Kita ini manusia bukan malaikat , jatuh cintalah , tidak apa apa :)
Awan serasa sedang berdamai dengan cuaca , angin menghilir lembut , menerpa rambut indah gadis mungil didepan gerbang sekolah , matanya tak henti henti memastikan bahwa taksi akan berlintas ria , ojek pun tak apa . Querra terpaksa pulang sendiri , Arfaa yang tadi mengiriminya pesan bahwa dirinya sedang ada masalah sedikit . Querra memutuskan pulang sendiri saja . Cindy , Vareen dan juga Laurin sudah pulang terlebih dahulu tadi , karna fikirnya arfaa akan tetap ada disekolah oleh karna itu Querra tidak mengiyakan ajakan Cindy dan Vareen .
"Huuft" sesekali Querra melihat arlojinya . Jam menunjukan pukul 17:00wib . Jalanan nampak tidak ramai , Querra berjalan pelan Ponsel nya habis batrai , oleh karnanya Querra tidak bisa memesan grab atau mengabari orang rumah .
"Mahh , lelah aku mah , kutuk ajalah jadi cecan" gumamnya merasa hampa seorang diri yang kian sudah duduk dibawah atap halte . Awan semakin gelap , 30 menit lamanya tak ada tanda tanda taksi lewat . Suara gemuruh dilangit sudah bersenandung . Tak lama lagi airnya pasti terjun .
Duarr!
Querra menegang , suara gemuruh disertai kilat ini sangat kencang , tubuhnya gemetar , rintik air mulai berjatuhan . Hari sudah mulai gelap , dirinya masih saja berada disini .
"Mah , Araa takut" ucap Querra lirih air mata sudah berada di pelupuk , genangan nya seperti ingin mencuat kepermukaan .
Hujan semakin deras , angin seperti menyorak porandahkan dirinya yang duduk seorang diri ."Kakak kenapa?"
Querra menoleh , ada dua anak kecil , satu perempuan dan yang bertanya barusan anak kecil laki-laki berusia 5 tahun sepertinya .
"Aku gapapa" Querra menyunggingkan senyum seolah semuanya baik baik saja .
"Kakak kenapa gapulang?" Bocah ini duduk dibawah lantai yang sudah basah serta kotor , hatinya terasa dicubit cubit . Querra menggeleng lembut .
"Kamuu kenapa ga pulang??" Querra bangkit dari duduk nya , menggendong anak laki-laki kecil untuk duduk diatas pangkuan nya . Dan menggenggam anak perempuan yang mungkin umurnya masih berusia 8 tahun .
"Kita gak punya rumah , bisa makan aja kita udah Alhamdulillah" anak perempuan yang baru saja berbicara seraya tersenyum ikhlas . Ikhlas oleh takdir hidup nya , Querra tidak sanggup lagi untuk menahan air matanya . Hatinya sakit , sakit sekali .
"Tuhaan , terima kasih , terima kasih banyak atas semua yang engkau titip atas dasar nikmat dikehidupan Ara , mamah , makasih banyak mah , makasiiiih banyakk""Emang orang tua kamu kemana?"
"Ibu saya meninggal waktu ngelahirin adik saya , bapak yang banyak hutang sana sini akhirnya kabur dan satu-satunya buat ngelunasin hutang bapak ya cuma jual rumah" Querra sudah tidak tahan lagi , Buru-buru iya memeluk keduanya , seberuntung ini hidupnya , senikmat ini hidup nya , ada ditengah keluarga yang lengkap serta ekonomi yang lebih dari cukup .
Querra merasa menjadi orang paling gagal didunia ini , ketika dirinya kurang mensyukuri apa yang dia punya , dan diluar sana banyak orang yang bahkan tak secuil pun punya apa yang dia punya ."Nama kamu siapa?"
"Saya Raya , dan adik saya Reno"
Querra menyeka air matanya yang deras seperti hujan yang turun malam ini . Keadaan sangat gelap , hanya lampu tamaram yang menghiasi pinggir jalan untuk menerangi ketiganya .
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERRA
Teen FictionClose your eyes and make a wish :) Follow sebelum membaca , jangan Lupa Vote and Komen Yaaa:)