Prolog

34 4 0
                                    

Tiba-tiba saja terbesit untuk memulai menulis cerita, teringat dahulu pernah punya wacana besar tentang proyek tulis menulis ini denganmu. Namun, sekarang berbeda sebab kamu sudah tidak menyertaiku lagi.

Mungkin sedikit banyak terpengaruh oleh cerpen Raditya Dika yang mana ceritanya ringan, dekat, dan receh. Bisa dibilang beliau ini menjadi salah satu motivasi untuk untuk belajar menulis, yah iseng-iseng aja siapa tau skill tulis-menulis ini bisa bermanfaat di kesempatan lain.

 Bisa dibilang beliau ini menjadi salah satu motivasi untuk untuk belajar menulis, yah iseng-iseng aja siapa tau skill tulis-menulis ini bisa bermanfaat di kesempatan lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan beruntungnya juga, entah dari mana ada seonggok Homo Sapiens yang bersedia berbagi pengalaman dalam dunia tulis menulis ini. Aku pun dengan rasa keponya meminta dia menceritakan proses awalnya membuat cerita, dia bilang 'yaa elu konsepin dulu aja ceritanya dari awal sampe akhir, mau jadi kayak gimana itu cerita nantinya'.

'yah gua belom tau mau bikin cerita gimana, kalo judul gua udah ada tapi', jawabku dengan jujur.

'ih elu mah kocak judul mah belakangan, awal itu harusnya niat kalo udah baru deh ikut pendaftaran', dia berseloroh.

Aku diam saja sembari mencari genre apa yang cocok dengan gaya tulisanku nanti. Selenting kemudian aku menceritakan wacana tulisan yang dulu kepadanya yang lebih menceritakan tentang perjalanan, 'yaaa mungkin bisa dibilang sebelas dua belas lah sama tiga belas, seperti jurnal perjalanan atau catatan harian kepunyaan Colombus'.

'Tapi gua belom pernah baca buku jurnal perjalan wkwkwk. Kalo elu emang genrenya apa?' tambahku dengan bodohnya.

'Kalo gua lebih ke cerita-cerita fantasi sih, kayak werewolf begitu-begitu.'

Otakku berkerja lebih keras lagi, mencoba untuk mengilustrasikan jika aku menulis sebuah cerita fantasi seperti Harry Potter, Lord of The Rings, GOT, atau Spiderman sekali pun. Aku mengandaikan ada sebuah plot cerita yang keren banget, tapi otakku tak mampu untuk mengisi kekosongan-kekosongan ceritanya.

'Cuy, kayaknya gua gak jago buat berbohong dah, gua kepikiran mau nulis tentang pengalaman hidup gua aja.' Dengan yakin aku bilang pada dia.

Mungkin sama halnya saat aku mencoba untuk belajar menulis materi stand up, yang mana materi adalah hal terdekat dari kita, mulai lah mencoba menceritkan tentang diri lu, lingkungan lu, opini lu, persepsi lu, perasaan lu, pasangan lu kalo punya tapi.

'Ya jangan sama persis pengalaman lu lah, karang-karang dikit biar imajinasi lu ada fungsinya juga.' Jawabnya dengan tegas.

Secara sukarela aku mengiyakan kata-katanya seraya mensugesti diri sendiri untuk mencoba berkhayal, coli aja bisa ya kali bikin cerita gak bisa, pikirku.

Semoga saja ceritaku nantinya menjadi sebuah prasasti yang indah sebab kisah-kisahnya lebih banyak yang indah timbang sakitnya, dan mengingat kembali pengalaman kita menjadi salah satu terapi penyembuhan dan pengikhlasan bagiku.

Something Without Any LimitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang