Itachi menciumi Hinata yang terlelap sampai ia kehabisan nafas dan membuat Hinata mengerang dalam tidurnya. Setelah puas melakukannya, bahkan meninggalkan satu love bite di bahu kiri Hinata, Itachi pergi mandi air dingin untuk membantu meredam hasratnya. Melihat Hinata yang kesakitan tadi, Itachi tidak tega untuk berbuat lebih.
Seusai mandi dan mengeringkan diri, Itachi tidak bisa menahan godaan untuk tidak memeluk tubuh Hinata yang tampak sangat lembut dan hangat yang sedang tertidur tanpa daya di atas kasurnya. Ya ampun siksaan ini... Itachi hanya bisa memeluk saja.
Tidur sambil memeluk Hinata sangat nyaman. Bahkan terasa lebih nyaman saat ia melepaskan jubah tidurnya. Kini kulit Hinata langsung bersentuhan dengan kulitnya. Sentuhan langsung kulit dengan kulit yang menyebabkan tubuh mengeluarkan bahan kimia yang membuat diri menjadi tenang.
Hinata juga sepertinya senang dalam pelukan Itachi. Dalam tidur ia meringsek mendekati kehangatan Itachi, tanpa sadar menyamakan posisi kepalanya di atas dada telanjang Itachi.
Itachi terdiam. Apa yang sebenarnya sedang ia lakukan saat ini? Bukankah Itachi membenci wanita ini dan sudah bersumpah tidak akan pernah menginginkannya lagi? Ia tahu ia tidak seharusnya merasa bahagia berada di samping Hinata seperti ini. Ia sangat tahu, tapi... melihat Hinata tertidur dengan sangat nyaman di pelukannya... seolah Hinata yang berada di sisinya ini adalah takdir semesta yang tak terbantahkan.
Itachi menghela nafas lelah. Tidak ada gunanya hatinya memungkiri semua ini lagi. Biarkan Itachi jujur, walau Hinata tidak akan pernah tahu.
Aku sebenarnya masih sangat mencintaimu... Hinata.
000000
🎶🎶Ha! How'd you like that!🎶
Di antara mimpi dan sadar, Hinata mendengar suara dering ponselnya. Ia mencoba membuka matanya yang berat dan menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku. Kasur yang ia tiduri terasa sangat empuk dan nyaman. Serta walaupun ia hanya mengenakan pakaian yang terasa lembut dan tipis, tapi seluruh tubuhnya dilingkupi perasaan hangat bagai dalam balutan selimut bulu.
Tapi ini bukan selimut, melainkan dekapan hangat seorang pria berambut hitam, yang tertidur tanpa busana, dan saat ini sedang menggeliat baru terbangun.
"!!! Kau...!"
Itachi mengabaikan Hinata yang tampak shock. Ia melepaskan pelukannya pada Hinata dan berguling untuk meraih ponsel Hinata di meja bedside. Itachi menjawab panggilan telpon Hinata dengan suara serak khas bangun tidur.
"Ya?"Eh? Eh? Eh? Apa yang Itachi lakukan?? Dasar tidak sopan!! Bagaimana mungkin Itachi dengan lancang mengangkat panggilan telepon di ponsel pribadinya?? Apalagi pada pukul segini dan dengan suara seperti itu?? Siapa pun yang berada di ujung sana pasti salah paham!!
Hinata masih kesulitan mengubah posisi tidurnya menjadi duduk karena kepalanya yang berat dan tubuhnya yang kaku-kaku. Ia juga masih mengalami disorientasi tentang kenapa ia bisa sampai berada di atas tempat tidur ini, kenapa ia bisa tidur dengan nyaman di dalam pelukan seorang pria telanjang, dan kenapa ia bisa memakai lingerie tipis ini?? Yang lebih penting lagi, apa yang sudah mereka lakukan tadi malam???
Hinata mendengar Itachi menjawab lagi.
"Iya, saya suaminya. Mohon maaf pagi ini Wadir Hyuga masih belum bisa menerima telepon..." Itachi beranjak turun dari tempat tidur masih berbicara di ponsel Hinata, menjauh dari jangkauan tangan Hinata. Ia memakai jubah tidurnya sambil tersenyum miring pada Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Black Love
RomanceHinata Hyuga muncul di upacara pernikahannya dengan baju pengantinnya yang berwarna hitam. Ini adalah pernyataan perang terhadap suaminya, Itachi Uchiha.