8

56 6 0
                                    

Berlalunya waktu, malam datang menyapa disaat Minseok dan Luhan masing duduk ditepi sungai

"Minseok Hyung, Luhan Hyung, Ayuk makan malam, semua sudah menunggu" teriak Baekhyun dengan nyaring dari tengah jalan

"Nee"

"Ayuk Luhan, jangan terlalu dipikirkan, mari kita makan dulu" ajak Minseok yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Luhan

Semuanya berkumpul didalam rumah untuk menyantap makanan, tidak berapa lama Minseok dan Luhan datang bergabung

Setelah semuanya selesai menyantap makanan, ada yang bermain, ada yang mencuci perabotan makanan yang baru saja digunakan, ada yang berbincang

Luhan dan Yifan keluar rumah untuk duduk didepan teras memandang langit malam yang dihiasi dengan banyak bintang

"Luhan, apa kamu sudah menceritakan pada Minseok Hyung?" Tanya Yifan

"Belum, aku masih belum tahu mau mulai menceritakan dari mana"

"Ya, sebenarnya kalau menurutku ada lebih baiknya menceritakan mengenai kekuatan yang kita dapat secara tiba-tiba pada orang lain, siapa tahu ada yang bisa menjelaskan" jelas Yifan sambil menatap Luhan

"Benar kalau ada yang bisa menjelaskannya, tapi kalau kita dianggap aneh atau sebangsa dengan penyihir bagaimana? Zaman ini terlihat masih zaman dulu, aku tidak berani mengambil resiko menceritakan itu" jelas Luhan

"Kalau saja saat aku tanpa sengaja menolong Yixing tidak terlihat olehmu, kita juga tidak akan bisa berbincang-bincang seperti sekarang karena aku yakin kamu yang lebih dulu mendapatkan kekuatan itu tidak akan menceritakannya padaku kan?" Lanjut Luhan

Flashback on

' Ini dimana?'

"Hei, ada seseorang disini?" Teriak Luhan yang baru tersadarkan dibawah pohon samping bangunan runtuh

"Pa, ma, kalian dimana!?"

'Tempat apa ini? Kenapa aku bisa disini?'

"Hei, siapa tadi yang berteriak? Bisa tolong bantu aku?"

'ada orang'

"Teruslah berbicara, aku akan kesana"

Secara perlahan Luhan mengikuti arah suara yang terus memanggilnya yang mengantarkan dia pada seorang remaja laki-laki dalam keadaan tengkurap sedang tertimpa reruntuhan puing bangunan di setengah badannya

"Hei, kamu tidak apa?" Tanya Luhan memastikan lebih dulu

"Maaf, apakah kamu ada sedikit air, aku haus dari tadi"

"Ah sebentar saya Carikan dulu"

Luhan mencari botol air yang mungkin ada disekitar reruntuhan, tapi tidak menemukan air yang bisa diminum karena rata-rata air yang dia temukan sudah tercampur dengan debu dan puing bangunan

"Maaf, akan lebih baik aku mengangkat puing ini dulu biar kamu bisa leluasa bergerak, bagaimana?"

"Ah ya, kenapa tidak terpikirkan olehku, mohon bantuannya maaf merepotkan"

"Tidak merepotkan"

Luhan secara perlahan menyingkirkan puing-puing yang menimpa remaja itu dan tersisa 1 puing besar yang tidak bisa digeser sama sekali oleh Luhan

"Maaf, bisakah kamu menunggu sebentar, puing ini terlalu berat, aku akan mencari bantuan seseorang untuk membantu menyingkirkan puing ini, bagaimana?" Tanya Luhan dengan keringat yang sudah menetes

Pohon Kehidupan ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang