8. Vlog Bareng

111 22 7
                                    

Amanda bahagia bukan main saat tiba-tiba mendapat direct message dari seseorang.

"Hiyak! Usahaku berhasil. Yes, yes!" Dia melompat-lompat sambil megang ponsel di kelas.

"Astaga? Kerasukan jin dari mana nih? Pagi-pagi udah kayak peserta konser aja," celetuk Dara sambil masuk kelas. Tangan kirinya memegang buku, sedang seplastik gorengan di tangan kanan.

"Tau tuh. Tiba-tiba dia teriak. Aku sampek kaget." Mey-Mey memelorotkan pundaknya yang tadi sempat meninggi karena tangannya refleks menutup telinga.

Sementara, Vita cuek bebek. Telinganya tertutup earphone dan tengah memutar lagu "Go (Go Go)" milik BTS dengan volume nyaris full. Kepalanya mengangguk-angguk penuh energi, sesekali geleng-geleng diikuti tangan dan pundak yang tidak bisa diam.

Saking gemas, Mey-Mey dengan seluruh kekuatan lahir batin, menggeplaknya.

Vita menoleh dengan kepala ditumbuhi tanduk merah yang mengepulkan kabut tebal. Matanya berkilat murka, jangan tanya bentuk mulutnya yang sudah nyaris menyatu dengan hidung mungilnya.

"MAIIILLL!" jeritnya tepat di telinga kiri Mey-Mey.

Amanda yang ikut kaget, refleks meraih buku, dan menempelkannya tepat di mulut Vita. Alhasil, kehebohan pun terhenti. Untung saja kelas masih sepi dan hanya ada mereka berempat.

"Vitaaaaaa, gendang telingaku bisa robek kalau kamu teriak kayak tadi! Tahu enggak, gendang telinga itu mahal dan limited edition. Enggak ada obralan di mana pun!" cerocos Mey-Mey seraya menurunkan telunjuk yang tadi menyocok di lubang telinganya.

"Ya kamu apa-apaan main ngegeplak aku. Kan kaget, mana sakit lagi," omel Vita yang tak menurunkan intensitas muka masamnya.

"Hehehe, maaf." Mey-Mey cengengesan, terus mengelus bekas pukulannya tadi. "Abis kamu kayanya asik sendiri."

"Iyalah. Orang aku dengerin lagu yang lagi hits," sahut Vita sebelum akhirnya memasang earphone kembali.

"Kenapa, sih teriak-teriak, Nda?" Dara yang sudah kembali normal, memilih menanyakan hal penting dan duduk manis di kursinya.

"Eung ... itu, aku bakal nge-vlog bareng kak Arka," jawab Amanda dengan pipi bersemu.

"Wih, serius kamu?" Mey-Mey menatap penuh rasa tak percaya.

Amanda mengangguk dan asyik mesem-mesem lagi. Sementara, Vita sudah kembali ke dunianya, berjoget ria, sesekali berdendang.

Sementara itu, Arabelle yang masih menyetir di jalan, tak berhenti memikirkan obrolan semalam bersama Sisil. Bukan soal uang dua juta yang melayang begitu saja, melainkan fakta tentang Arka. Kesimpulannya, cowok itu punya kembaran---Dika---dan punya masa lalu pernah di-bully. Arabelle menduga bahwa si pem-bully itu adalah dirinya sendiri karena dulu pas SMP, ada cowok kembar yang jadi korban keusilannya. Dia mungkin lupa siapa nama mereka, tetapi sedikit fakta terakhir tak terlupakan; si Babi Satu dan Babi Dua pindah sekolah.

Arabelle membelokkan mobilnya dan memasuki area parkir SMAN 189 Bandung. Dia ngerem mendadak saat seorang siswa lewat tiba-tiba di depan mobil. Dia menekan klakson kencang-kencang sebelum akhirnya turun untuk melampiaskan amarah.

"Woi, lo sinting, hah!" murkanya sambil berkacak pinggang.

Siswa itu, yang tak lain adalah Treya, terkejut tiga kali lipat. Pertama dia hampir tertabrak, kedua suara klakson, dan terakhir karena diteriaki, memakai bahasa kasar pula.

"Eh, sopan dong sama kakak kelas!" Dia menyahut tak kalah emosi.

"Kakak kelas tapi dungu, ngapain gue capek-capek bersikap sama orang kayak lo," sengit Arabelle yang bertambah geram.

Bad or Good Girl (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang