(Lukisan penuh asa penyesalan)
Lengkapi cerita dari awal terjadi, sampai dia mati
•tahun keempat
tahun keempar
Perempuan itu, berusaha memeluk rangka rapuh nya sendiri. Hari ini tampaknya angin cukup kencang, mampu membuat makhluk seperti dia tercengang.
Laksana petaka, pemandangan kali ini seolah dipenuhi duka. Seolah memberi pertanda awal ...
Ara, menatap terjangan tinggi ombak didepan, dan riuh angin kencang, balik menatap belakang punggung pemuda itu yang masih syahdu dalam lukisan sendu.
Kini satunya insan hidup itu membungkuk pada lukisan, seakan hafal dengan skenario tuhan, Ara mencoba mengulang perkataan.
"Ara kini aku sudah menunaikan. Ini lukisan dan tahun keempat."
Nama itu tercantum indah
-Rendran JuandaSejenak hening, Ara mengerutkan kening. Berjalan menantang hadapan pemuda itu. Mata itu, Ara sedikit tersentak, benar hanya sekilas namun sebuah cerita kelembutan bisa diulas.
"Hari itu kamu menjadi perempuan tercantik, Ara." Ucapnya dengan kelembutan penuh kasih sayang.
Lanjutnya, ia berbalik berjalan kebelakang seperti biasa, meninggalkan secarik kertas usang dan polaroid lama.
Ara, ia masih berusaha mendapatkan kembali ketenangannya. Namun, ini sangat jelas bukan debaran cinta, sedikit menyesakkan kiranya.
Berjalan kedepan, ia meraih kotak dan polaroid itu. Terkekeh pelan, senyuman puas melengkung dengan indah di muka sang puan.
"Benar katanya, aku amat cantik disini."
Pandangannya sedikit berkabut melihat potret itu. Sedikit buram dengan bercak kekuningan namun ia bisa melihat jejak keindahan disana.
Gadis yang setengah matang itu tertawa riang membelakangi lautan. Rambut hitamnya berantakan menawan, pesona pakaian putih polosnya seakan mengecap bahwa ia merupakan peri kahyangan.
Tidak sampai disitu saja, seolah ini adalah mahakarya tuhan, senja tenggelam disana diukir indah menawan.
Lanjut balik membuka surat itu, ini merupakan kisah lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
asa senja ft renjun
Fanfictionrenjun komponen rasa cerita dalam 7 potret dan lukisan senja