Part 8

1.9K 192 66
                                    

Gadak hubungannya emang, tapi gambarnya lucu ♪~('ε` )

Happy reading!! XD

***

Perasaan panik dan takut menyelimutimu, tentu saja! Bukan hanya karena ayah yang menunggu kedatanganmu tapi juga Shanks memaksa akan mengantar hingga ke hadapan beliau. Kedua tanganmu menggenggam erat kain dari celana panjang yang sedang kamu kenakan, suasana di dalam mobil pun begitu hening. Pandanganmu terus-terusan menuju ke arah luar jendela, Shanks yang sejak tadi menyadari kekhawatiranmu pun menjulurkan satu tangan untuk menggenggamnya lalu mengelus ibu jarinya di sana, tanpa kamu sadari cengkraman tanganmu melemah, kamu menolehkan kepala dan terlihat Shanks yang sedang tersenyum lembut dengan pandangan yang masih fokus ke jalan. Kenapa pria ini begitu tenang? Apa dia tidak tau kalau sebentar lagi mereka akan menghadap ayah? Kamu menghela nafas mencoba menenangkan pikiranmu ini, pun kamu membalas genggamannya dengan menambah sedikit pijatan di sana.

"Aku tau kau gugup, sial aku juga sangat gugup tapi kita harus melewati ini cepat atau lambat, bukan?" Shanks memecahkan keheningan dengan suara lembut ditambah tawa kecilnya itu yang selalu berhasil membuat hatimu berdesir, lalu dengan senyuman kamu mengangguk menyetujui perkataannya. Tanganmu yang masih ia genggam pun terangkat dan bergerak ke arah bibir pria berambut merah ini kemudian dia mencium dan menghirup aroma pergelangannya membuat dirimu semakin tenang, jujur saja terkadang otakmu berbisik kalau kamu tidak pantas menerima pria seperti dirinya.

Tak terasa kamu sudah tiba di gerbang rumahmu, yang otomatis langsung terbuka ketika Shanks menurunkan jendela kacanya. Ketika mobil sudah berada di halaman luas rumah, Shanks mematikan mesin dan melepaskan sabuk pengamannya, kamu melakukan hal yang sama. Kini tenggorokanmu terasa kering, dapat kamu lihat di situ ayah sedang duduk sambil membaca koran paginya. Entah dia menyadari kehadiran kalian atau tidak tapi posisinya masih membaca koran hingga wajahnya tertutupi oleh kertas abu-abu itu sehingga kamu tidak tau ekspresi apa yang di keluarkan olehnya.
Langkahmu berat untuk menuju ke sana, lalu kamu rasakan tangan Shanks melingkar di pundakmu dan memberikan sedikit remasan lembut di sana, dengan begitu kamu memantapkan kaki untuk menghampiri ayah.

"O-oyaji, aku pulang..." ah gawat kamu sangat gugup, tanganmu mulai bergetar. Shirohige langsung menurunkan korannya, sejenak kamu lihat ia hendak tersenyum namun langsung memasang wajah kebingungan ketika ia menyadari ada Shanks di sebelahmu.

"Kenapa kau bersamanya? Apa yang kau butuhkan dari anakku?"
Kamu susah payah menelan ludah ketika hendak menjawab namun Shanks langsung mengambil alih percakapan. "Maafkan aku, aku mengajak (Y/n) untuk pergi bersamaku-"

"Apa hubungan kalian?" tanpa menunggu penjelasan Shanks selesai, ayah langsung menanyakan topik yang jujur saja belum siap kamu utarakan padanya. Pandangannya memicing ke arah Shanks, sedangkan pria itu hanya mengeluarkan ekspresi datar tetapi dengan tatapan mata yang tegas. "Iya, aku dan (Y/n) memiliki hubungan. Kami berpacaran."

Rahang Shirohige mengeras mendengar kalimat itu, kini pandangannya teralihkan ke arahmu. "(Y/n), masuk ke dalam!" ia memerintah, berusaha tidak membentakmu. Kamu membelalakkan mata, menoleh ke arah Shanks lalu kembali ke ayah. "Ayah, aku tidak-"

"Jangan sampai aku mengulanginya lagi." Kini nada suaranya semakin gelap membuat bibirmu bergetar, dapat kamu rasakan Shanks meremas tanganmu yang masih saja ia genggam. Kamu melirik pria itu yang sudah memberikan senyuman kepadamu seakan-akan ia berkata, aku baik-baik saja, kau turuti perkataan ayahmu. Pun kamu masuk ke dalam rumah dengan berat hati, dan kamu langsung menuju jendela kaca terdekat untuk melihat dan menguping percakapan kedua pria itu.

"Yoo, (Y/n) kau sudah-"

"Sshh!!" dengan jengkel kamu menyuruh Ace untuk diam. Pun ia dengan ekspresi penuh pertanyaan langsung mengambil posisi di sampingmu dan mengikuti arah matamu yang langsung tertuju pada Shirohige dan Shanks, terlihat di sana suasana yang begitu dingin dan kaku.

MR. SHANKS || Shanks x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang