Chapter 2. Berteman dengan Gon

371 26 5
                                    

Moshi moshi, Miu kembali lagi. Kali ini Miu akan melanjutkan cerita yang sempat tertunda. Terima kasih atas review para reader semuanya.

Miu akan sangat sibuk beberapa hari ke depannya. Karena itu, Miu melanjutkan cerita ini di saat liburan semester ini. Cerita ini terinspirasi dari kisah persahabatan Killua dan Gon. Sungguh cerita persahabatan yang sangat manis sekali.

Daripada banyak celoteh seperti ini, Miu akan melanjutkan ceritanya. Cerita ini terasa hidup jika mendengar lagu if by kana nishino karena cerita ini pas banget dengan latar belakang lagu ini.

Baiklah, SELAMAT MEMBACA YA ..!

PENULIS: Syarah MIU

PRESENT

PERSAHABATAN ANTAR WAKTU CHAPTER 2

REVIEW

Pesawat waktu yang dikendarai Killua dilanda gempa waktu yang bergetar sangat cepat sehingga menimbulkan mesin pesawat tidak dapat dikendalikan. Killua sangat panik dan tidak mampu membuka kedua matanya hanya pasrah menerima keadaan yang terjadi padanya. Apakah pesawat itu akan meledak? Guncangan semakin lama semakin sangat kuat. Badan Killua semakin terasa akan meledak.

WHUUUUUUIIIIIIIIING ...

WHUUUUSSSSSSH ...

Gelap sekali. Keadaan sangat gelap. Dimanakah cahaya yang menuntun itu akan ditemukan. Segalanya sangat sunyi. Dimana-mana kegelapan yang terlihat. Cahaya itu dimana? Samar-samar guncangan tak terasa lagi. Tidak terasa panas. Tidak ada bahaya yang mengancam jiwa. Perlahan-lahan kedua mata pun membuka. Sekilas seberkas cahaya muncul di pelupuk mata. Makin lama makin terlihat cahaya benderang menghampiri kedua mata yang bersinar terang.

Killua benar-benar membuka matanya selebar-lebarnya. Ia sangat kaget sekali melihat keadaan sekitarnya yang sangat asing. Dihadapannya kini sebuah kamar kecil yang berdinding batu coklat. Ada sebuah lemari kayu yang bersandar tepat di dinding batu itu. Killua benar-benar bingung kenapa dia bisa berada di kamar tersebut. Sejenak ia pun memperhatikan semua yang ada di kamar itu. Semuanya terbuat dari batu. Killua semakin bingung.

"Dimana ini? Dimana aku sekarang?" sahutnya pelan."Ugh.."

Killua memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Sakit itu sangat berdenyut. Ia pun meraba kepalanya yang sakit. Terasa kepalanya tersebut dibalut dengan kain perban. Killua pun berpikir. Siapakah orang yang telah membungkus kepalanya dengan perban? Kenapa dia bisa sampai di kamar kecil berdinding batu ini? Apa yang terjadi dengannya sehingga kepalanya terluka?

Belum sempat semua pertanyaan yang muncul di kepalanya terjawab, tiba-tiba pintu kamar terbuat dari kayu terbuka. Killua kaget setengah mati ketika melihat seseorang anak laki-laki berambut hitam dengan gaya jabrik muncul di balik pintu. Killua memandang tajam anak laki-laki itu.

"Oh, kamu sadar rupanya, syukurlah kalau begitu," kata anak laki-laki itu sambil tersenyum.

Killua hanya diam mendengarnya dan masih menatap tajam ke arah anak laki-laki itu. Anak laki-laki itu mendekatinya dan meletakkan baki yang berisi makanan dan minuman sedari tadi ia bawa ke atas meja yang terbuat dari batu. Killua memperhatikan penampilan anak laki-laki itu. Anak laki-laki itu mengenakan sweater berwarna hijau dan sebuah syal berwarna senada melingkari lehernya. Bawahan yang dikenakannya adalah celana jeans panjang berwarna biru. Sebuah sepatu boots menambah penampilannya yang terkesan seperti pakaian orang di kala musim dingin melanda. Sejenak Killua berpikir lagi. Siapakah anak laki-laki ini?

"Hei, kenapa kamu melamun? Apakah kamu baik-baik saja?" tanya anak laki-laki itu membuat semua lamunan Killua buyar begitu saja.

Killua mengangguk pelan. Anak laki-laki itu pun mendekatkan dirinya ke samping tempat tidur yang ditempati Killua lalu mengulurkan tangan kanannya.

Persahabatan Antar WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang