"Hanya bisa diam. Karena untuk melawan, aku merasa terlalu lemah."
_Adiba Valeria•••••
Adiba terbangun dengan keadaan kepala yang pening luar biasa.
Badannya terasa sangat remuk. Belum lagi ingatan atas kejadian kemarin membuatnya trauma.Wajah para gadis yang menyiksanya begitu terekam jelas dalam memorinya.
“Huh, kamu harus lupa sama kejadian semalam, Diba.” Gadis itu berujar kepada dirinya sendiri.Memukul kepala, berusaha keras melupakan kejadian mengerikan itu.
Atensinya jatuh tepat pada perban di tubuhnya yang menutupi luka bekas kekerasan itu.Dahinya mengerut, pertanda bingung. Di sana, ada sepucuk surat yang terletak tepat di nakas yang berada di samping kasur king size miliknya.
“Jangan lupa makan. Gue uda siapin makanan di meja makan. Perbannya jangan lupa diganti. Jaga diri baik-baik selama gue gak ada di samping lo. Maaf untuk keterlambatan gue sebagai pelindung.” from your Angel.
Sepucuk surat yang mampu membuat jantungnya berdetak abnormal.
Lelaki itu lagi. Namun, ‘tak urung perasaan hangat datang menghampiri hatinya walaupun rasa takut dan bergetar itu lebih mendominasi.“Kamu siapa? Kenapa mau lindungi Diba?” Gadis itu bertanya pada angin. Seolah angin dapat memberi jawaban atas kebingungannya.
“Maaf, tapi Diba takut sama kamu,” gumamnya menatap kosong ke depan.
Dalam hati gadis itu bertanya, dirinya sangat ingin sembuh. Namun, kenapa keluarganya ‘tak memberi bantuan padanya.Mungkin keluarganya mengira bahwa dia tak ingin bangkit. Kenapa semenjak kejadian kemarin semua terasa lebih hampa dari biasanya.
Bundanya yang selalu menjadi kawan kini sudah sangat jarang menemuinya.Apa mungkin mereka sudah bosan dan menyerah menghadapi sikap dan ketakutannya?
Lamunannya terhenti saat mendengar sebuah notifikasi whatsapp yang berasal dari iPhone miliknya.
Dilihatnya, ternyata ada sebuah pesan dari Sang Kakak.
Abigail, kakak perempuan yang sudah tidak mengakui dirinya sebagai adik.“Kali ini gue berhasil rebut perhatian mereka. Gue harap, jangan sampai lo ngerusak momen indah ini. Gue mohon.”
Begitulah isi pesan singkat yang disampaikan Abigail. Sebuah video terkirim setelahnya.
Dalam video tersebut menampakkan wajah bahagia keluarganya. Tawa bahagia menggelegar menemani isakannya.Mereka tampak sangat nyaman tanpa keberadaannya.
Sebuah tusukan mampu membuat hatinya sesak dan terpukul.
Memberanikan diri melihat wajah Sang Ayah dan Kakak lelakinya.
Ditatapnya dengan seksama ditemani air mata yang terus saja bergulir dari mata bulat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adiba phobia [Complete]
Teen FictionSetiap orang memiliki latar belakang trauma yang berbeda-beda. Ada yang beruntung dapat melaluinya. Sementara, di lain pihak, ada pula yang terpuruk karena masih terikat oleh peliknya arsip yang mengerikan melanda hidupnya di masa lampau. Lalu, baga...