Chapter 3

124 17 4
                                    

Aries Kiki yang merasa terganggu, pun keluar dari ruang tengah, dan langsung menghardik mereka.

"Hei! Hei! Ada apa ini?!"

"Gu-guru Kiki. Jadi begini, ta-tadi... Anu, eunghh," Raki menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Jadi begini, orang asing ini mengaku bahwa dia bisa menyembuhkan Saori dari penyakitnya yang ia derita. Maksudku, dari keracunan makanan. Sejak kemarin, belum ada yang bisa menyembuhkan nya bukan? Nah, katanya, ia bisa menyembuhkan Saori." tutur Ara sembari melirik Neal sinis.

"Maaf, itu memang benar. Saya seorang pengembara. Namun, saya bisa menyembuhkan Saori. Tapi, lebih baik saya pergi daripada dianggap sebagai orang tak berguna disini. Saya hanya bermaksud untuk membantu. Sekian, dan SAYONARA!"

Neal kemudian membalikkan badannya. Baru 3 langkah ia pergi, tangannya telah di tahan oleh Aries Kiki.

"Siapa yang mengajari mu untuk berbicara seperti itu kepada seorang Saint Gold?" tanya Kiki sembari memberikan tatapan tajam.

"Pada hakikatnya, semua manusia yang ada di dunia ini setara. Tidak ada manusia yang benar-benar sempurna. Semuanya harus makan, semuanya harus minum, semuanya punya hawa nafsu. Jika kau tidak makan, apa kau bisa hidup di jaman sekarang? Jika kau tidak mempunyai hawa nafsu, apa kau bisa merasakan kesenangan?" ujar Neal.

Ara dan kawan-kawannya terperangah mendengar penjelasan Neal. Aries Kiki hanya mengangguk.

"Aku menyukai mu. Mungkin, kau bisa membantu kita untuk menolong Saori," ujar Kiki.

"Hah?! Apa?! 'Mungkin'?! Kau tidak percaya kepada ku 100%! Memang, lebih baik aku pergi," ucap Neal ketus.

"Aahh, tidak! Aku percaya padamu! Tolong, bantu Saori ya..." keluh Kiki.

Neal mengangguk. Ia lalu dibawa ke Kuil Athena. Tempat dimana Saori berada.

"Siapa dia?" tanya Seiya.

"Namanya Neal. Katanya, dia bisa membantu kita untuk menolong Saori," jelas Kiki.

"Oh, ya? Benarkah? Jadi begini--" ucapan Seiya terpotong karena bisikan maut Kiki.

"Jangan menentangnya. Dia pandai berbicara," bisik Kiki.

Neal telah berhenti di depan ranjang Saori. Terlihat, wajah Saori pucat, pipinya tirus. Jemarinya seperti ranting pohon yang kering.

'Astaga, apa yang terjadi pada Saori? Kejadian apa yang bisa membuat Saori berubah seperti ini?!'

Rambut Saori juga menipis. Kadang napasnya tersengal dan memburu.

'Ada yang tidak beres!'

Neal memegang tangan Saori. Dingin. Neal terpaksa menggunakan kekuatan Angel nya untuk membantu Saori. Meskipun, ia belum bisa sepenuhnya untuk mengendalikan kekuatan itu. Ia takut. Sangat takut, jika Saori justru lebih parah daripada ini.

Tubuh Neal bersinar terang. Rupanya, ia sedang menggunakan kekuatan Angel nya untuk menyembuhkan Saori. Setelah 30 detik ia menggunakan kekuatan Angel nya, Neal pun pingsan.

Ara tersenyum sinis 'Dia belum bisa mengendalikan kekuatan itu rupanya. Lucu sekali kau Neal...' batin Ara.

Namun, ajaib! Perlahan tapi pasti, Saori membuka matanya.

"Saori!" teriak semua para Saint yang ada disana.

"Tidak mungkin!" teriak Reva.

Semua Saint yang ada disana langsung menatap Reva.

"Ah, anu. Itu... Maksudku, itu sungguh ajaib!" bohong Reva.

'Kok bisa si?! Itu kan racun permanen! Kok bisa disembuhkan?! Neal... Kamu jahat!' batin Reva.

Problems at the SanctuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang