DESTRECTION

iri

Tak ada rasa

benar benar sudah tidak memiliki rasa

sungguh mati rasa

aku benci saat aku mencoba tertawa

lalu,

aku terdiam dan menangis

tapi tak ada rasa

sungguh tidak ada.

mengasingkan diri
menutup diri
melarikan diri

aku rindu.
rindu diriku yang hidup.
rindu diriku yang memiliki banyak perasaan.
aku rindu perasaan itu.

walau ku tak tahu kapan aku memiliki perasaan itu.

aku lelah melarikan diri.

aku mulai kehilangan rasionalitas.

aku bingung entah berada didunia mana pikiranku.

pikiranku
jiwaku
mereka mulai membangun dunia sendiri.

airmata ku bahkan tak memiliki rasa.
mengalir
dan
kosong

aku bahkan tak tahu
mana aku yang sebenarnya.

aku mulai kehilangan jati diri.

apa ada dunia lain saat aku mati?
ataukah aku tak kemana-mana hanya diam dikekosongan tak berujung?
apakah aku akan dikirim keneraka karna tak bersyukur?
apa mungkin aku menjadi roh dengan penderitaan yang kubuat sebelum aku mati?

sebenarnya apa arti aku hidup?

kita memiliki banyak pencipta?
lalu yang mana yang asli?

apa arti dia menciptakan kita?
apa hanya untuk menyembahnya?

lalu kenapa dia memberikan kita banyak perasaan?
kenapa dia tidak membuat kita memiliki keyakinan mutlak tentang dia saat dia menciptakan kita?

apa dia menciptakan kita
seperti kita menciptakan cerita
karna dia ingin dan bosan?

lalu sebenarnya apa arti aku hidup?
hanya karna dia ingin?

apa aku harus hidup seperti mereka,
sekolah, mencari ilmu, mendapati kesusahan, mencari teman hidup, sukses, tua bersama dan mati bersama.

apa aku harus hidup seperti mereka?
aku bahkan tak mempunyai keinginan hidup.

dia menciptakan kita
dia membuat kita memiliki banyak akal
bahkan katanya ciptaanya yang lain iri dengan kita manusia ini.

tapi memiliki ini semua juga tidak baik

aku bahkan iri dengan mereka yang memiliki perasaan murni
tidak mengetahui banyak hal yang menyakitkan dan menjijikan.

mereka benar-benar membuatku iri.

aku sungguh sangat tidak bersyukur

benar benar lelah.

13 sept 20
02.47 p.m
slmssa