09 ─ hati yang patah

1.8K 286 80
                                    

"wooyoung, udah selesai belum?" tanya guru wali kelasnya, yang sedang mengajar siang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"wooyoung, udah selesai belum?" tanya guru wali kelasnya, yang sedang mengajar siang ini.

"udah, bu," balas wooyoung.

"sini dulu bentar."

wooyoung berdiri dari bangkunya, menuju meja guru yang di depan.

"tolong pintain daftar nilai pjok kelas kamu di pak agus." pak agus, guru olahraga.

"pak agus-nya dimana?" wooyoung bertanya.

"ya, cari lah!" balas gurunya, sedikit membentak.

wooyoung misuh-misuh. "sama yunho, ya, bu?"

"ga, engga. sendiri aja."

"ah, ibu...sekolahannya kan gede bu, carinya susah, terus nanti makan waktu...kalau yunho ikut kan kita bisa mencar, hehe. oke bu?" wooyoung memberikan alasan —dengan sedikit rengekan— agar yunho bisa ikut dengannya. sekalian bolos ke kantin sebentar.

menatap jenuh anak muridnya yang sedang berusaha membujuk sambil berpikir. "yasudah, sana."

wooyoung tersenyum lebar, menghadap yunho, lalu memberi kode.

senyum jahil terukir di bibir si jeong, lantas bangun dan menyusul wooyoung.

"dimana anjir si agus," oceh wooyoung saat melihat lapangan basket dan futsal kosong.

"di kolam renang kali." karena hanya itu yang belum dicari. mereka tahu, sekarang jadwalnya kelas 12 yang olahraga. yang pasti pak agus tidak ada di ruang guru.

benar saja, kolam renang terlihat ramai oleh kakak kelasnya. ah, kelas 12 sedang praktek renang. mata 2 bocah itu mencari keberadaan sang guru olahraga yang terhormat.

dan, ketemu.

"pak!" panggil wooyoung.

"apa?"

"kata bu sri, minta daftar nilai kelas sebelas ipa satu," kini yunho yang menjawab.

"oh, tunggu sebentar." pak agus pergi dari sana.

yunho melihat sekeliling, dan matanya bertemu mata mingi yang tak jauh darinya. yunho melempar senyum. 7 detik tatap-tatapan, mingi memutuskan kontak mata tersebut.



























byur!
























"CASSIE!!"

tiba-tiba terdengar seruan kaget murid-murid yang berada di sana.

cassie terjatuh ke kolam renang saat sedang bermain-main di pinggir kolam bersama temannya.

"cassie?!" gumam mingi.

bodoh, pikir mingi. karena tidak ada yang bergegas menolong gadis tersebut.

mengingat cassie yang tidak bisa berenang, tanpa pikir panjang mingi langsung masuk ke kolam. semua orang tentu terkejut. mingi yang terkenal cuek, kini membantu temannya yang tenggelam.

tak lama, mingi naik ke atas permukaan sambil menggendong cassie. lalu menidurkannya di pinggir kolam.

"cass! cassie!!" mingi menepuk-nepuk kedua pipi perempuan itu.

jangan lupakan yunho dan wooyoung yang sama kagetnya melihat aksi mingi.

kedua tangan sang seksi olahraga menekan bagian dada cassie sekitar 20 detik. namun, matanya tetap terpejam.

merasa belum ada perubahan, mingi mencoba cara lain, yang mungkin akan menjadi perbincangan hangat satu sekolah. tak apa, yang penting cassie sadar, itu yang ada dipikiran mingi.

ia menengok ke arah yunho yang masih berdiri mematung, menatapnya sebentar, sebelum mingi mengangkat dagu cassie, memencet hidungnya, lalu memberikan nafas buatan. dari mulut ke mulut.

ya, you know.

ini demi kebaikan temannya.

kedua manik yunho membola, begitupun semua murid. tak menyangka mingi melakukan hal nekat tersebut. apalagi, lelaki itu sempat melihat ke arahnya.

seperti...meminta izin(?)

tapi tetap saja! itu menyakitkan bagi yunho.

"y-yun..?" wooyoung menyentuh pundak temannya.

oke, ini terlalu dramatis mungkin. yunho pergi begitu saja, tak menghiraukan panggilan wooyoung.

"yunho!"

sedangkan mingi masih berusaha menolong cassie.

*ੈ✩‧₊˚

"yun, yuno..." ini sudah yang kesekian kalinya wooyoung berusaha menenangkan temannya itu.

yunho masih setia menyembunyikan wajahnya dilipatan kedua tangannya yang berada di atas meja kantin.

mereka sedang di kantin. tidak memikirkan omelan yang akan keluar dari mulut wali kelasnya.

ini lebih penting. yunho yang sedang patah hati lebih penting.

"mau makan?" yunho menggeleng.

"minum?" yunho tetap menggeleng lemah.

wooyoung mengehela nafas berat. "mingi brengsek," gumamnya.

ia bangkit untuk membeli minum agar yunho dapat lebih tenang.

saat melewati kantin sehabis mengganti bajunya yang basah, mingi melihat yunho. duduk seorang diri dengan tubuh yang bergetar. dia yakin seratus persen bahwa yunho menangis. dia membuat yunho-nya kecewa.

"maaf.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐢 (𝐝𝐨𝐧'𝐭) 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐲𝐨𝐮 ' 𝐦𝐢𝐧𝐲𝐮𝐧. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang