PENENTUAN TANGGAL

18 2 0
                                    

HAPPY READING GAESSS :^

Sudah beberapa hari ini mood abi sangat baik. Ia senang keseriusanya di respon baik oleh laras rencananya sabtu esok ia dan keluarga besar akan berkunjung kemabli ke kediaman laras untuk melamar secara resmi dan kemungkinan besar juga untuk menentukan tanggal.

Setelah malam itu ara menerima dirinya ia langsung bilang kepada orang tua ara bahwa ia dan keuarga akan datang kembali sabtu ini. abi tidak ingin mengulur waktu lebih lama untuk lebih lama lagi untuk menghalalkan ara. Abi ingin memiliki ara secara utuh.

"wihhh kayaknya gue ketinggalan banyak berita nih." Ucap arya yang mendudukan dirinya di samping abi." yah elo mah keasikan di bandung." Celetuk ardi

Arya hanya tertawa saja mendengar celetukan dari ardi " hahaha gue kan kerja bro."

" alah lo alesan aja." Cibir arya. " sakarep mu lah ar." Ucap arya pasrah. Ardi dan abi melihat kepasrahan arya hanya terkekeh saja.

" Sabtu lo jadi bi ke rumah laras?." Tanya ardi. Abi menganggukan kepalanya pelan " jadi mungkin sekalian nentuin tanggal aja." Ucap abi santai sambil meminum secangking kopi. " cepet juga." Gumam ardi sambil menggukan kepalanya.

Arya yang mendengar perkataan abi cukup kaget dengan abi. Temanya yang satu ini gerak cepat juga dua minggu lalu abi sempat bilang dia sudah bertemu dengan keluarga dari laras tapi abi bilang laras masih belum memberika jawaban.

" Anjir gercep juga lo bi." Ucap arya kaget.

" Ya harus cepet lah ngapain lama-lama nanti ke buru di tikung orang." Ucap abi dengan di iringin tawa kecil.

" Tapi lo seriuskan sama si laras?, bukan tipe lo yang kayak Anya Geraldine yang seksi terus cantik pula." Tanya arya serius.

Abi yang mendengar pertanyaan dari arya hanya menghelan napas pelan. Apa yang di katakan arya memang ada benarnya wanita yang sempat dekat denganya yang memiliki badanya seksi dan body yang bagus.

Bukanya abi mengatakan bahwa ara jelek memang ara tidak memiliki tubuh yang proposional ara memiliki tubuh yang cenderung agak gemuk dengan wajahnya menurut abi manis. Tak tahu kenapa abi nyaman dengan adanya ara di dekatnya walupun terkadang ara itu lebih pendiam dan tak percaya atas dirinya sendiri tapi abi ingin sekali membuat ara menjadi percaya dengan dirinya.

" gue serius lah ar kan gua udah dateng ke rumahnya buat serius masa gua main-main sih, itu dulu bro yang gue cari sekarang ini yang buat gue nyaman dan bisa nerima gue apa adanya." Ucap abi panjang lebar.

"iya deh seterah elu aja gue dukung yang terbaik buat elu."

" eh si abdul mana kok gak keliatan?" tanya arya.

" dia baru pulang dari jogja tadi pagi." Jawab ardi.

***

Setelah ia menerima lamaran abi malam itu abi langsung meminta ku untuk bertemu dengan kedua orang tuaku bahwa ara telah menerima lamaranya dan abi berniyat untuk datang kembali bersama keluarga besarnya untuk melamarnya secara resmi.

Abi dan kedua orang tuaku memutuskan bahwa acaranya akan di gelar dua hari setelah laras pulang dari jogja berarti tujuh hari dari sekarang ara kaget bukan main dengan keseriusan abi. abi benar-benar menunjukan keseriusan dengan bergerak sangat cepat.

Semua orang yang ada di rumah saat ini semuanya sibuk dengan tugasnya masing-masing para tetangga di sekitar rumah ikut membatun dan ada beberapa sodara yang datang untuk ikut membantu.

Kalo kalian semua bertanya kemana para teman-teman ku aku akan menjawab mereka tak akan datang karena aku sendiri tidak memberitahu mereka. Bukanya aku tak menganggap mereka teman tapi aku memang sengaja biar mereka semua kaget tiba-tiba aku langsung memberi undangan. Lagipula acaranya hanya di hadir keluarga dan tetangga di sekitar rumah ku saja.

" udah sana kamu istirahat aja gak usah bantuin tante." Usir tante ulfa sambil mengambil pisau dan bawang yang sudah terbuka setengah kulitnya. Ara hanya bisa menghelan napas pelan ini sudah ketiga kalinya ia di usir untuk tidak ikut membantu.

" tan masak aku dari tadi gak boleh bantu sih tan." Ucap ara cemberut.

" ya emang gak boleh udah sana mending kamu solat ashar udah azan tuh abis itu kamu ngapain kek di kamar." Usir tante ulfa . ara hanya menggukan kepalnya sambil beranjak menuju kamar mandi.

Setelah menunaikan salat ashar ara hanya berguling-guling di ranjanganya. Ara menutup kembali posnselnya ketika grub chat para teman-temanya sepi. Ara hanya menghelan napas sambil menatap langit-langit kamarnya

Ia tidak menyangka bahwa ia dan abi akan menuju jenjang yang lebih serius. Umurnya dan abi memang terpaut lumayan jauh yaitu delapan tahun tapi tak mengapakan. Aku memikirkan bagaimana aku nanti ketika menjadi seorang istri.

Bagaimana kesiapan mental ku yang mungkin kehidupan ku akan berubah seratus delapan puluh derajat tak seperti saat ini dimana aku bisa bebas ngapain aja dan akan kah aku bisa berleha-leha seperti saat ku masih sendiri.

Megurus keperluan suami, menyiapkan makanan, memasak, menyuci dan segala tentang mengurus rumah tangga. Mungki aku tak akan kaget karena memang sudah sedikit terbiasa di rumah karena mama sering menyuruhnya.

Tapi kan sedikit banyak ada yang berbeda di tambah lagi aku harus siap untuk melayaninya di ranjang dan apakah rasanya?. Shitt otak ku ini memang suka melenceng dari jalanya aku menggelengkan kepala. Kurasa pipiku memanas memikirkan hal itu. Mungkin banyak teman-teman yang bilang aku polos tapi itu salah otak ku sudah terkontamisani dengan yang bebau dewasa.

Ini semua gara-gara aku sering membaca novel-novel roman sepertinya besok-besok aku harus bisa memilah bacaan ku lagi. ini sudah kesekiankalinya aku beristigfaruntk mencoba meghilangkan pikiran-pikiran kotor yang masih berkeliaran di otak ku ini. aku mencoba untuk tidur agar pikiran kotoran ini lenyap dari kepala ku.

Sekitar pukul delapan di rumah sudah ada beberapa tetangga yang datang dan tadi abi sempat mengirim pesan kepadanya bahwa ia sudah dekat.

Malam ini ara menggunakan bawahan rok songket dan atasan kebaya brokat berwarna peach dengan kerudung yang senada dengan warna bajunya. Ara keluar dari kamarnya ketika mendengar suara ramai dari luar.

Acara sudah di mulai sekitar dua puluh menit dimana masih berisi sambutan dari kedua belah pihak keluar dan sekarang masuk ke acara intinya dimana abi meminta langsung ke pada kedua orang tua ku

" pak bu seperti yang bapak ibu tahu saya datang kesini berniatan untuk serius ke pada putri pabak ibu yang bernama laras cahya aulia." Ucap abi lantang.

" Semua saya serahkan sam laras saja." Ucap bapak laras sambil tersenyum simpul ke arah sang putrinya yang menundukan kepalanya. Mendengar pekataan orang tua ara semua orang yang ada di dalam ruangan menatap kearahnya dan menunggu jawaban dari dirinya

Ara gugup ketika semua orang memusatperhatianya kepada dirinya kemudian ia memberanikan untuk menggangkat kepalanya dan menatap ke arah abi yang menantika juga jawaban dari dirinya.

" sa-saya menerima lamaran dari bang abi." ucapa ara gugup. Setelah mendengar itu jawaban darinya aku mendengar orang-orang di sekitar ku ngucapkan alhamdulillah termaksud aku yang juga mengucap syukur.

" jadi gimana kedua belah keluarga sekalian mau menentukan tanggal atau imana?." Tanya seorang bapak yang sedari awal memang di suruh untuk menjadi MC.

" untuk penentuan tanggal nanti saja." Ucap sang papa. Dan yang lain hanya menggukan kepalanya mengerti setelah berbincang sebentar para tamu di arahkan untuk mengambil makanan yang sudah di hidangkan.


Hayyy semuanya ada yang kangen gak ama ini cerita wkwkw. pastinya gak ya soalnya cerita gaje banget wkwkwk. btw jangan lupa kasih bintangnya biar me semangat buat nulisnya lagi wkwk. jangan lupa kritik dan saranya gaess. TYPO TOLONG TANDAKAN YA :) Lope you :*

Ku pikir kau tempat ku pulang!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang