KA||Chapter20.

3.6K 201 42
                                    


"Bang !" suara lirih Hara memanggil abang yang mempunyai warna kulit paling putih, bahkan Hara saja kala putih. Ia tersenyum lebar sambil menyodorkan minuman colla untuk Yoongi, yang tentu saja membuat Yoongi kaget dan bersiap memarahi Hara jika adiknya itu sudah berani melanggar perintahnya.

"Ini bukan buat adek ko bang! Ini buat abang!" tangan Yoongi terulur, dan menepuk-nepuk sofa disamping dirinya duduk, Hara yang mengerti langsung duduk di samping Yoongi. Mereka sekarang berada di dalam kamar Yoongi, yang menjadi tempat istirahat Yoongi sekaligus tempat bekerja dalam membuat lagu. Yoongi mengatur dengan sebelah sisi Ia taruh tempat tidur tanpa dipan, di pojok kamar ada lemari pakainnya dan juga meja kecil yang Ia letakan di sisi kasurnya, di sisi lainnya Ia menyekat ruangan dengan rak buku yang terdapat juga koleksi mainannya, dan terdapat beberapa keyboard dan alat musik lainnya, walaupun seperti itu tapi tetap kamar Yoongi termasuk rapih dan nyaman.

"Bang! Abang kenapa? Lagi ada masalah ya? Adek perhatiin, abang ngelamun kaya mikirin banyak masalah ?!" Yoongi tersenyum dan mengusap surai panjang Hara. Sedari tadi Yoongi hanya terduduk lemas dengan kepala ia senderkan di sofa dan hanya menatap langit-langit kamar. Hara teringat perkataan Jin, mungkin abang yang satunya ini sedang banyak masalah.

"Abang gak apa-apa dek, abang cuma capek aja!"

"Beneran?"

"iya" Yoongi  mencubit gemas pipi Hara.

"Gimana tadi sekolahnya? Lancar gak? Maaf ya abang gak jadi anterin adek."

"Lancar bang seperti biasa. Gak apa-apa bang tadi juga di anterin bang Jin!" Hara memainkan jari-jari Yoongi, sambil memijit pelan.

"Yaudah, adek keluar dulu. Kalo abang emang gak apa-apa" sebelum Hara berdiri, Yoongi menarik tangan Hara, dan Hara duduk kembali. Yoongi merentangkan tangannya memeluk Hara dengan erat. Beberapa kali menciumi pucuk kepala Hara.

Hara mendongakan kepalanya melihat Yoongi, entah hanya perasaan Hara saja atau tidak, tapi Ia menangkap wajah Yoongi sangat kalut yang tengah banyak masalah.

"Baang kenapa? Abang ada masalah kah? Kalo abang mau cerita, cerita aja sama adek! Adek mungkin gak bisa kasih solusi ke abang yang baik, tapi adek bakalan jadi pendengar yang baik buat abang!" Yoongi semakin mengeratkan pelukannya, sungguh adik yang satu ini ternyata sudah dewasa. Yoongi ragu untuk menceritakan semuanya ke Hara, tapi di lain sisi Hara sudah dewasa dan mungkin bisa di ajak untuk berdiskusi, setidaknya menjadi tempat curhatnya.

Perlahan Yoongi melepaskan pelukannya, menatap Hara sendu. Rasanya sedikit lega setelah memeluk gadis didepannya. Hara pun menatap Yoongi nanar, Ia berharap jika abangnya akan bercerita kepadanya. Karena sedari tadi Yoongi hanya terdiam sesekali tersenyum tipis.

"Bang, kata bang Jin kita itu saudara. Seberat apapun masalahnya kalo kita hadapin sama-sama semua bakal ringan bang. Berdiam diri dikamar, memendam masalah sendiri itu gak baik loh bang!" Hara mengingat semua ucapan Jin. Yoongi menghela nafasnya pelan, mengataur nafasnya.

"Hmm,, abang gak tau dek mulai dari mana abang cerita. Mungkin yang lebih tahu cuma bang Jin" Hara hanya menatap sendu Yoongi, tebakannya kali ini benar, jika abang yang satu ini sedang mengalami hal sulit.

"Abang ketipu dek!" Yoongi tersandar lemas, Hara pun terkejut hingga mulutnya terbuka lebar.

"Hah? Abang ketipu apa? Kenapa bisa bang?" Yoongi hanya tersenyum simpul melihat wajah kagetnya Hara, dan setelah itu mengusak rambut Hara. Abang yang satu ini memang terlihat santai tapi Hara yakin jika perasaan dan pikiran Yoongi tidak sesantai yang Ia lihat.

"Adek tau kan ruko yang abang beli buat abang jadiin studio. Yang udah jadi tempat abang kerja bertahun-tahun?"

"Iya bang, adek tahu."

Kesayangan Abang ( Bangtan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang