( 2 ) Bantuan

25 15 4
                                    


Naura pov

Kini aku dan yang lain
sedang beristirahat,
sedangkan aku dan
kak Diana memilih
untuk makan bakso
langganan kami berdua
di depan kaffe.

"Ayo ra cepet pesen dong
makananya, tar keburu jam
istirahatnya abis". Ajak kak
Diana pada diriku, yang tak
kunjung memesan makanan
juga.

"Gak deh ka untuk
hari ini libur dulu makan baksonya, kakak aja yang
pesen makanan".

"Loh kenapa ko gak
pesen...??" heran kak
Diana, karna aku
lah terkadang yang
paling semangat saat
akan makan bakso
faforit ku.

"Iyah kak lagi ngirit aku
tuh hehe,,,," cengiranku
yang ku berikan tuk kak
Diana

"Apa kamu,,,?? Eh tapi
kamu jangan ke singgung
yh sama omongan kakak".
Kawatir kak Diana saat
akan bertanya padaku,
"Ihh apa an sih kak yah
engga akan kok tenang
ajah, emang mau
ngomong apaan...???"

"Kamu lagi gak ada
uang yah sampe sampe
di bilang ngirit gitu cuman karena bakso doang".

"Gak kok kak aku
cuman lagi gak kepengen
makan ajah beneran".
Cecarku untuk bisa
meyakinkan nya karena
aku tau kak Diana gak
akan pernah melepaskan
aku, dengan pertanyaan pertanyaan sebelum
aku mengakui pada nya.

"Araaaa, kakak tau kamu
bohong sama kakak, ada
apa sebenernya sih, coba
kamu cerita sama kakak"
Aku mulai gelisah saat kak
Diana memaksa aku untuk
tetap bercerita kepadanya,
akhirnya pak somad penjual
bakso faforitku datang dan
memberikan pesanan kak
Diana.

"Ah kak itu baksonya
udah dateng tuh ayo cepat makan". Alih ku agar
kak Diana gak
mempertanyakan apa
yang jadi masalahku.

"Ara pliss deh kakak
sedang bicara dengan
mu, dan jangan
alihkan pembicaran
kita sekarang".Aku rasa
kak Diana marah padaku
karena aku yang tak
kunjung bercerita padanya. "maaf kak Ara salah".

"Ara kakak tau kakak
bukan lah kakak
kandungmu tapi kakak
mohon padamu jika
kamu masih anggap
kak Diana ini masih
kakak mu, maka cerita
lah. kakak tau kamu ada
masalah sekarang ini,
karna gelagatmu lah
serdari tadi kakak
perhatikan sedikit gelisah."

Aku pun sedikit merasa
bersalah pada kak Diana,
karena kak Diana lah yang
selalu membantu ku dalam
suka maupun duka ku

"Sebenarnya aku
memikirkan uang
untuk membayar ujian
adik ku minggu depan,
dan aku bingung bisa
dapatkan uang nya dari
mana, sedangkan ini saja
awal bulan dan kita pun
di gajih akhir bulan, uang tabunganku pun sudah
ku buat untuk berobat ibu".akhirnya setelah
beberapa menit paksaan
dari kak Diana, aku pun menceritakannya.

"Kenapa kamu tidak
bilang sama kakak Araa,
kakak pasti bantu, ouh
yah kakak baru ingat kakak masih ada uang". Kak Diana
kini sedang merogoh tas
yang sedang di bawanya
kini.

"Nah ini kakak bisa
pinjamkan dulu buat
adik mu, yang kini sedang membutuh kannya". Saat
kak Diana memberikan
uang pada ku aku pun
ragu tuk menerimanya,
pasalnya aku udah sering meminjam uang pada kak
diana.

" Tapi kak uang yang ku
pinjam dari kakak saja
masih belum aku lunasi,
dan kini aku harus
meminjam uang mu lagi".
Tolak ku halus pada
kak Diana.

"Hey kamu ini kaya
sama siapa ajah sih hmm,
kakak justru seneng bisa
bantu kamu dan masalah
uang yang kamu pinjam
waktu itu, tenang ajah
kakak ikhlas buatmu Ara.
Dan sekarang ayo cepat
terima, lalu kita makan,
kakak yang bayar tenang
ajah okeh".

"Makasih kak, kakak
baik banget sama Ara,
pasti suatu saat aku akan
balas semua kebaikan
kakak pada ku".

"Yah udah deh yh
terserah mu saja".kak
Dian pun memesankan
bakso untuk ku.

NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang