Ujian kelulusan hari terakhir sudah di depan mata. Haechan yang sangat menanti-nantikan hari terakhir ujian terlihat lebih ceria diantara yang lainnya. Bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, kini mereka sedang duduk rapi di mejanya masing-masing.
Renjun sedikit gusar, dia kembali teringat dengan Mark. Sejak tadi malam, entah kenapa Renjun merasa tidak tenang. Beruntung ujian kali ini tidak terlalu sulit, jadi perasaan gusarnya tidak akan merusak ingatannya untuk ujian.
"Renjun, apa kau baik-baik saja?" tanya Jeno yang berada di depan Renjun saat menyerahkan kertas absen untuk Renjun tanda tangani.
Renjun mengangguk lalu menerima kertas itu, "aku baik-baik saja, kau tak perlu khawatir," kata Renjun pelan lalu menyerahkan kertas absen itu ke siswa yang duduk di belakangnya setelah selesai menandatanganinya.
Jeno hanya mengangguk lalu kembali ke posisi semula dan mulai menjawab semua soal. Sedangkan Renjun sedikit tidak fokus saat membaca soal, dia mengacak rambutnya lalu menggeram kesal. Renjun benci keadaan seperti ini.
"Huang Renjun, apa kau baik-baik saja?" tanya sang guru yang sedang mengawas.
Renjun sedikit tersentak lalu tersenyum, "Seonsaengnim, bolehkah saya izin untuk pergi kekamar mandi? Saya sedikit memiliki masalah," izin Renjun pada sang guru.
Gurunya hanya mengangguk dan mengiyakan, setelah mendapat izin, Renjun bengkit dan membungkukkan tubuhnya lalu keluar dari kelas. Berjalan perlahan menuju kamar mandi yang tepat berada di ujung lorong.
"Ada apa denganku? Tidak biasanya aku tidak fokus seperti ini," ucap Renjun sambil menatap pantulan dirinya di cermin setelah membasuh wajahnya. Menghela napas lalu bejalan keluar, kembali ke dalam kelas.
Dia akan memikirkan semuanya nanti, sekarang dia masih harus menjawab soal-soal ujian itu. Bisa kacau bila dia mendapat nilai buruk hanya karena perasaan aneh yang dia rasakan sejak semalam. Dia tidak ingin membuat orang tua dan keluarganya kecewa.
Tak sangka, waktu ujian sudah berakhir. Satu persatu siswa keluar dari kelas setelah sang guru mengizinkan mereka pulang. Berbeda dengan Renjun yang masih terdiam menunduk di bangkunya. Entah kenapa, Renjun sampai se cemas dan se khawatir ini, tapi dia tidak tahu apa yang dia khawatirkan sampai seperti ini.
"Renjun, sejak tadi kau terlihat sangat cemas, apa kau baik-baik saja?" tanya Jaemin saat menghampiri bangku Renjun bersama Haechan. Sedangkan Jeno langsung memutar kursinya menghadap ke bangku Renjun.
Renjun menghela napas lalu mendongak menatap teman-temannya, "akupun tak tahu," jawab Renjun singkat.
Tak lama Jisung dan Chenle datang, mereka berdua tidak memakai baju sekolah, kerena memang ujian kenaikan mereka sudah selesai, dan lagi mereka akan diliburkan selama ujian kelulusan.
Jisung dan Chenle kompak membawa beberapa cemilan khusus untuk kakak-kakaknya itu yang berhasil menjalani ujian sampai akhir. Melihat itu, Haechan langsung mengambil beberapa cemilan dan langsung memakannya. Yang lain hanya dapat menggelengkan kepala melihat kelakuan Haechan, sedangkan Renjun hanya tersenyum kecil. Entah kenapa mood-nya sangat buruk sekarang.
"Hyung, apa kau tak mau?" tawar Jisung yang juga ikut memakan cemilannya bersama dengan yang lain. Renjun hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Kalian makan saja, aku akan keluar sebentar," ucap Renjun lalu bangkit dan keluar kelas tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya.
"Ada apa dengannya?"
-
Renjun menyusuri lorong sekolah yang kosong, hanya sedikit siswa yang berlalu lalang. Wajar saja semua siswa sudah pulang, atau mungkin sedang bersenang-senang karena sudah bebas dari pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERITAS
Fanfiction"VERITAS & PSEUDOLOGOI" Renjun dan teman- temannya yang terus berusaha mencari keberadaan Mark yang menghilang. Mendapat bukti dan kebenaran yang di dapat dari petunjuk yang hanya dilihat oleh orang istimewa membuat Jaemin dan Jeno merasa ragu, menj...