Part 9

1.6K 177 43
                                    

Hai, long time no see :3

***

Menatap bosan ke arah layar komputer yang menyala dari tadi sambil mengetuk jari telunjukmu di atas meja, sungguh apa tidak ada hal menarik agar bisa menghilangkan kejenuhan ini? sudah lebih dari dua minggu kamu tidak ada komunikasi dengan Shanks, rasanya sangat ingin bertemu dengan dia tapi itu tidak mudah, ayah tidak mengizinkanmu pergi sendirian, harus ada yang menemani dan orang yang menemanimu itu harus bisa memberikan penjelasan yang pasti kepadanya mau pergi kemana, pulang jam berapa dan lain sebagainya. Seperti seorang bocah bukan? Ayah semakin protektif semenjak kejadian saat itu, ia tidak mau kamu dekat-dekat dengan si rambut merah dan kamu harus mencari lelaki lain yang masuk di akal pikiran ayah, contohnya Law, setidaknya itu yang dikatakan Marco. Pria sialan itu hanya senang dengan Law karena mereka berdua sama-sama berada di bidang kedokteran, tidak lebih maupun kurang! Kamu menghela nafas gusar sambil mengacak-acak rambutmu, ketika kamu tersadar kamu langsung menyesali perbuatan itu dan langsung cepat-cepat merapihkan rambut malang itu, meskipun sebentar lagi shift akan berakhir ini masih di jam kerja, tidak mungkin kamu tampak seperti seorang gembel di sini.

Terlihat dari balik jendela kaca super besar perusahaan Ace sedang berjalan masuk, senyuman miringnya sudah terukir di wajah sialannya itu ketika mata kalian bertemu. Mau apa dia ke sini? Jujur saja kamu sudah muak dengan mulut besarnya yang selalu meledekmu di rumah, dan sekarang apa dia berencana melakukan itu di sini? Tatapan intimidasi sudah kamu berikan kepadanya dan itu tidak membuat Ace gentar sedikitpun, saat ia sudah ada di meja resepsionis ia menyondongkan tubuhnya hingga wajah kalian berdekatan. "Ada apa? jangan mengganggu, aku lagi kerja!" Ketusmu. Ace tertawa, memundurkan tubuh merasa kalah dengan nada bicaramu, "Santai (Y/n)! Aku hanya ingin mengajakmu ke suatu tempat setelah shiftmu selesai."

Mendengar itu secara otomatis salah satu alismu terangkat, menatap pria berambut hitam ini tidak yakin. "Jangan bercanda!  Sejak kapan kau hobi mengajakku pergi?" kamu langsung mengalihkan perhatian kembali ke layar komputer. "Sejak hari ini. Ayo buruan bersiap!" Kamu menatap Ace sekali lagi lalu melirik jam tanganmu yang kini menunjukkan pukul tiga sore. Setelah berpikir sejenak pun kamu memutuskan untuk ikut dengan Ace, lumayan bukan untuk menghilangkan rasa bosan?

"Tunggu sebentar aku akan memanggil penggantiku." setelah mengucapkan kata oke, saudaramu itu menunggu di parkiran.

***

"Ka-kau gila?! kenapa ke sini?" kamu menatap Ace tidak percaya, dia membawamu ke Perusahaan Akagami! Ada apa dengan dia? Kalau oyaji sampai tau, bisa-bisa kalian berdua tewas ketika sudah ada di rumah. Ace yang melihat reaksimu hanya tertawa sambil memukul kemudi, "Lihatlah wajah konyol-AW!" dengan geram kamu menjitak Ace.

"Kalau Oyaji tau gimana, bodoh?!"

Ace meringis sambil mengelus area bekas jitakanmu tadi, "Aku sudah mengaturnya dan meyakinkan Oyaji. Pokoknya aman, jangan takut!" kamu terdiam lalu kembali menatap gedung pencakar langit yang berada tidak jauh dari mobil.

"(Y/n)..." tangan Ace berada di atas bahu kirimu, "aku bisa menjamin keamanan pertemuanmu ini. Aku akan menunggu di sini, sekarang  temui dia, yah... bisa dibilang ini sebagai permintaan maaf karena tidak sengaja keceplosan sampai-sampai Marco dan Thatch mengetahui hubunganmu dengan Shanks, dan aku sudah muak melihatmu selalu emosian semenjak kejadian waktu itu, juga aku tau dia adalah pria baik yang sudah menyelamatkan Luffy serta membuatmu jatuh cinta, saudara macam apa aku kalau tidak ingin mlihatmu bahagia?" Katanya sambil tersenyum lebar. Kamu takjub mendengar perkataan Ace, dia sudah merencanakan ini agar kamu bisa bertemu dengan Shanks dan juga kamu tidak  tau apa yang ia katakan pada ayah tentang kepergian ini. Kamu langsung memeluk Ace dengan erat sambil bergumam terimakasih, sangking bahagianya kamu menghentak-hentakkan kaki hingga membuat tubuh Ace berguncang.

"Hey, sudah sana!" Ace menepuk kepalamu dengan pelan membuatmu menyengir lebar setelah melepaskan pelukan. Pun kamu keluar dari mobil dan memantapkan kaki masuk ke gedung ini. Bisa dibilang di banding dengan perusahaan ayah, gedung ini terlihat lebih kecil namun hal yang membuatmu suka adalah dekorasi taman serta area lobi yang di kelilingi oleh warna merah maroon yang sangat elegan dan berkelas.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang wanita yang bertugas di resepsionis saat itu dengan sangat ramah.

"Maaf, aku ingin bertemu dengan Tuan Akagami apa dia--"

"Tunggu, nama anda Nona (Y/n)?" Kamu mengerjapkan mata kebingungan lalu buru-buru mengangguk. Sang resepsionis pun tersenyum senang dan langsung berjalan ke arahmu. "Tuan Akagami sedang ada di ruangannya, mari saya antar."

Kamu diantar menuju ruangan yang ada di lantai paling atas menggunakan lift tentunya, terdapat beberapa meja karyawan di lorong ini sehingga suasana terasa tenang, hanya suara dari ketikan keyboard yang kamu dengar di sini dan mereka sangat ramah ketika melihat kehadiranmu, di sisi kanan lorong ini terlindungi dengan kaca tebal sehingga siapa saja bisa melihat ke luar sana sedangkan bagian kanannya terpajang foto-foto Shanks beserta para petinggi lain ketika mendapat berbagai penghargaan dan hak paten yang mereka terima, di ujung lorong dapat terlihat ruangan dengan pintu yang besar dan dengan melihatnya kamu bisa menduga itu adalah kantor Shanks. "Itu adalah ruangan Tuan Akagami, saya yakin ia ingin sekali bertemu dengan anda." Kamu tersipu mendengar itu. "Kalau begitu saya permisi." dengan begitu wanita itu pergi setelah kamu mengucapkan terimakasih.

Tanganmu terangkat untuk mengetuk pintu.

"Siapa?" jantungmu berdetak keras saat mendengar suaranya yang telah lama tidak didengar membuatmu sedikit gugup, dan dapat kamu pastikan sepertinya ia sedang dalam mood yang buruk karena nada yang keluar terdengar sedikit dingin.

"Kalau tidak penting mohon jangan masuk!" benar dugaanmu. Kamu menghela nafas menahan senyum.

"Sungguh, Shanks? meskipun itu aku yang datang?" Kamu bersuara dengan nada ketus membalas perlakuan pria itu. Sejenak hening lalu kamu mendengar suara derap kaki dan pintu langsung terbuka lebar. Terlihat Shanks membelalakkan matanya tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Kalau kau sibuk lebih baik aku pulang..." Kamu menggodanya dan pria ini dengan terburu-buru langsung menarikmu masuk ke dalam ruangan dan langsung menutup pintunya. Ketika kamu hendak protes, bibir pria itu seketika membungkam dirimu dengan ciuman dalamnya yang terkesan putus asa. Tangan besarnya menangkup wajahmu dan ibu jarinya mengelus pipimu. Kamu tersenyum di tengah-tengah ciuman tak sabarannya itu, perasaan senang menyelimuti karena kamu tau pria ini juga sangat merindukanmu. Pun kamu melingkarkan tangan ke lehernya dan sedikit berjinjit kemudian membalas ciuman pria ini.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


MR. SHANKS || Shanks x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang