Part 1

28 4 16
                                    


11 Januari 2009

Seorang gadis cantik dengan gaun yang menutupi tubuh mungilnya itu tidak berhenti tersenyum didepan cermin, sesekali ia berputar hanya untuk melihat gaunya yang indah.

Keizia putri. Tepat pada malam ini, adalah ulang tahunnya yang kelima. Keizia tidak sabar untuk meniup dan memotong kue ulang tahun yang dibuat Mama nya itu.

Ulang tahun Keizia hanya dirayakan dengan sederhana. Karena mereka ingin mengajarkan Keizia tentang indahnya hidup dengan kesederhanaan. Walaupun Keizia terlahir sebagai anak orang kaya.

Mereka bertiga sudah siap untuk memulai acara ini. Didepan sudah ada kue ulang tahun. Dan disamping mereka sudah ada seorang gadis cantik yaitu, putri mereka.

"Happy birthday to you"

"Happy birthday to you"

"Happy birthday, happy birthday, happy birthday Keizia" ucap Rhama dan Hanum kompak.

Mereka memulai acara ini dengan menyanyikan sebuah lagu ulang tahun untuk putrinya.

Keizia meniup lilin ulang tahunnya yang kelima. Berbarengan dengan itu, Keizia berdo'a didalam hati
semoga ia selalu mendapatkan kebahagiaan disetiap usianya.

"Selamat ulang tahun Anak ku" ucap Rhama pada Keizia sambil mencium keningnya.

"Selamat ulang tahun, Putriku yang cantik" lanjut Hanum, Mama nya.

"Makasih banyak. Mah, Pah. Keizia sayang banget sama kalian" ucap Keizia memeluk Hanum.

"Iya sayang, Mama juga sayang banget sama kamu" ucap Hanum membalas pelukan anaknya.

"Papa engga ni?" tanya Rhama pada Keizia. Dengan tangan yang merentang minta dipeluk.

"Keizia sayang Papa" ucap Keizia. Memeluk ayahnya dengan erat.

"Iya, Papa juga" timpal Rhama mengelus lembut rambut Keizia.

Hanum tersenyum melihat mereka
berpelukan.

"Udah dong pelukannya, kita potong kue nya yah" ucap Hanum.

"Iya Ma, tapi Keizia yang potong boleh?" tanya Keizia meminta izin pada Hanum.

"Boleh dong. Ini kan kue kamu," ucap Hanum. "Nih, pisaunya" lanjut Hanum menyodorkan pisau ke arah Keizia.

"Hati-hati, " ucap Rhama.

"Iya Pah"

Keizia memotong kue tersebut, dan dengan perlahan ia menaruhnya diatas piring kecil.

Keizia terlihat sedang berfikir, dengan tangan yang memegang satu piring berisikan sepotong kue. Sesekali ia melirik ke kiri dan ke kanan hanya untuk melihat wajah Rhama dan Hanum.

Rhama dan Hanum sama-sama dibuat bingung oleh tingkah anaknya.

"Kenapa Nak,?" tanya Hanum lembut.

"Kezia bingung" jawab Keizia.

"Bingung kenapa?" tanya Rhama.

"Keizia bingung, harus kasih suapan pertama ini ke Papa atau ke Mama" jelas Keizia dengan muka polosnya.

"Kenapa harus bingung?" tanya Rhama lagi.

"Karena, Keizia sayang sama Mama dan Papa. Keizia ga bisa milih salah satu dari kalian" lirih Keizia sendu.

Rhama dan Hanum hanya tersenyum, gemas dengan tingkah lucu anaknya.

"Yauda, kita makan bersama ya. Kamu yang pegang kue nya" ucap Hanum pada Keizia.

AfraidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang