Gak cukup. Lo kira harga diri gue bisa balik cuma dengan hapus artikel sampah itu?" Arabelle menunduk, mendekatkan wajahnya dengan telinga kiri Sisil. "Lakuin satu hal buat bikin gue jadian sama Arka."
"APA!" Mata Sisil sontak melotot. Lengkingan teriakannya bahkan lolos gitu saja. "J-jadi ... eung ...."
"Lo gak mau? Ya udah, Roomphits esok atau satu jam ke depan gak bakal berjalan lagi," ancam Arabelle yang menutup kalimatnya dengan senyuman miring.
Sialan lo! Sisil mengumpat dalam hati. Untung dia pandai bersilat lidah (sekalian teakwondo, karate, judo, dan kawan-kawannya), jadi, permainan kata baginya sudah biasa.
"Sip. Mulai sekarang, gue merekrut diri gue sendiri sebagai mak comblang lo. Khusus dan limited edition." Sisil menghela napas dan memaksakan diri untuk tersenyum.
"Good!" Arabelle menjetikkan jari.
"Jadi kapan akun IG gue balik? Capek gue bikin akun kloningan terus."
"Setelah lo kasih gue info lengkap tentang data diri si cowok songong itu." Arabelle pergi gitu saja.
Sementara, Sisil meremas tangan sambil melompat-lompat gemas. Setelah tenang, dia meniup poni tipisnya. Beruntung, mendapatkan informasi baginya semudah membalikan telapak tangan. Ketika istirahat kedua tiba, dia segera menemui Arabelle di balkon belakang kelas XI-IPS 1 yang langsung menghadap ke lapangan basket putri dan gedung aula sekolah.
"Gue udah ngirimin data yang lo minta dalam bentuk file ke WA lo," kata Sisil saat telah menghampiri Arabelle.
"Good. Akun lo balik bentar lagi," balas Arabelle yang langsung memainkan ponselnya untuk mengirim direct message pada seseorang. Setelahnya, dia iseng membuka file yang dikirim Sisil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad or Good Girl (TAMAT)
Teen FictionGawat! Karir seorang Arabelle Kiyoko di ambang kehancuran akibat kalah taruhan dari rival sekaligus saudari tirinya, Amanda Lanika. Arabelle tentu tidak terima. Kebetulan di sekolahnya hadir cowok beken yang akrab disapa Arka. Dia memiliki sebuah r...