1 bulan kemudian ..
"Kau yang bilang!"
"Apa?"
"Kau yang bilang! Sesuai perjanjian kau kalah tadi!"
Man menatap kesal, ingin menolak tadi gagal saat melihat senyum penuh kemenangan dari Bos. Dirinya kembali teringat dengan suit yang dilakukan mereka berdua sebelum berjalan ke kamar Sarawat membawa nampan yang berisi makanan.
"Baik! Baik! Aku yang bilang!" Man mengambil paksa nampan dari tangan Bos yang tengah tersenyum puas, kembali menatap kesal lalu melangkah mendekat pada sebuah kamar yang tertutup rapat.
Man menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan dan mengetuk pintu cukup keras, "Wat? Sarawat?" seketika suaranya berubah pelan, bergetar takut kena amuk dari pemilik kamar.
Bos memutar matanya jengah, tidak menyangka jika tingkah Man seperti seorang gadis yang tengah berkunjung ke kamar teman cowoknya, menepuk keniingnya keras, akhirnya Bos menggeser pelan tubuh Bos dari depan pintu kamar.
'DOR DOR DOR'
Bos memukul pintu kamar itu kuat, bahkan Phukong yang kebetulan sedang ada di rumah mengambil barang yang tertinggal untuk tugas kampus, seketika terkejut dan langsung keluar kamar.
Man yang mengetahuinya seketika meminta maaf karna Bos membuat keributan.
"WAT! SARAWAT! AI WAT! KAU ADA DI DALAM KAN!"
Man menatap tersenyum canggung ke arah Phukong dan Bos secara bergantian, di satu sisi Man ingin memarahi Bos karna telah membuat keributan di rumah orang, di satu sisi lagi Man tidak dapat melakukannya karna Phukong sedang memperhatikannya.
Sejujurnya Phukong tidak peduli.
"P'" Bos terkejut lalu terbatuk pelan, tidak menyadari keberadaan Phukong yang sejak tadi sedang memperhatikan tingkahnya, Bos menyikut tangan Man kesal karna tidak memberitahu, sedangkan Man menjauhkan dirinya dengan cepat dari Bos, "pintunya tidak di kunci,"
Lalu Phukong kembali ke kamar.
Bos tertawa canggung lalu mengangguk mengerti, setelah melihat Phukong kembali ke kamarnya, Bos memukul kepala Man kuat dengan tatapan kesal, "kenapa kau tidak memberitahu?!"
"Kenapa kau memukul pintu dan membuat keributan?!" Man ikut menatap kesal lalu membuka pintu kamar setelah mendapatkan informasi dari Phukong.
"Wat?"
Bos baru saja kembali akan berkomentar, tapi mengurungkan saat melihat sosok Sarawat yang tengah memandang sebuah foto dengan duduk mengarah pada luar jendela. Bos mengusap kedua matanya cepat, memastikan apa benar itu Sarawat atau bukan.
"Apa kita salah kamar?"
Man kali ini berhasil memukul kepala Bos kuat karna kesal, "kau tidak ingat wajah sahabatmu sendiri?! Hanya wajahnya saja yang berubah karna cinta!"
Bos hanya mengangguk seakan mengerti, faktanya dia sama sekali tidak mengerti dan hanya mengangguk.
Karna, Bos hanya melihat sosok pria bertubuh tinggi yang hanya terlihat tulang dan kulitnya saja. bahkan bibir yang selalu berwarna merah dengan senyum mengembang setiap kali bertemu Tine, kini memudar dan mengering dan hanya bergaris datar.
Mereka tidak tau, Sarawat merasa kehilangan setengah- seluruh hidupnya karna tidak ada Tine di sisinya.
"Wat?" Man menepuk pundak pria itu pelan, mencoba menari kesadaran dari lamunan pria itu, namun tidak berhasil, Sarawat hanya berfokus pada sebuah foto yang berada di layar ponsel. Man hanya menghela napas pelan hingga tatapannya jatuh pada nampan yang berisi makanan penuh, tanda tidak di makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay For Me ✅
FanficSaat itu, seharusnya Tine tidak mengikuti taruhan bersama temannya. Taruhan, yang justru mengantarkan dirinya pada Sarawat, seorang laki-laki populer yang di sukai oleh banyak siswi di kampusnya. Update : setiap hari Jum'at