5. Demand or Coercion?

11 2 0
                                    

Sekarang aku sudah berada di dalam kelas. Suasana kelas lagi lumayan sepi karna saat ini adalah jam istirahat dan tentu banyak murid yang berada di luar kelas. Sedangkan aku memilih untuk bersantai, berhubung aku belum lapar.

Drrrtt.. drrrtt..

Aku mengangat kepalaku saat mendengar sesuatu yang bergetar. Seperti suara handphone?

Aku mencari sumber suara yang ternyata berasal dari laci meja Rey.

" Ambil nggak ya? " Monologku.

Sudahlah, nanti kalau aku angkat dia nongol eh nanti dia malah salah paham.

Aku mengabaikan suara getaran itu dan kembali meletakkan kepala ke atas meja dengan beralasan tangan ku sendiri yang terlipat.

Suara itu berhenti namun sialnya si penelepon terus menghubungi nomor Rey itu.

" Arrggh.. ".

Aku memungut hp Rey dalam laci mejanya dan menekan tombol terima.

" Ha- "belum sempat aku bicara.

" Rey, papa tau sesuatu tentang gadis itu. Dia sekelas sama kamu. Kalau nggak salah na- " sesuatu dengan cepat menyambar benda yang ada di tanganku ini.

Aku menoleh. Tuhkan, si pemilik hpnya datang.

Rey menatapku sinis. " Hallo? ".

Aku menghela nafas dan kemudian kembali mengambil posisi semula.

" HA??! " Teriak Rey, alhasil membuatku sedikit terkejut.

" Woi! Kalem dong, kaget nih gue " ketusku.

Rey tidak menyahut, malah menatapku dalam. Kenapa tuh cowok, jatuh cinta pada pandangan pertama ke seorang Shito?

" Lo kenapa dah? ".

Rey mengalihkan pandangannya. Ekspresinya masih terlihat seperti orang yang terkejut.

" Papa yakin? ".

Oh, papanya yang nelfon. Beruntung banget sih pernah ditelfon papa, aku saja tidak pernah tahu rupa papa kandungku seperti apa.

" Yaudah deh, Rey tutup dulu yah " ucap Rey kemudian memasukkan hpnya kedalam kantong celananya.

" lancang banget sih ngambil hp orang sembarangan ".

Lah? Dia marah?

" Ya salah Lo lah, kenapa ditinggalin, hpnya berisik lagi bunyi Mulu ".

" Apa aja yang Lo denger? ".

" Au ah, gue ngambek. Lo gitu amat " aku berjalan keluar kelas dengan perasaan kesal.

...

Dan sekarang aku berada di rooftop sekolah. Setelah makan di kantin aku memilih untuk kesini dulu daripada kekelas dan bertemu dengan cowok nyebelin itu. Lagi pula ada banyak waktu lagi sebelum masuk kelas.

Tiba tiba aku mendengar suara langkah kali. Jarang jarang sih di sini ada orang yang mampir. Suara itu mendekat.

" Huh, akhirnya Nemu juga " itu Rey.

Dia nyari aku? Atau nyari di mana letak rooftop?

" Ngapain Lo kesini? " Tanyaku sinis. Wajar, aku masih kesel dengannya.

" Gue nyariin Lo ".

Nyariin aku?

" Buat apa? "tanyaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dialogueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang