Ferdinand Jimmy

4.6K 101 13
                                    

Sore Ben

Sore. Kamu gimana kabar?

Baik bro. kamu?

Sama, baik juga bro.

Oh ya? Soal pinjaman kamu yang lima ratus juta itu bagaimana ya bro? Apa aku harus lapor ke polisi untuk penyelesaiannya? Kamu itu adalah teman aku bro, dan aku enggak mau mempolisikan temanku sendiri.

Maaf bro. bisnisku sedang bermasalah waktu lalu. Jadi aku kehilangan hampir semuanya.

Kenapa kamu baru bilang sekarang?

Aku takut kalau-kalau kamu akan marah.

Seharusnya memang aku marah sama kamu. Kamu tahu, untuk menjebloskan kamu ke penjara gampang sekali. Kenalanku di kepolisian tidak sedikit.

Maaf Ben.

Maaf tidak menyelesaikan masalah bro. Begini saja, lantaran ini sudah hampir dua tahun, aku mau ada bunga dari pinjaman kamu itu.

Bunga bro?

Iya bunga!

Aduh gimana ya Bro? berapa persen?

Aku enggak mau bunga berupa uang bro!

Terus?

Kamu ke rumahku hari sabtu atau senin malam. Kita bicarakan terms and conditionnya, gimana?

Baik bro.

Begitulah percakapan whatsapp antara Ben dengan Ferdinand. Pria tampan yang berhutang paling banyak pada Ben. Ben sudah menunggu kurang lebih dua tahun sejak masa jatuh tempo pelunasan utang itu. Dia cukup sabar dengan Ferdinand lantaran Ferdinand adalah rekan bisnisnya di masa lalu. Ben selalu percaya bahwa Didi tidak akan membohonginya. Hanya saja beberapa waktu lalu Ben kembali aktif dengan sosial medianya dan pada time linenya muncul status Didi yang sudah memiliki rumah baru dan unit kendaraan baru. Kebetulan Didi – begitu Ben memanggilnya untuk membedakan dia dari Ferdinand-Ferdinand yang lain, yang memulai percakapan via whatsapp terlebih dahulu. Hal ini bagai gayung bersambut untuk menanyakan perihal pinjamannya.

Bro, aku datang jam berapa? Tanya Didi via whatsapp.

Jam 7 malam aku sudah di rumah, Bro.

Nanti di sana ada siapa-siapa bro?

Hanya ada aku dan beberapa teman saja.

Aku malu bro.

Tenang saja, kamu akan aman dengan mereka. Lagipula mereka teman-teman dekat aku seperti kamu juga.

Baik lah.

Pada waktu yang sudah ditentukan Ferdinand benar-benar datang. Dia mengendarai CRV sendirian. Dia memarkir SUVnya di halaman parkir. Ada Wisnu, Vanno, Ardi, Briand, Wiwin, Sharif dan Steve sedang latihan di gym dekat rumah. Ben sedang bersama dengan Aditya dan Arjuna sedang membahas perluasan bisnis di taman belakang. Ferdinand masuk ke dalam ruang tamu dan bertemu dengan seorang asisten Ben.

"Selamat malam, pak." Sapa sang asisten.

"Selamat malam. Saya ada janjian dengan Pak Ben malam ini. Beliau ada?" Jelas Ferdinand sopan.

"Anda pasti Bapak Ferdinand Jimmy. Mohon tunggu sebentar ya pak, silahkan duduk dulu. Saya akan memberi tahu bapak bahwa anda sudah tiba. Kebetulan beliau ada di gazebo belakang bersama dua pegawai dari kantornya."

"Baik."

Sang asisten segera meninggalkan Ferdinand yang segera duduk pada sebuah sofa empuk warna cokelat di ruang tamu. Beberapa saat kemudian Ardi, Wisnu dan Briand datang dari gym. Mereka melewati Ferdinand yang sedang duduk sendiri. Mereka hendak menuju dapur untuk minum.

Indah bersama MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang