Hello guys.
Ada yang penasaran sama kelanjutan ceritanya nggak? Eits, sebelumnya tinggalin jejak kalian buat part ini dulu ya.Happy Reading
"Alena." Panggil Andri.
Alena menjawab dengan deheman dan mengangkat kepalanya pertanda bertanya ada apa.
"Kamu dua minggu lagi bakalan UN kan?" Tanya Andri.
Alena mengangguk. "Emangnya kenapa pa?"
"Kamu udah persiapin semuanya belum?"
"Hm,, insya Allah udah pa." Jawab Alena dengan ragu-ragu.
"Kalau kamu udah lulus, kamu mau nyambung ke sekolah mana?"
"Belum tau pa. Belum aku pikirin." Jawab Alena dengan sejujurnya. Sebenarnya sudah dari kelas delapan Alena memutuskan untuk lanjut ke sekolah mana. Tapi, entah kenapa sekarang dia begitu malas untuk menentukan itu.
"Nggak boleh gitu dong. Pendidikan itu penting nak." Ucap Lia menyela percakapan antara anak dan ayah itu.
Alena menghembuskan nafasnya kasar.
"Kita tau kok, kamu itu sangat sedih karena kehilangan adek. Tapi, papa sama mama jadi tambah sedih ngeliat kamu yang kayak gini." Ucap Lia dengan suara serak dan air mata yang sudah mulai menggenang di pelupuk mata.
"Kita semua harus ikhlas atas kehilangan Alfi. Emangnya kamu mau kalau Alfi juga ikut sedih gara-gara ngeliat kakaknya yang sudah tidak semangat lagi untuk ngejalani hidup?" Tanya sang papa.
Alena menggeleng. Lalu menatap mamanya yang sudah mulai menangis.
Melihat air mata mamanya yang keluar, Alena pun merasa bersalah. Alena mendekati mamanya dan memeluk mamanya itu.
"Aku minta maaf... Hiks... Kalau selama ini udah bikin mama sama papa sedih... Hiks." Ucap Alena juga ikut menangis didalam pelukan mamanya.
"Kamu jangan kayak gini lagi. Mama jadi ngerasa bersalah kalau kamu begini." Ucap Lia memegang wajah anaknya. Alena mengangguk, lalu kembali memeluk mamanya.
Andri tersenyum, lalu mengusap lembut rambut panjang Alena. "Kamu harus kembali semangat ya. Belajarnya semangat lagi, semuanya harus semangat. Yang paling penting itu, kamu harus ngejalani hidup dengan semangat. Jangan kayak yang dulu. Ngeliat kamu kayak dulu, mama sama papa rasanya ngeliat kamu kayak juga ingin ikut sama adek kamu." Ujar Andri.
"Iya pa. Maafin aku ya ma, pa." Ucap Alena meminta maaf. Lalu memeluk kedua orang tuanya itu.
"Sekarang kita ke makam Alfi yuk! Mumpung kamu lagi nggak sekolah." Ajak Andri.
Mendengar itu, Alena dengan cepat mengangguk. Lalu menghapus air matanya. "Ayo pa!"
Andri dan Lia tersenyum. "Sana siap-siap. Habis itu kita pergi sama-sama." Dengan cepat Alena memasuki kamarnya mencari kerudung dan mengganti bajunya.
****
"Assalamualaikum." Ucap mereka bertiga saat memasuki pemakaman.
Alena dan kedua orang tuanya segera pergi menuju makam Alfi.
"Assalamualaikum dek." Ucap Alena memberikan salam tepat disebelah makam adiknya itu.
"Kabar kamu gimana? Pasti kamu udah bahagia disana kan?" Tanya Alena dengan berusaha tersenyum dan menahan agar air matanya tidak keluar.
Alena mengelus gundukan tanah makam adiknya itu. Lalu mencabut rumput-rumput yang tumbuh disana. "Kakak bentar lagi mau UN loh. Doain ya, semoga bisa dapat nilai yang bagus." Tanpa bisa ditahan, air matapun akhirnya jatuh. Dengan cepat Alena menghapus air matanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena Life Struggle ☑️
Ficción GeneralSelesai Tahap revisi "Ma, Pa, katanya mau ngasih Alena hadiah. Apa ini hadiah yang kalian maksud? Ninggalin Alena sendirian di dunia ini, menjadi anak sebatang kara? Kenapa kalian gak ajak Alena juga? Hikkkssss...." Ini bukan tentang cerita cinta. B...