"Bay, Wawan dan Andika di mana?" Tanya Ben.
"Belum datang, pak. Mungkin sebentar lagi."
Sementara mereka bercerita, dari luar terdengar deruman suara dua motor dari arah parkiran.
"sepertinya itu mereka, pak."
Dari balik pintu dapur, Andika dan Wawan masuk ke dalam ruangan sambil tertawa-tawa kecil. Alangkah terkejutnya mereka lantaran di dapur ada Ben dan Bayu. Keduanya menjadi salah tingkah. Kata-kata seperti menjauh dari mulut mereka. Yang ada hanyalah pandangan mata satu dengan lainnya untuk beberapa saat lamanya. Namun Ben memecahkan keheningan dengan terlebih dahulu menyapa mereka berdua.
"selamat pagi bapak-bapak muda yang ganteng, ceria amat pagi ini." Bayu terkikih-kikih melihat dua kawannya yang salah tingkah dengan sapaan Ben. Wawan dan Andika menahan tertawa mereka, "ada apa sih? Kalian kok bertingkah aneh?" Tanya Ben.
Setelah berhasil menenangkan diri dengan menarik nafas dalam-dalam, Andhika menjawab Ben, "maaf Pak, kami masih belum terbiasa dengan adanya Pak Ben di sini. Tadi kami kira Bapak masih ngorok di kamar. Eh ternyata sudah ena-ena sama Bayu di dapur."
"Ngarang kalian yah!" celetuk Ben. "Kalian sudah sarapan apa belum?"
"sudah sih pak." Jawab Wawan. "tapi kalau mau diajak sarapan lagi, saya enggak nolak pak. Soalnya ini kali pertama saya nyarap bareng boss besar."
"Hahahahahahaha..." tawa Ben. "Ya udah, ayo gabung enggak usah malu-malu."
"terima kasih pak."
"Wan, tiga hari lagi aku akan pulang." Ben membuka percakapan. Wawan, Bayu dan Andika semuanya menatap mata Ben dengan penuh perhatian. "Hari ini aku ingin berkunjung ke pantai pasir putih yang ada di sebelah tanjung itu."
"Jadi gimana pak?" tanya Wawan.
"Kamu bisa temani aku gak?"
"Tapi untuk ke sana enggak ada jalan Pak."
"Yeh, udah tahu dodol. Maksud aku, kamu kan punya perahu, kita pake perahu kamu aja. Nanti tinggal aku kasih tagihan untuk bbm dan sewa perahunya. Masalahnya perahu yang di pesan di Pak Imam belum selesai pengerjaannya. Masih ada dua atau tiga minggu lagi kata beliau."
"Pak, kita berdua bisa ikutan gak?" tanya Bayu.
"harus dong. Biar lebih seru."
"boss kita emang legend nih!" celetuk Andika.
"Kita berangkat sehabis sarapan ini yah. Oh yah, tolong telpon ke resort untuk siapin perlengkapan aku. Kalau kalian mau snorkeling juga, jangan lupa bilang ke orang-orang di sana untuk lebihin alat-alatnya. Bayu, telpon Mba Yosi buat pesan makanan siang karena aku mau sampe sore di sana. Terus Andika kalau bisa bilang ke Adam dan Ali rencana kita, dan siapin air galon yah." Titah Ben.
"Baik pak boss."
Hari sedikit berawan saat mereka memulai perjalanan. Perahu berjalan pelan. Dari kejauhan terlihat ada beberapa nelayan yang sedang menangkap ikan. Burung camar terbang berputar-putar mengikuti arah angin. Sementara itu, tak jauh sekawanan lumba-lumba sedang berburu ikan tuna.
"Wuih Pak Boss, ada lumba-lumba tuh."
"Mana, mana?" tanya Ben penasaran sambil berlari ke arah depan perahu. "Wan kita dekati mereka bisa gak?" Teriak Ben.
Dari jauh Ben sudah menduga bahwa kawanan lumba-lumba ini adalah lumba-lumba spinner. Wawan menaikkan kecepatan perahu. Seekor lumba-lumba mengejar perahu itu. Kemudian seekor lainnya menyusul. Tak jauh dari perahu, terlihat seekor anak lumba-lumba sedang diajari induknya untuk melompat keluar dari air. Ben berhasil mengabadikan beberapa momen keluarnya lumba-lumba dari air itu dengan kamera smartphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indah bersama Mereka
RomanceBen adalah seorang pria muda, kaya dan baik hati. Dia hidup bersahaja dan tetap rendah hati dalam pergaulannya. Dia adalah orang yang pandai bergaul, tapi juga pinter untuk menutup diri dari segala hiruk pikuk dunia. Temannya banyak, datang dari ber...