-III

47 12 6
                                    

( lukisan penuh asa penyesalan )

lingkupi semua rasa yang ada

•tahun ketiga

Sudah ketiga kalinya. Ia terbangun-merenung-menunggu. Hari sudah beranjak malam saat momen itu terulang, sang adam datang kembali sambil membawa seperangkat alat lukis.

Ini sudah yang ketiga kalinya pula Ara terus menatap pemuda itu tanpa jenuh untuk menyelesaikan lukisannya.

Berbakat!

Ara mengakui bahwa Renjun sangat berbakat, disetuap goresan kuasnya ia membubuhkan begitu banyak cerita. Rapi dan jelas, itu ciri khasnya. Pemuda itu kini sedang membungkuk, Ara pun ikut meringkuk-mengintip.




Nama itu kembali tertera
-Rendran Juanda

Selesai, ia kini berjalan ke belakang seperti biasa, lagi kalimat itu terdengar dan terasa.

"Ara, aku sudah menunaikan. Ini lukisan dan tahun ketiga."

Pergi, Renjun pergi begitu saja. Menyisakan lukisan dan barang seperti biasa. Meninggalkan banyak rasa. Ara berjalan lambat-menuju lukisan.

Ditatapnya lukisan itu sembari mengambil sebuah kotak kecil biru, polaroid dan sepucuk surat lama. Lagi, sesak itu kian terasa. Terasa lama.


[ gambarnya ga mau ke upload ]

"Jadi, kakak beneran mau pergi?" Gadis kecil itu bertanya dengan nada lesu.

"Iya, Apa ara mau ikut?"

Yang ditanya hanya menggelengkan kepala. Menumpukan dagunya diatas lutut. Kedua anak itu masih menatap pemandangan laut didepan. Angin sepoi-sepoi kian melalaikan.

"Ara disini aja jagain ibu."

Anak laki-laki disebelahnya terkekeh mendengarnya, sambil mengusap kepala gadis kecil itu ia berkata.

"Anak pintar."

Pujian itu dengan cepat membuat pipinya merona.

"Ehm, tapi kakak janjikan balik kesini?" gadis kecil itu mengacungkan jari kelingkingnya berniat membuat janji.

Sejenak hening, yang terdengar hanyalah suara deburan ombak dan kisauan angin malam.

"Hmm, janji." Pemuda itu pun balas mengaitkan jarinya.

Kala itu, aku yakin. Ara kamu benar- benar akan menjadi gadis kecilku yang baik kan? Terimakasih. Momen itu berharga.




 Momen itu berharga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
asa senja ft renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang