"Dea, pinjem raket dong!" Seorang cowok berteriak barusan, memanggil namaku dan sekarang udah ada di depan pagar rumahku. Aku yang lagi menyiram tanaman di halaman cuma bisa mendecak pelan, melangkah untuk mematikan keran air dan langsung menghampiri dia yang kemudian tersenyum lebar begitu melihatku."Mau apa gitu?" tanyaku, basa-basi.
"Mau mukul lu. Ya menurut lu aja raket dipake buat apa?" jawabannya malah galak. Aneh, dia yang butuh kok dia yang galak!
"Yeu! Yaudah, tunggu sini," ujarku kemudian menyuruh dia untuk menunggu di depan pagar. Dia mengangguk, bersiul pelan sambil celingak-celinguk ketika aku masuk ke rumah untuk mengambil raket.
Butuh waktu sekitar lima menit sampai aku berhasil buat menemukan raket yang baru minggu lalu aku simpan di gudang. Saka masih berdiri di depan pagar begitu aku keluar, menerima sodoran raket dariku sambil tersenyum makin lebar.
"Jangan sampai patah!" kataku memperingatkan. Saka mengacungkan jempolnya, kemudian pamit dengan langkah gontai dan setelan santai di sore hariㅡkaos lengan pendek berwarna merah dan celana pendek warna hitam.
Kenalin, yang barusan namanya Saka. Siapa tuh? Temen aku, anaknya Pak Satya yang rumahnya ada di sebelah kiri rumah yang berhadapan dengan rumahku. Kerjaannya kalau sore-sore gini minjem raket, pasti mau main sama temennya dari komplek sebelah di lapangan.
Cerita selanjutnya mungkin akan berpusat kepadaku juga manusia tengil barusan, yang kalau makan mie kuah pasti gak suka pake sayuran. Atau kalau misal aku mau kemana-mana, dia pasti yang bonceng aku dengan motor vespa kuning kesayangannya.
Selamat datang di cerita pertemanan kami.
***
beljum, 2024 (re-publish).
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialog Kita #1 : Dua Manusia dan Diantara
Ficção Adolescente"Temenan kok pake perasaan." [ Teruntuk siapapun yang terjebak diantara pertemanan dan perasaan, selamat datang di series pertama dari "Dialog Kita" ] teenfiction by beljum, 2024 (re-publish).