KA||Chapter17

2.2K 134 3
                                    


"Haraaaaaa !!" Hara tersenyum saat mendengar suara dari kedua sahabatnya, Naila dan Yeri.

"Haraaaa,, jangan sakit!!" Naila memeluk Hara yang terduduk di atas ranjangnya.

"Haar ,, kenapa sih bisa kaya gini?" tanya Yeri yang memijit kaki Hara.

"Iiih,, namanya juga musibah! Yaa gua gak tau kalo bisa kaya gini!" tutur Hara.

"Hara,, ini!! Buat lu." Luckas memberikan satu kantong plastik berisikan buah dan biskuit untuk Hara.

"Eh,, Kas makasih ya, udah repot-repot bawain kaya gini!" Luckas pun mengusap kepala Hara lembut.

"Ekheem,, itu dari gua sama Naila juga ya Har!" Hara terkekeh pelan, saat Yeri protes dengan meliriknya tajam.

"Har,, ko lu sendirian? Abang yang lain mana?" Naila yang mengamati ruangan inap Hara.

"Malem gua di temenin bang Jin, bang Tae, sama bang Suga. Tapi tadi bang Jin ada urusan mendadak, bang Tae juga lagi ada perlu."

"Terus bang Yoongi?" Tanya Luckas.

"Kenapa Kas ? Kangen sama gua?"

"Eh,, hehehe enggak bang!" Luckas menggaruk tengkuk lehernya, ketika melihat Yoongi yang tiba-tiba datang.

"Adek, makan rotinya dulu!" Yoongi menyuapi potongan roti ke mulut Hara.

"Ohiya Har,, tadi gua liat bang Jungkook di taman, sendirian gitu sambil ngelamun." ucap Naila yang melepas pelukannya. Yoongi terdiam mendengar Jungkook ada dirumah sakit ini, namun tidak menghampiri ia dan juga Hara.

"Hah? Ada bang Jungkook? Tapi dari pagi bang Jungkook belum kesini! Iya kan bang?" Hara menatap dalam Yoongi, ia juga merasa heran. Kenapa sejak kejadian kemarin Jungkook tidak berbicara dengannya, bahkan tidak ingin bertemu dirinya.

"I-iya,, Adek makan rotinya sendiri ya! Abang mau ke kantin dulu mau beli kopi!" Hara berdehem pelan. Yoongi pun beranjak keluar kamar Hara.

"Gua saupin ya Har !" Luckas meyuapkan sepoting roti ke mulut Hara. Naila dan Yeri pun gemas melihat interaksi Hara dan Luckas. Mereka tau jika Hara dan Luckas mempunyai perasaan masing-masing namun mereka malu. Apalagi Hara takut akan ke tujung abangnya yang melarang keras jika mengetahu ia berpacaran.

"Ciieellaaaaah .. " Yeri dan Naila meledek, kemudian mereka tertawa geli.

"Ck ,, kalian apaan sih!!" Hara mendecak dan tertunduk malu. Lukcas pun hanya senyum-senyum melihat wajah Hara memerah.

"Eeh,, ngomong-ngomong kalian tahu gua sakit dari mana? Trus siapa yang anterin kesini?"

"Tuh..!!" Yeri dan Luckas kompak menunjuk Naila yang senyum-senyum sendiri.

"Dari ban Jimin, hehehe!" cengir Naila dan mengacungkan jari nya berbentuk V.

"Kalian jadian?" tanya ketus Hara. Naila pun menggelengkan kepala.

"Inget ya Nai,, gua gak mau punya kakak ipar kaya lu !!" tunjuk Hara. Namun Yeri, Luckas, dan Naila hanya tertawa lebar.

Sebenarnya Hara masih bingung kenapa Jungkook dan Jimin tidak menemuinya, apa mereka masih marah? Sefatal itu kah ucapan Hara? Sebenci itu mereka dengan Hara?. Itulah yang menjadi pertanyaan di benak Hara. Jimin memang belum bertemu langsung dengan Hara setelah Hara siuman. Jimin ada kerjaan mendadak, salah satu muridnya tiba-tiba merengek ingin ikut perlombaan dan harus diciptakan lagu oleh Jimin, yang membuatnya sibuk. Jungkook yang belum menemui Hara sekarang pun mempunyai alasan, ia selalu beranggappan bahwa dirinya yang menyebabkan adik kesayangnya sakit, dan takut akan kemarahan Yoongi. Kata-kata Yoongi pun masih jelas terngiang di telinganya. Setiap melihat Hara, ada rasa sakit di hati Jungkook

|kesayangan Abang|

"Ini..!" Jungkook terkejud melihat Yoongi yang datang tiba-tiba dan memberikan satu kaleng minuman. Tangannya terulur menerima pemberian Yoongi.

"Kenapa duduk disini? Gak mau ke kamar adek? Gak mau lihat adek? Gak mau kasih semangat buat adek!?" Jungkook tertunduk mendengar cecaran pertanyaan Yoongi. Sekali lagi Jungkook menangis pelan. Ia sangat merindukan Hara. Ia ingin sekali memeluk Hara, mencium Hara, bercanda dengan Hara hingga membuat Hara tertawa lagi. Namun Jungkook masih takut, takut jika akan Hara akan membencinya.

"Abang minta maaf. Abang kemarin emosi! Jujur kemarin gua emang salah udah mukul lu Kook. Mungkin udah ngeluarin kata-kata yang bikin lu sakit hati! Tapi sama sekali gak ada maksud buat bikin lu down!!" ucap Yoongi dengan nada rendah, ia mengaku salah telah memuluki adik bungsu laki-lakinya ini. Yoongi juga tidak memungkiri jika kemarin emosinya meletup-letup, otaknya tidak bisa berfikir secara jernih.

"Gua juga minta maaf bang! Seandainya gua gak dorong adek, adek gak mungkin jatuh. Adek juga gak mungkin kepalanya terbentur dan masuk rumah sakit" sesal Jungkook. Yoongi mengusap bahu Jungkook kuat sesekali meremas bahunya erat, memberikan penguatan kepada Jungkook, bahwa masa sulit seperti ini akan terlewati.

"Iya gua ngerti Kook. Tapi adek butuh kita, butuh ketujuh abangnya. Yang udah terjadi, yaudah gak usah disesali."

"Gua takut adek benci bang sama gua." Yoongi tersenyum tipis. Ia tahu betul semua sifat adik-adiknya. Saling berdebat didalam keluarga adalah hal wajar. Namun nantinya mereka akan saling meminta maaf atau melupakan begitu saja.

"Yakin adek marah sama lu kook? Yakin adek juga benci? Kook lu salah satu abang yang paling deket banget sama adek. Dan, gua tau lu pasti paham sifat adek. Adek gak akan pernah benci sama orang lain, apalagi sama kita abangnya. Semarah-marahnya adek sama kita gak akan berlangsung lama, apalagi benci sama lu!" Yoongi memberi penjelasaan kepada Jungkook. Adik laki-lakinya itupun hanya bisa mendengarkan dengan baik, sesekali megusap air matanya. Ya, Jungkook termasuk abang yang paling cengeng jika ada sesuatu hal yang terjadi kepada Hara. Apalagi melihat Hara kesakitan dan sedih, Jungkook tidak akan malu menangis didepan yang lain.

"Masih ingat waktu adek marah sama kita, gara-gara dia kita konciin dikamar bang Jin, gak kita ijinin pergi camping sama Naila dan Yeri? Padahal waktu itu adek udah persiapin semuanya. Ingatkan? adek marah banget sama kita, sampe adek bilang kalo dia nyesel punya abang kaya kita, telpon eomma sambil nangis kenceng, terus teriak-teriak bilang benci sama kita!"

"Iya bang gua inget. Lusanya dia nemuin kita, pelukin kita satu-satu, minta maaf sambil nangis."

"Nah itu yang gua maksud Kook. Ngerti kan? Adek itu gak pernah malu ngucap kata maaf, walaupun dia gak salah!"

"Iya bang. Habis itu adek minta beliin jajanan cemilan ke kita, dan di supermarket kita belanja, jajanan sampe dua troli penuh. Yang bikin kita ketawa bang Jin kita tinggal, dan harus bayar semua belanjaan kita, padahal perjanjiannya hanya adek yang ditraktir !" Jungkook dan Yoongi tertawa bersama mengingat kejadian yang menurut mereka lucu. Jungkook bernafas sedikit lega, mendengar Yoongi memberikan penjelasan. Dirinya menjadi percaya diri jika Hara tidak akan benci dengan dirinya.

"Yaudah sekarang ke kamar adek!" Yoongi berdiri, bergegas meninggalkan bangku taman dan pergi ke kamar Hara. Namun ketika Yoongi menengok ke arah belakang. Jungkook masih saja duduk dan tidak ada pergerakan sama sekali.

"KIM JUNGKOOK!! masih mau duduk disini!" Jungkook tersentak mendengar teriakan Yoongi.

"Bang gua takut adek masih marah!"

"TERSERAH LU KOOK!!" lalu Yoongi berbalik lagi meninggalkan Jungkook yang beberapa detik kemudian menyusul Yoongi yang berjalan cepat di depannya.

"Sebelum masuk kamar adek, habisin dulu minumannya atau gak buang aja!!" Jungkook pun menuruti, minuman yang diberikan Yoongi, ia minum setengah. Setengahnya lagi ia membuangnya.

|KESAYANGAN ABANG|
❤❤❤

Kesayangan Abang ( Bangtan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang