aku dan mereka

7 0 0
                                    

aku dan mereka berbeda.

walau aku tahu,
rasa sakit mereka melebihi rasa sakit ku.
penderitaan mereka melebihi penderitaan ku.

seperti kata orang, tuhan tidak akan? aku bahkan lupa kata itu

dan ini batas kesanggupanku menerima rasa sakit dan penderitaan.

mungkin mereka akan mentertawakanku setelah tahu penderitaan dan rasa sakitku bukan apa-apa dimata mereka.

sampai aku bahkan juga ikut menetertawakan rasa sakitku saat melihat rasa sakit mereka.

tapi ini menyakitkan benar benar sangat menyakitkan.

rasa sakit ini benar benar membuatku mati rasa.

Hatiku hancur.
Nuraniku mati.
Jiwaku terkoyak.
Ragaku rusak.

Aku mulai kehilangan kendali diriku.

Berkali-kali aku mencoba melawan, berhasil lalu aku lebih kehilangan kendali dari sebelumnya.

Berbagai macam cara telah aku coba namun aku malah menerima rasa sakit berbeda yang memebuat ku lebih kehilangan kendali.

seperti itu dan terus berlanjut.

Aku sadar bukan hanya aku yang menderita seperti ini.
mereka juga menderita sama sepertiku bahkan lebih.

Berkali-kali kucoba untuk membandingkan diriku dan mereka,
jelas-jelas mereka lebih menderita dariku tapi mengapa aku harus menyerah.
mereka bisa lalu kenapa aku tidak.
mereka mampu lalu kenapa aku tidak.
mereka kuat lalu kenapa aku tidak.

Kucoba untuk mencari alasan mereka tetap kuat.
apa yang membuat mereka tetap kuat?
apa yang membuat mereka tidak menyerah?
apa?

Aku mencari dan menemukan alasan mereka.

Itu karna,
mereka memiliki orang penting yang membuat mereka tidak boleh menyerah.

mereka memiliki pengendali saat mereka mulai kehilangan kendali.

mereka memiliki sandaran saat mereka kelelahan.

mereka memiliki apa itu yang disebut mimpi dan tujuan.

Lalu aku mulai mencari, tapi aku tidak memiliki apa yang mereka miliki sebagaimanapun aku mancari bahkan berkali-kali aku mencari tetap aku tidak memiliki itu.

Orang yang ku anggap penting terus-menerus mengecewakanku.

pengendali? aku bahkan tidak memiliki itu.

sandaran? aku memilikinya tapi dia tidak mampu membuatku tenang.
aku iri dengan mereka yang sejak lahir dikenalkan secara terperinci tentang tuhan dan agama, jadi saat mereka mulai kehilangan kendali, bersedih, kecewa, menginginkan sesuatu mereka tahu apa yang harus mereka lakukan, mereka mengerti kemana mereka harus tenang. dan aku? aku memilikinya tapi aku tak mengerti hal tentang itu. setidaknya jika aku mengerti tentang dia aku jadi tahu kemana aku harus pulang dan meminta sayangnya aku tidak mengerti bahkan berkali-kali aku mencoba belajar. hei, aku seorang diri jika kalian lupa.

Mimpi? Tujuan? aku bahkan tak punya gambaran saat memikiran hal itu. aku bodoh bukan.

Menyerah?
Tidak!

saat itu aku belum menyerah.

dan sekarang, aku mulai lelah.
biarkan aku kehilangan kendali sekali saja.
sayangnya aku ternyata sudah kehilangan kendali sejak lama.
bahkan pikiranku pun sudah tak bisa kukendalikan.
aku hanya tak sadar.
aku sendirian.
aku seorang diri.

DESTRECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang