Awalnya Reza membawa Dania ke perpustakaan ini karena bingung harus kemana, ia belum pernah membawa perempuan bersamanya, di sekolah ia anti berteman dengan lawan jenis, tidak pernah pacaran, dan tidak pernah mencintai seorang perempuanpun. Hanya sekedar suka, suka bukan cinta.
Tapi yang ada di sini ia dan Dania bukannya membaca, yang ada keduanya malah mengobrol ngalur-ngidul tidak tentu arah. Untung sore seperti ini hanya ada petugas perpustakaan daerah. Jadi tidak ada yang merasa terganggu.
"Oh jadi dulu bang reza pernah ditanduk sama kambing makanya takut sampai sekarang?"
"Iya, jangan ketawa, gak lucu tahu!"
"Lucu! Masa makan dagingnya juga takut?" ucap Dania tidak berhenti tertawa. Reza hanya bisa cemberut, tentu saja itu pura-pura.
"Iya soalnya waktu itu abang bener-bener takut, tahu 'kan? Gak banyak yang takut sama kambing karena kambing jarang ganggu, tapi sekalinya ganggu bakal serem banget,"
"Hihi iya-iya, kakak pramuka aku juga ada yang takut sama kambing," ungkap Dania, memberitahu Reza kalau dirinya tidak sendiri.
"Tapi serius dagingnya juga gak mau?" tanya Dania masih tidak percaya.
"Enggak,"
"Kalau Dania yang masak?"
"Mau, apapun yang kamu buat aku mau, aku rela ngelakuin apapun demi kamu, bahkan nyawa,"
Berasa mimpi, Dania kaku, perlahan tangannya ia gerakkan untuk mencubit jari-jarinya. Dan, sakit. Jadi bukan mimpi.
Tapi ...
"Ahahah, bisa aja bang," respon Dania berusaha mengembalikan suasana sebelumnya. Reza juga, sangat bodoh. Tidak bisa menyembunyikan rasanya dengan baik. Terlalu buru-buru dan sedikit norak.
Iya, asal kalian tahu, Reza menyukai Dania. Menyukai dari sudut cowok-cewek. Padahal ini tidak seharusnya terjadi. Bukan hanya menyakiti Dania, tapi juga dirinya.
Dania akan merasa kecewa jika tahu hal yang sebenarnya, ia sudah sangat berharap Reza adalah kakak laki-lakinya, dan Reza sudah berharap Dania akan menjadi kekasihnya. Sejak dulu.
Malam itu, Reza memberanikan diri untuk datang ke rumah Dania adalah untuk memastikan gadis itu aman-aman saja di rumah. Saat melihat pesan Dania bahwa ia sendiri itu menbuat Reza sangat khawatir.
Dan membuatnya nekad datang ditengah malam, dan bodohnya saat sudah melihat Dania secara langsung setelah lama menjadi stalker, Reza seketika sangat berharap Dania menjadi miliknya. Karena ia sadar ia tidak terlalu buruk untuk gadis itu.
Tapi mirisnya, gadis itu hanya ingin ia jadi kakak bukannya do'i. Menyesakkan, pertama kalinya jatuh cinta dan endingnya sad. Menyedihkan sekali kamu Reza. Sana menangislah.
"Tapi Bang, aku mau bilang sesuatu,"
"Apaan?"
"Aku gak mau di antara aku sama bang Reza itu ada perasaan selain perasaan kakak dan adik perempuan,"
Walau berat untuk berkata iya, tapi Reza harus mengiyakannya.
"Oh iya dong,"
"Bukan ngerasa sok cantik bang, tapi aku bilang gini karena aku gakut malah suka sama Bang Reza, bang reza kan gans gitu, baik lagi," ucap Dania tersenyum.
"Iya ngerti, udah kita pulang atau mau ke cafe atau gimana?" tanya Reza gugup. Ya, sulit untuk Reza mengendalikan perasaannya. Ia merasa dilarang untuk jatuh cinta, padahal orang gila sekalipun punya hak untuk jatuh cinta.
Cinta itu tidak pandang bulu.
"Bentar lagi, aku nyari buku dulu,"
"Oke,"
Reza mematung, merenung kenapa hidupnya semenyedihkan ini. Sudahlah broken home, broken heart pula, lengkap sudah.
Kalau bukan di sini, Reza sudah akan menangis sejak tadi. Iya mengiyakan permintaan Dania tadi, walau tidak sepenuhnya ikhlas, ini kesepakatan sepihak.
Menyedihkan.
"Bang Reza!" panggil Dania membuyarkan buliran air mata Reza yang hampir jatuh. Mengertilah, Reza sangat lemah jika membahas cinta.
"Iya?"
"Dania mau curhat,"
"Baru aja tadi malem ganggu tidur abang," keluh Reza dan bukannya minta maaf, Dania tidak mengubrisnya, malah buru-buru mengoceh.
"Bang Reza tahu gak cara biar seseorang itu masuk ke mimpi kita?" pertanyaan tidak terduga. Dan jawabannya Reza tidak punya.
"Hmm, ya, ya abang gak tahu, kalau abang tahu abang pasti nyuruh Ibu sama Ayah abang buat datang,"
Suasana tentu saja berubah menjadi sedih, dua orang yang sama-sama kehilangan sosok penting itu bersamaan duduk, sadar jika mereka sama. Dan keduanya tidak punya solusinya.
"Maaf aku bikin bang Reza sedih,"
"Gak papa kok, kamu pengen ketemu siapa emang?"
Oh ya, Dania belum bercerita tentang Abangnya itu pada Reza, masih kalian.
"Abang aku,"
"Dania punya Abang?"
"Iya,"
"Ceritanya? Kok baru ngasih tahu sekarang?"
"Yah maaf, belum sempat, bang Reza sih sibuk mulu,"
"Ya udah cerita, buru!"
"Jadi gini-"
Reza beruntung setelah mendengar cerita Dania, ide cemerlangnya muncul, tapi tidak apa. Cinta itu butuh perjuangan, Reza akan memperjuangkan Dania, apapun ceritanya.
Ya, Reza harus melakukan sesuatu yang besar kali ini. Sesuatu yang mungkin tidak pernah dilakukan orang lain, cara memperjuangkan cinta paling rumit.
Yang mungkin juga menurut orang orang lain konyol, tapi ingat, untuk cinta tidak ada yang tidak bisa dilakukan.
◕❃♡🍑
See you next part🍑
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Ego [END]
Novela Juvenil[PROSES REVISI] ~Cinta itu sederhana, egolah yang membuatnya menjadi rumit✔ Dania, gadis yang gak ada terkenal-terkenalnya di sekolah. Baru satu kali pacaran, dan tiba-tiba saat naik kelas tiga smp, Dania mimpiin cowok dimimpinya. Bukan cuma sekali...