Chapter 8

3.4K 211 5
                                    

            ──────────────
                  - ̀ Chapter 8 ́-
            ──────────────

"neee...nii-chan, jaga dirimu baik-baik ya!!" Himawari melambaikan tangannya kearah Boruto. "Hinata-chan, perhatikan Boruto ya" ucap Naruto takut anak masa depannya berbuat onar seperti dirinya dulu, "apa maksud tou-chan dattebasa?! Di masa depan tou-chan bilang aku harus menjaga kaa-chan dan Himawari, apa ini sekarang dattebasa!!" Boruto protes dengan tingkah ayahnya di masa lalu ini.

"daijobu nanadaime, jika dia berulah, aku akan menghentikannya" ujar Sarada dengan mengepalkan tangannya didepan dada, Boruto berdigik ngeri mendengar nada bicara Sarada.

"Himawari-sensei!! Semoga berhasil dalam latihannya" Inojin menyemangati Himawari yang akan pergi berlatih bersama Naruto di Gunung Myoboku.

"hm... kakak Himawari yang sebenarnya siapa?" sindir Sai kepada Boruto, Boruto yang merasa dirinya dibanding-bandingkan, bergumam dalam hati "ayah dan anak saja!! Mulut yang begitu pedas!!"

Ada Tsunade Sakura, Sai, Hinata, Sarada, Inojin dan Boruto yang berdiri didepan gerbang desa untuk melihat Naruto dan Himawari yang akan pergi berlatih sage mode.

"aku akan menghubungimu saat hasil otopsi dan interogasi sudah bisa dipecahkan" perkataan Tsunade membuat pikiran Naruto agak tenang. "Na-naruto kun, berjuanglah" Hinata menyemangati calon suaminya kelak, "Naruto, lakukan yang terbaik ya!!" kini Sakura yang menyemangati rekan timnya, "jika ingin menyerah, menyerahlah" perkataan Sai sukses mendapat tatapan tajam dari semua orang yang berada disana tidak terkecuali anaknya.

Fukasaku mengeluarkan sebuah gulungan dalam jubahnya, "eh... Itukan" Himawari belum menyelesaikan kalimatnya, "kalau begitu... Aku pinjam ayah dan anak ini ya" ujar Fukasaku seraya menatap semua orang yang ada disana. Naruto dan Himawari menghilang dalam sekejap diikuti kepulan asap yang banyak.

"tolong jaga dia" Tsunade menunduk sedikit kepada Fukasaku, "mereka menghilang?!" Boruto berteriak dengan sedikit histeris, "baka Boruto, itu adalah kebalikan jurus kuchiyose!!" Sarada lelah dengan kelakuan rekan timnya yang satu ini.

"kau juga semoga berhasil" setelah melakukan segel tangan Fukasaku juga ikut menghilang dengan asap yang banyak.

"baiklah!!" Tsunade berbalik ke arah desa, "mari kita berkonsentrasi memecahkan data yang ditinggalkan Jiraiya untuk kita" Tsunade berjalan ke arah kantor hokage.

꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷

"anata! Itu adalah masa saat Pain menyerang Konoha" seru seseorang dengan sangat panik. "kau benar Hime, tapi aku yakin anak-anak sedang baik-baik saja, mereka itu kuat" tutur seseorang lagi dengan nada meyakinkan.

"jadi... Apa kita akan ke desa? Naruto-kun" ujar orang tersebut bernama Hinata, "ya... Kita harus mengurangi risiko efek kedatangan masa depan dattebayo" orang yang bernama Naruto menanggapi. Mereka pun melompat untuk memasuki masa tersebut, sebelumnya mereka terjebak di ruang waktu, tanpa arah dan tujuan yang pasti, beruntung mereka berpikir dengan cepat untuk mencari jalan keluar.

"ini... Jounin pengawas desa" mereka memperhatikan disekitar, ada beberapa Jounin Desa Konoha yang tergeletak mati dengan besi menancap ditubuh mereka. "Hime... kita harus segera ke Desa, tapi kita tidak boleh terlihat" tutur Naruto dengan nada penuh kasih tapi tidak menutup raut kekhawatiran memikirkan keadaan kedua anaknya. "haik, anata" mereka pun melompati pohon-pohon untuk mencapai gerbang desa, Pain tidak menyadari kedatangan orang dari masa depan tersebut.

Boruto, Sarada, dan Inojin berdiri di gerbang desa, mereka menunggu kedatangan seseorang. Tiba-tiba kepulan asap muncul dan terlihat seorang anak perempuan bersurai indigo dan seekor katak besar disampingnya.

Terjebak di Masa Lalu (Naru-Boru Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang