Chapter 5

130 14 9
                                    

Happy Reading
🍁🍁🍁
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

Neal hanya tersenyum tipis. Ia segera bersiap untuk besok. Saat Neal akan merapikan poni nya, ia tertumbuk pada sebuah benda yang berada di atas meja. Ia mengulurkan tangan untuk mengambil benda itu. Sebuah foto. Neal segera menyibakkan foto itu.

'Tadi Saori bilang, aku harus mencari sisik naga bersama Ara. Kalau Ara curang... Kan bisa bahaya. Waduh, gimana ini.' batin Neal panik.

'Tapi, orang yang senantiasa jujur, maka ia yang akan menang kan. Sudah lah, yang penting aku jujur saja.' batin Neal.

Neal memutuskan untuk berkeliling di Sanctuary. Saat Neal berjalan disana, terdengar orang berbisik-bisik tentang nya.

"Yo! Itu adalah orang yang sadis! Dia pasti akan membunuh Athena!" teriak seorang pria paruh baya.

'Lah, aku sih bodo amat ya.' batin Neal.

"Memang, lebih baik anak itu di buang. Anak macam kau! Dimana orang tua mu? Bagaimana reaksi orang tua mu ketika melihat kau seperti ini!" ujar salah satu wanita yang ada disana.

Neal memutar bola matanya malas.

"Kak Neal!" panggil Raki dari kejauhan.

Neal memutar badannya. "Kenapa?"

"Raki cari-cari loh! Ternyata ada disini toh."

Neal mengangkat alisnya, menuntut penjelasan lebih lanjut. "Ikut Raki yuk!" ucap Raki sembari menarik tangan Neal.

"E-eh,"

Raki mengajak Neal untuk pergi ke tepi danau. Saat sampai, Neal terpana akan pemandangan disana. Indah, sangat indah malah. Di sisi kanan, terdapat gunung-gunung yang berjejeran. Rapi sekali. Di sisi kiri, terdapat padang bunga yang sangat indah. Udara disana juga sejuk sekali.

Neal menarik napas nya. Ia merasa menjadi sangat tenang. Burung-burung berkicauan, suara air mengalir, dan udara yang sangat sejuk.

Uh, siapa sih yang nggak suka pemandangan begitu?

"Jadi?" tanya Raki.

"Huh?"

"Jadi Kakak merasa tenang bukan? Sudah lah, abaikan saja hujatan mereka. Nanti juga, mereka bakal tahu sendiri siapa yang salah kan. Ingat, yang sayang sama Kakak itu banyak. Gak cuma Raki. Banyak orang-orang yang mendukung Kakak daripada si Ara." tutur Raki.

"Iya sih, tapi--"

"Cuma satu kata, yang pasti bisa membantu Kakak. Move on Kak. Kakak harus bisa move on."

DEG!

'Bener juga sih, tapi kan... Masalahnya, Ara itu temen kecil aku. Cuma dia yang ku punya. Tapi yah... Gimana yah...'

"Halo!! Kring!! Kring!! Kok ngelamun?" tanya Raki mengagetkan Neal.

"Gomenne. Ya, gimana ya... Bingung juga si." Neal menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal.

Problems at the SanctuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang