Chapter 4

105 16 1
                                    

Happy Reading

🍁🍁🍁
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

Neal tiba-tiba saja tersenyum. Ia memandang indahnya langit malam. Udara sangat dingin di luar sana.

"Neal," panggil Yuna.

Neal mengangkat kepalanya. "Ya,"

"Kenapa kau tidur diluar?" tanya Yuna.

"Aku mendengar suara bising dari dalam sana. Lalu, aku ke ruangan itu. Kupikir kosong, ternyata sudah Ara disana. Jadi ya... Beginilah," ucap Neal berbohong.

"Oh... Ya sudah, met malem ya," kata Yuna sembari meninggalkan Neal disana. Sendirian.

~o0o~

Keesokan paginya. Neal perlahan membuka matanya. Ia memegang pipi yang di tampar Ara semalam.

"Aw! Kenapa masih sakit," ucap Neal sembari memegang pipinya.

Neal berdiri dan berjalan menuju Kuil Athena. Ia sudah membuat janji dengan Saori waktu itu.

"Neal!" panggil Kouga dari kejauhan.

Neal menghampiri Kouga. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku. "Ya,"

"Aku hanya... Eh?! Pipi mu merah?! Kenapa?!" tanya Kouga panik.

"Ini blush-on," ucap Neal tenang.

"Kau pakai make-up?" tanya Kouga.

"Hanya blush-on,"

"Tapi ini merah banget," ucap Kouga sembari menyentuh pipi Neal.

Neal memukul tangan Kouga. "Jangan di sentuh! Iya aku tahu, ini sangat merah. Aku memakaikan nya terlalu banyak semalam," ucap Neal berbohong.

"Kau pakai blush-on malam-malam? Untuk apa?"

'Ya ampun Kouga... Pertanyaan mu banyak banget si?! Minta digebuk ni anak,' batin Neal kesal.

"Lupakan saja!" ucap Neal sembari meninggalkan Kouga.

Neal bersiul sembari berjalan ke Kuil Athena. Ia menarik napas panjang, agar dirinya tenang.

"Wah, wah, wah! Lihat, siapa yang disini?" tanya Ara sinis.

Rupanya, Ara telah bersiap dengan kawanannya di depan Kuil Athena. Ara menghampiri Neal.

"Pipi mu merah kenapa?" tanya Ara sembari mendekatkan wajahnya ke Neal.

"Blush-on Kakak," ucap Reva.

"Ahahaha!!" Ara dan kawan-kawannya tertawa terbahak-bahak.

"Blush-on ya. Kok merah amat," ucap Soni. Nadanya terdengar mengejek.

Lagi-lagi, mereka tertawa.

"Satu lawan enam?! Mana mungkin dong!" ucap Ara sembari menonyol kepala Neal.

Neal mengepalkan tangannya. Ia berusaha untuk mengendalikan emosinya.

'Sabar, sabar,' batin Neal.

Problems at the SanctuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang