39. Cinta Jangan Ditahan

265 66 17
                                    

"Kalian mau jalan-jalan ke mana? Rapi banget. Sebentar, dari dandanan kalian, aku bisa menebak, sepertinya kalian mau ke pantai. Iya, kan?" tanya Lintang, mengalihkan perhatiannya ke teman-teman Rhea yang masih terdiam hanya menatap Lintang dan Rhea dengan mulut setengah terbuka.

Mereka baru tersadar dengan pertanyaan Lintang itu, lalu buru-buru semua mengangguk mengiyakan.

"Aku antar boleh?" tanya Lintang lagi sambil menatap mata teman-teman Rhea satu per satu bergantian.

"Boleh dong. Asyik dianterin. Nggak apa-apa kan, Rhe?" jawab Ara lalu menoleh ke Rhea meminta persetujuannya.

Rhea masih tampak kesal. Tetapi diantar Lintang memang lebih praktis daripada mereka harus menunggu bus lagi, kemudian naik delman menuju pantai.

Rhea akhirnya mengangguk walau pun masih terlihat sedikit memberengut. Dia juga terpaksa duduk di samping Lintang yang menyetir.

Tetapi dia masih menolak bicara dengan Lintang. Selama perjalanan menuju Pantai Glagah.

Akhirnya yang saling berbincang-bincang hanya Loli dengan Lintang. Loli menanyai Lintang tentunya dengan konsep 4W + 1H andalannya.

1. Who : Siapa Lintang sebenarnya?

2. What : Apa yang terjadi antara Lintang dengan Rhea?

3. Where : Di mana Lintang tinggal sekarang?

4. When : Sejak kapan Lintang mengenal Rhea?

5. How : Bagaimana awal mula pertemuan mereka dulu?

Lintang menjawab semua pertanyaan Loli itu dengan lancar, sesekali dia melirik Rhea seolah meminta persetujuan Rhea atas jawabannya. Tapi Rhea hanya diam. Dia menatap lurus ke depan dengan wajah masih memberengut. Sesekali Anka, Ara dan Kanya ikut bertanya.

"Oke, dari hasil wawancaraku tadi, aku berkesimpulan, Lintang ini calon suami yang baik dan tepat buat Rhea," kata Loli seraya tersenyum lebar.

"Betuuuul!" sahut Anka, Ara dan Kanya berbarengan sambil mengangguk-angguk setuju.

Lintang tertawa bahagia, sementara Rhea masih saja memberengut menahan kesal.

Tak lama mereka sampai di Pantai Glagah. Wisata pantai ini sederhana, jauh sekali dibandingkan dengan Pantai Marina yang tergolong megah. Namun justru keasliannya menawarkan nuansa tersendiri.

Baru pukul sembilan pagi, matahari sudah bersinar terik memanaskan pasir pantai yang hitam legam. Ombak bergantian datang dan pergi menuju pantai.

Geng Jojoba langsung menyerbu pantai diikuti Lintng yang tersenyum lebar melihat tingkah gadis-gadis itu. Kemudian dia melirik Rhea yang masih saja diam. Dia tahu gadis kesayangannya itu sedang merasa kesal sekali padanya, karena itu dia tak ingin mengusik Rhea. Dia hanya ingin membantu mengantar jemput Rhea dan teman-temannya.

Mereka asyik menikmati Pantai Glagah sampai terdengar azan Zuhur. Mereka beristirahat selain karena panas semakin terik.

Ara, Kanya, Loli dan Lintang menuju musola kecil untuk salat Zuhur. Anka dan Rhea yang sedang berhalangan tidak ikut serta. Mereka menunggu di sebuah kedai yang menjual es kelapa muda.

"Jadi, kamu beneran udah tunangan sama Lintang ya, Rhe?" tanya Anka di sela-sela keasyikannya menyeruput es kelapa yang dingin segar.

Ini kesempatan baginya untuk mengetahui bagaimana perasaan Rhea sebenarnya. Sejak tadi Rhea hanya diam, jelas sekali memendam perasaan kesal.

"Itu kesepakatan orangtuaku dan orangtua Lintang tanpa persetujuanku," jawab Rhea.

"Tapi aku perhatiin, Lintang tuh beneran sayang sama kamu, Rhe. Dan kamu juga suka sama Lintang, kan?" tanya Anka lagi.

JOJOBA : Jomlo-Jomlo BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang