Chapter 4. Masa-masa persahabatan yang menyenangkan

201 20 2
                                    

Konichiwa, semuanya. Miu akan melanjutkan fanfic "Persahabatan Antar Waktu" chapter 4 ini. Selama liburan semester ini, Miu usahakan cerita fanfic ini selesai sebelum liburan berakhir. Miu takut cerita ini akan tertunda berhubung ketika Miu harus mengikuti kuliah semester dua yang lebih berat lagi. Miu harus mengejar target untuk memperoleh nilai yang terbaik.

Daripada mendengar celoteh author baru seperti Miu ini, lebih baik kita mulai menulis ceritanya. Sebelumnya, Miu minta maaf bila fanfic Miu ini ada kesalahannya dan bila ada yang merasa mengganjal pada fanfic Miu ini. Silakan semprot uneg-uneg para reader di review. Oke, mari kita mulai bercerita.

Disclaimer: Togashi Yoshihiro-sensei

Hak cipta sepenuhnya milik Togashi Yoshihiro-sensei

Miu minta izin untuk memakai karakter-karakter yang ada di dalam hunter x hunter ini, ya sensei ^-^

PENULIS: Syarah MIU

PRESENT

PERSAHABATAN ANTAR WAKTU CHAPTER 4

REVIEW

Killua pingsan lagi! Dia pingsan karena menemukan sebuah benda berbentuk kartu di tepi jurang dekat hutan pinus. Benda apa itu? Apakah itu mengingatkannya pada masa lalunya?

Getaran apa ini? Getaran itu makin lama semakin kuat saja. Membuat tubuh ingin meledak. Di mana ini? Getaran itu semakin dahsyat dan membuat seluruh badan terasa panas saja. Aku tidak bisa membuka mataku karena ketakutan terus menjalari tubuhku. Aku tidak bisa bergerak atau pun beranjak dari tempat dudukku yang bergetar hebat.

Lama sekali getaran itu membuat pesawat yang kukendarai tidak terkendali. Entah berapa lama guncangan ini akan berakhir. Entah beberapa detik. Entah beberapa menit. Entah beberapa jam. Entah berapa lama. Aku sendiri tidak tahu semuanya akan berakhir. Aku merasa malaikat maut akan menjemputku sebentar lagi.

WHUUUUING ... WHUSSSSSSSS ... BRAAAAK!

Sepertinya pesawatku menabrak sesuatu. Akhirnya aku merasa getaran itu lenyap seketika. Aku merasa badanku tidak terasa panas lagi. Aku ingin mengetahui apa yang terjadi tapi aku takut untuk membuka kedua mataku. Entah apa yang terjadi. Entah apa yang membuat semua ini berhenti. Aku menjadi penasaran untuk melihat semua ini.

Perlahan kedua mataku terbuka. Samar-samar kutatap pemandangan yang ada di depan mataku. Sebuah pemandangan yang indah. Aku berada di hutan pinus yang masih hijau. Aku takjub melihat keindahan hutan yang tak pernah kulihat selama ini.

KLAP

Pintu pesawat terbuka otomatis ketika aku keluar. Aku terengah-engah. Jelas sekali napasku sangat sesak ketika menempuh gempa waktu yang menerjang pesawatku. Aku memperhatikan keadaan sekitar. Aku tidak tahu aku ini berada di mana. Ini zaman apa? Ini tahun berapa? Aku tidak tahu. Wilayah ini sungguh masih segar dan asri. Berbeda di zamanku, abad 22. Yang kulihat hanyalah gedung-gedung tinggi yang hampir menutupi langit. Tidak ada pepohonan hijau dan rimbun sebanyak ini di kota Hunter tempat aku tinggal. Semuanya terlihat membosankan dan setiap hari aku hanya mengurungkan diriku di kamar serta belajar tentang teknik-teknik membunuh yang diajarkan langsung oleh ayahku, Silva Goldyck. Jika aku melakukan kesalahan, aku akan dihukum berat dan disiksa dengan sengatan listrik. Sehingga aku menjadi tahan terhadap listrik dan racun.

Aku bosan dengan ajaran yang diberikan oleh ayahku. Aku memberontak dan aku tidak ingin menjadi pembunuh bayaran seperti ayahku. Karena itu aku berkali-kali mencoba kabur dari rumahku yang begitu besar. Tapi, aku selalu gagal untuk kabur. Padahal aku sudah menghancurkan semua sistem keamanan rumah yang dikendalikan oleh komputer. Robot-robot penjaga telah aku hancurkan juga ketika mereka ingin menangkapku. Namun, hasilnya gagal dan akhirnya aku ditangkap oleh anak buah ayahku yang selalu berpakaian hitam itu. Lalu ayahku mendengar ulahku yang ingin kabur maka aku pun dihukum dengan siksaan yang lebih berat.

Persahabatan Antar WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang